25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik, 4 Pasien Negatif Corona, 1 Dipantau

RSUP Haji Adam Malik: Suasana di RSUP Haji Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, empat orang pasien sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Satu pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, satu dari RSU Murni Teguh Medan, satu dari Klinik di Medan, dan satu lagi dari RS di Padangsidimpuan.

“Setelah menjalani pemeriksaan secara intensif, keempat pasien tersebut tidak satu pun yang positif COVID-19 Karenanya, semua pasien dibolehkan pulang. Meski demikian, satu dari empat pasien itu masih dalam pemantauan selama 14 hari oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut,” jelas Koordinator Tim Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging (PINERE) RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP, didampingi Ketua Tim PINERE RSUP HAM dr Widirahardjo SpP (K) dan Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu (4/3).

“Mohon diingat ya, statusnya bukan dalam pengawasan tetapi dalam pemantauan (kondisi kesehatannya). Kalau dalam pengawasan, si pasien dirawat. Kalau dalam pemantauan, tidak dirawat,” lanjutnya.

Ade menyebutkan, empat pasien yang dirujuk tersebut berasal dari rumah sakit yang berbeda-beda. Pertama, dari RSU Padangsidempuan yang masuk pada Selasa (3/3) dini hari. Selanjutnya, dari RS Murni Teguh, masuk pada Selasa (3/3) malam. Ketiga, dari RSU Haji Medan yang masuk antara tengah malam atau dini hari Selasa (3/3). Terakhir, datang sendiri pada Selasa (3/3) malam setelah dari salah satu klinik di Medan.

Dijelaskan Ade, terkait satu pasien yang berstatus dalam pemantauan karena yang bersangkutan melakukan kontak fisik dengan Warga Negara (WN) Singapura, yang tidak jelas riwayat kondisi kesehatannya bagaimana. Artinya, apakah WN asing tersebut sakit atau tidak? “Pasien yang masih dalam pemantauan merupakan asal Medan. Sepengetahuan kami, pasien itu kontak fisik, yang dilakukan sewaktu dia bekerja (tukang pijat),” sebut Ade.

Ia mengungkapkan, meski pasien dalam pemantauan oleh Dinkes Sumut, kondisi kesehatan yang bersangkutan ketika dirujuk dalam keadaan baik atau sehat dan stabil. Pasien tersebut hanya mengalami batuk ringan, tidak ada demam. “Kita juga sudah tanyakan apakah ada riwayat demamnya, ternyata tidak. Intinya, kondisi pasien cukup stabil dan sudah diluar masa inkubasi,” terang Ade.

Dia mengaku, sewaktu dirujuk ke RSUP HAM, baik pasien yang berstatus dalam pengawasan maupun ketiga pasien lain, dilakukan pemeriksaan mulai dari fisik, darah, foto toraks dan sebagainya. “Memang ada salah satu pasien riwayat perjalanan ke Singapura, akan tetapi sudah lama sekitar satu bulan lebih. Pasien ini datang sendiri ke kita pada malam hari (Selasa, 3/3),” cetusnya.

Ade menjelaskan, seandainya ada pasien yang positif Covid-19 maka untuk menyatakan itu tidak bisa langsung pihak rumah sakit karena harus dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu. Pengujian dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta dan mereka yang menyampaikan hasilnya nanti. “Indikator dinyatakan suspect Covid-19, harus ada gejala seperti demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius. Kemudian, batuk, nyeri tenggorokan, sesak nafas, hingga pneumonia,” tukasnya.

Kassubag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) menambahkan, meskipun satu pasien harus dilakukan pemantauan karena memiliki riwayat kontak dengan warga asing, pihak rumah sakit juga belum bisa memastikan bahwasanya warga asing tersebut terinfeksi virus corona ataupun tidak. “Untuk pemantauan bisa ditanyakan ke Dinkes Sumut, karena bukan kewenangan rumah sakit untuk memberikan penjelasan,” kata Rosa.

Sementara, Ketua Tim PINERE RSUP HAM dr Widi Raharjo SpP (K) mengatakan, untuk menghindari penularan Covid-19, diimbau agar sedapat mungkin menghindari keramaian, sering cuci tangan dan jangan menyentuh area wajah dengan tangan dalam keadaan tidak bersih. Selain itu, tetap menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan makan teratur, istirahat cukup dan rajin berolahraga.

“Sampai hari ini (kemarin, red) belum ada kasus suspect Covid-19 di (RSUP H) Adam Malik. Terkait pasien yang dipantau, kalau dia membaik maka berarti bukan (corona). Kalau (kondisinya) memburuk, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan,” tandasnya.

Sebelumnya, dikabarkan seorang tukang pijat di Medan diobservasi di RSUP HAM setelah memberi pelayanan kepada orang yang baru pulang dari Singapura. “Pasien sedang diobservasi,” ujar Dirut RSUP HAM, dr Bambang Prabowo kepada wartawan.

Bambang mengatakan, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan. Belum diketahui apa penyakit yang diderita tukang kusuk tersebut. “Sedang diperiksa lebih lanjut oleh DPJP (dokter penanggung jawab pasien) kami. Jadi belum bisa dipastikan diagnosisnya,” ucapnya.Terpisah, Kepala Dinkes Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menyebutkan, jika seorang yang dipantau itu dilakukan karena yang bersangkutan baru saja mengunjungi daerah terjangkit virus corona. “Meski dalam pemantauan, tapi si pasien sebenarnya dalam kondisi sehat,” ujar Alwi melalui sambung seluler.

Alwi menuturkan, pasien itu masuk ke rumah sakit dengan penyakit yang lain. Namun, lantaran ketakutan sehingga pasien tersebut datang ke rumah sakit untuk diperiksa. “Hal-hal seperti ini yang sangat dibutuhkan, artinya kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Dengan begitu, penyebaran bisa dapat dicegah,” jelasnya sembari menyatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan pasien hingga 2 pekan. “Kita pantau kesehatannya selama 14 hari dari mulai sekarang,” imbuhnya.

Tak jauh beda disampaikan Sekretaris Dinkes Sumut dr Aris Yudhariansyah. Aris menyampaikan, ada tiga kriteria yang ditetapkan terhadap kasus Covid-19. Pertama, pemantauan terhadap orang sehat yang baru pulang dari negara terpapar. Kedua, orang dalam pemantauan (ODP) berupa orang yang sakit seperti pilek. Ketiga, pasien dalam pengawasan (PDP) yakni yang mendapatkan perawatan di ruang isolasi.

“Untuk kasus pasien yang dirujuk dari (RSUP H) Adam Malik kemarin (Selasa, 3/3) masuk kategori ODP. Sebab, si pasien sudah dinyatakan sehat tapi masih tetap dilakukan pemantauan,” paparnya yang juga lewat sambung seluler.

Dijelaskan Aris, pemantauan itu dilakukan selama 14 hari terhitung sejak ia dipulangkan ke rumah. Nantinya, yang bersangkutan dimonitor setiap hari oleh petugas Dinkes Kabupaten/Kota dimana dia berdomisili terkait kondisi kesehatannya. “Masyarakat tidak perlu panik, karena pasien tersebut tidak termasuk dalam kriteria yang terkonfirmasi corona,” pungkasnya.

RSUD Kumpulan Pane Siapkan 8 Ruang Isolasi

Menyikapi penyebaran virus Covid-19, RSUD Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi sudah mempersiapkan 10 kamar dengan 8 ruang isolasi yang tempatnya di khususkan di rumah sakit tersebut. “Ruang Isolasi itu nantinya di peruntukan untuk yang terindikasi virus corona atau covid 19. Menyikapi masalah ini, warga Tebingtinggi jangan ikut panik dan melakukan aksi borong kebutuhan pokok, karena bisa menimbulkan kelangkaan sembako,” kata Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi, Selasa (3/3).

Dalam menangani penyebaran virus corona, pihak rumah sakit Kumpulan Pane juga sudah menyiapkan tim dokter khusus yang menangani hal itu, bahkan harus ada dokter 24 jam yang akan menangani apabila ada warga Kota Tebingtinggi yang terindikasi positif virus corona. “Kita juga telah melakukan kerjasama dan berkordinasi dengan rumah sakit Adam Malik di Kota Medan. Apabila ada positif, langsung kita amankan ke Medan,” paparnya.

Disambungnya, pihak Pemko Tebingtinggi juga berupaya melakukan imbauan kepada masyarakat untuk terus berupaya melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun. “Saya himbau masyarakat kembali jangan panik, jangan menyebarkan berita hoax terkait corona, berprilaku selalu hidup sehat,” pintanya.

RS Dolok Sanggul Tak Siapkan Ruang Isolasi

Sementara, RSUD Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, tidak menyiapkan ruangan isolasi sebagai tempat observasi pasien suspect virus corona. Namun begitu, rumah sakit milik pemerintah ini hanya mempersiapkan satu armada yang sudah dilengkapi alat pelindung sebagai proses transport untuk dirujuk ke RS rujukan.

Direktur RSUD Dolok Sanggul, dr Netty Simanjuntak mengatakan, rumah sakitnya dalam penanganan medis terhadap pasien yang diduga terkena virus Covid 19, tidak dilakukan. Mereka langsung merujuk pasien ke Rumah Sakit Tarutung sebagai rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. “Kita tidak menerima dan hanya dalam proses langsung ke rumah sakit rujukan, tugas kita memutuskan mata rantai penyebaran saja. Jadi kita tidak boleh menerima, langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan,” kata Netty menjawab Sumut Pos, Rabu (4/2).

Namun, kata dia, untuk mengetahui pasien diduga terkena virus tersebut, pihaknya sudah menyiapkan petugas khusus sebagai pihak penanganan kasus infeksi. “Jadi ada satu petugas kita sebagai petugas medis dalam penanganan kasus infeksi dan itu sudah kita siapkan,” terangnya.

Kemudian, persiapan lainnya, rumah sakit ini juga sudah menyediakan layanan informasi tentang kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan antisipasi penyebaran penyakit pneumonia berat ini. “ Jadi jauh hari sebelumnya kita sudah melakukan persiapan dan melakukan koordinasi kepihak dinas kesehatan maupun lainnya,” ujar Netty.

Dari 83 TKA, Baru 17 Diperiksa

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahaan dan Pemberantas Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan , dr Harland Sihombing mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja asing yang bekerja di wilayahnya.

Namun, dalam pemeriksaan itu, sebutnya, tidak dilakukan secara keseluruhan dari jumlah tenaga asing yang tercatat dari Dinas Tenaga Kerja setempat sebanyak 83 orang. Dikatakannya, itu dikarenakan keberadaan tenaga asing yang selebihnya masih berada di China dan belum kembali ke kota penghasil kemenyan ini.

Dia menyebut, dari 17 tenaga asing ini adalah 8 orang tenaga asing dari 44 orang di PT Bakara Energy Lestari berlokasi di Kecamatan Baktiraja, 5 orang tenaga asing dari 7 orang di PT Charma Paluta Energy di Kecamatan Pakkat dan 4 orang dari 31 tenaga asing di PT Alabama Energy di Kecamatan Pakkat.

Sementara, di PT Citra Multi Energy di Kecamatan Parlilitan sebanyak 1 orang bernama Yoshonoro Oyama warga asal negara Jepang, tidak ditemukan dilokasi pekerjaan dan informasinya masih berada di Jepang.

Disinggung ada sebanyak 5 orang tenaga asing yang bekerja di PT Charma Paluta Energy dari catatan pihaknya ada yang baru dari asalnya , Harland mengaku tidak terinfeksi. Dia menuturkan, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara sederhana berupa mengukur suhu tubuh, tekanan darah dan melihat pasien ada atau tidak sesak nafas, batuk dan sakit tenggorokan dan flu. “Jadi sampai saat ini, tidak ada yang mengeluh atau menunjuk gejala seperti diatas. Mudah-mudahaan aman sampai saat ini,” ungkap dia. (ris/ian/des)

RSUP Haji Adam Malik: Suasana di RSUP Haji Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam kurun waktu beberapa hari terakhir, empat orang pasien sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Satu pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, satu dari RSU Murni Teguh Medan, satu dari Klinik di Medan, dan satu lagi dari RS di Padangsidimpuan.

“Setelah menjalani pemeriksaan secara intensif, keempat pasien tersebut tidak satu pun yang positif COVID-19 Karenanya, semua pasien dibolehkan pulang. Meski demikian, satu dari empat pasien itu masih dalam pemantauan selama 14 hari oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut,” jelas Koordinator Tim Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging (PINERE) RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP, didampingi Ketua Tim PINERE RSUP HAM dr Widirahardjo SpP (K) dan Kasubbag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak, kepada wartawan, Rabu (4/3).

“Mohon diingat ya, statusnya bukan dalam pengawasan tetapi dalam pemantauan (kondisi kesehatannya). Kalau dalam pengawasan, si pasien dirawat. Kalau dalam pemantauan, tidak dirawat,” lanjutnya.

Ade menyebutkan, empat pasien yang dirujuk tersebut berasal dari rumah sakit yang berbeda-beda. Pertama, dari RSU Padangsidempuan yang masuk pada Selasa (3/3) dini hari. Selanjutnya, dari RS Murni Teguh, masuk pada Selasa (3/3) malam. Ketiga, dari RSU Haji Medan yang masuk antara tengah malam atau dini hari Selasa (3/3). Terakhir, datang sendiri pada Selasa (3/3) malam setelah dari salah satu klinik di Medan.

Dijelaskan Ade, terkait satu pasien yang berstatus dalam pemantauan karena yang bersangkutan melakukan kontak fisik dengan Warga Negara (WN) Singapura, yang tidak jelas riwayat kondisi kesehatannya bagaimana. Artinya, apakah WN asing tersebut sakit atau tidak? “Pasien yang masih dalam pemantauan merupakan asal Medan. Sepengetahuan kami, pasien itu kontak fisik, yang dilakukan sewaktu dia bekerja (tukang pijat),” sebut Ade.

Ia mengungkapkan, meski pasien dalam pemantauan oleh Dinkes Sumut, kondisi kesehatan yang bersangkutan ketika dirujuk dalam keadaan baik atau sehat dan stabil. Pasien tersebut hanya mengalami batuk ringan, tidak ada demam. “Kita juga sudah tanyakan apakah ada riwayat demamnya, ternyata tidak. Intinya, kondisi pasien cukup stabil dan sudah diluar masa inkubasi,” terang Ade.

Dia mengaku, sewaktu dirujuk ke RSUP HAM, baik pasien yang berstatus dalam pengawasan maupun ketiga pasien lain, dilakukan pemeriksaan mulai dari fisik, darah, foto toraks dan sebagainya. “Memang ada salah satu pasien riwayat perjalanan ke Singapura, akan tetapi sudah lama sekitar satu bulan lebih. Pasien ini datang sendiri ke kita pada malam hari (Selasa, 3/3),” cetusnya.

Ade menjelaskan, seandainya ada pasien yang positif Covid-19 maka untuk menyatakan itu tidak bisa langsung pihak rumah sakit karena harus dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu. Pengujian dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta dan mereka yang menyampaikan hasilnya nanti. “Indikator dinyatakan suspect Covid-19, harus ada gejala seperti demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat celsius. Kemudian, batuk, nyeri tenggorokan, sesak nafas, hingga pneumonia,” tukasnya.

Kassubag Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) menambahkan, meskipun satu pasien harus dilakukan pemantauan karena memiliki riwayat kontak dengan warga asing, pihak rumah sakit juga belum bisa memastikan bahwasanya warga asing tersebut terinfeksi virus corona ataupun tidak. “Untuk pemantauan bisa ditanyakan ke Dinkes Sumut, karena bukan kewenangan rumah sakit untuk memberikan penjelasan,” kata Rosa.

Sementara, Ketua Tim PINERE RSUP HAM dr Widi Raharjo SpP (K) mengatakan, untuk menghindari penularan Covid-19, diimbau agar sedapat mungkin menghindari keramaian, sering cuci tangan dan jangan menyentuh area wajah dengan tangan dalam keadaan tidak bersih. Selain itu, tetap menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan makan teratur, istirahat cukup dan rajin berolahraga.

“Sampai hari ini (kemarin, red) belum ada kasus suspect Covid-19 di (RSUP H) Adam Malik. Terkait pasien yang dipantau, kalau dia membaik maka berarti bukan (corona). Kalau (kondisinya) memburuk, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan,” tandasnya.

Sebelumnya, dikabarkan seorang tukang pijat di Medan diobservasi di RSUP HAM setelah memberi pelayanan kepada orang yang baru pulang dari Singapura. “Pasien sedang diobservasi,” ujar Dirut RSUP HAM, dr Bambang Prabowo kepada wartawan.

Bambang mengatakan, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan. Belum diketahui apa penyakit yang diderita tukang kusuk tersebut. “Sedang diperiksa lebih lanjut oleh DPJP (dokter penanggung jawab pasien) kami. Jadi belum bisa dipastikan diagnosisnya,” ucapnya.Terpisah, Kepala Dinkes Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menyebutkan, jika seorang yang dipantau itu dilakukan karena yang bersangkutan baru saja mengunjungi daerah terjangkit virus corona. “Meski dalam pemantauan, tapi si pasien sebenarnya dalam kondisi sehat,” ujar Alwi melalui sambung seluler.

Alwi menuturkan, pasien itu masuk ke rumah sakit dengan penyakit yang lain. Namun, lantaran ketakutan sehingga pasien tersebut datang ke rumah sakit untuk diperiksa. “Hal-hal seperti ini yang sangat dibutuhkan, artinya kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Dengan begitu, penyebaran bisa dapat dicegah,” jelasnya sembari menyatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan pasien hingga 2 pekan. “Kita pantau kesehatannya selama 14 hari dari mulai sekarang,” imbuhnya.

Tak jauh beda disampaikan Sekretaris Dinkes Sumut dr Aris Yudhariansyah. Aris menyampaikan, ada tiga kriteria yang ditetapkan terhadap kasus Covid-19. Pertama, pemantauan terhadap orang sehat yang baru pulang dari negara terpapar. Kedua, orang dalam pemantauan (ODP) berupa orang yang sakit seperti pilek. Ketiga, pasien dalam pengawasan (PDP) yakni yang mendapatkan perawatan di ruang isolasi.

“Untuk kasus pasien yang dirujuk dari (RSUP H) Adam Malik kemarin (Selasa, 3/3) masuk kategori ODP. Sebab, si pasien sudah dinyatakan sehat tapi masih tetap dilakukan pemantauan,” paparnya yang juga lewat sambung seluler.

Dijelaskan Aris, pemantauan itu dilakukan selama 14 hari terhitung sejak ia dipulangkan ke rumah. Nantinya, yang bersangkutan dimonitor setiap hari oleh petugas Dinkes Kabupaten/Kota dimana dia berdomisili terkait kondisi kesehatannya. “Masyarakat tidak perlu panik, karena pasien tersebut tidak termasuk dalam kriteria yang terkonfirmasi corona,” pungkasnya.

RSUD Kumpulan Pane Siapkan 8 Ruang Isolasi

Menyikapi penyebaran virus Covid-19, RSUD Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi sudah mempersiapkan 10 kamar dengan 8 ruang isolasi yang tempatnya di khususkan di rumah sakit tersebut. “Ruang Isolasi itu nantinya di peruntukan untuk yang terindikasi virus corona atau covid 19. Menyikapi masalah ini, warga Tebingtinggi jangan ikut panik dan melakukan aksi borong kebutuhan pokok, karena bisa menimbulkan kelangkaan sembako,” kata Wali Kota Tebingtinggi, Umar Zunaidi, Selasa (3/3).

Dalam menangani penyebaran virus corona, pihak rumah sakit Kumpulan Pane juga sudah menyiapkan tim dokter khusus yang menangani hal itu, bahkan harus ada dokter 24 jam yang akan menangani apabila ada warga Kota Tebingtinggi yang terindikasi positif virus corona. “Kita juga telah melakukan kerjasama dan berkordinasi dengan rumah sakit Adam Malik di Kota Medan. Apabila ada positif, langsung kita amankan ke Medan,” paparnya.

Disambungnya, pihak Pemko Tebingtinggi juga berupaya melakukan imbauan kepada masyarakat untuk terus berupaya melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun. “Saya himbau masyarakat kembali jangan panik, jangan menyebarkan berita hoax terkait corona, berprilaku selalu hidup sehat,” pintanya.

RS Dolok Sanggul Tak Siapkan Ruang Isolasi

Sementara, RSUD Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, tidak menyiapkan ruangan isolasi sebagai tempat observasi pasien suspect virus corona. Namun begitu, rumah sakit milik pemerintah ini hanya mempersiapkan satu armada yang sudah dilengkapi alat pelindung sebagai proses transport untuk dirujuk ke RS rujukan.

Direktur RSUD Dolok Sanggul, dr Netty Simanjuntak mengatakan, rumah sakitnya dalam penanganan medis terhadap pasien yang diduga terkena virus Covid 19, tidak dilakukan. Mereka langsung merujuk pasien ke Rumah Sakit Tarutung sebagai rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. “Kita tidak menerima dan hanya dalam proses langsung ke rumah sakit rujukan, tugas kita memutuskan mata rantai penyebaran saja. Jadi kita tidak boleh menerima, langsung dirujuk ke rumah sakit rujukan,” kata Netty menjawab Sumut Pos, Rabu (4/2).

Namun, kata dia, untuk mengetahui pasien diduga terkena virus tersebut, pihaknya sudah menyiapkan petugas khusus sebagai pihak penanganan kasus infeksi. “Jadi ada satu petugas kita sebagai petugas medis dalam penanganan kasus infeksi dan itu sudah kita siapkan,” terangnya.

Kemudian, persiapan lainnya, rumah sakit ini juga sudah menyediakan layanan informasi tentang kesehatan agar meningkatkan kewaspadaan antisipasi penyebaran penyakit pneumonia berat ini. “ Jadi jauh hari sebelumnya kita sudah melakukan persiapan dan melakukan koordinasi kepihak dinas kesehatan maupun lainnya,” ujar Netty.

Dari 83 TKA, Baru 17 Diperiksa

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahaan dan Pemberantas Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan , dr Harland Sihombing mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja asing yang bekerja di wilayahnya.

Namun, dalam pemeriksaan itu, sebutnya, tidak dilakukan secara keseluruhan dari jumlah tenaga asing yang tercatat dari Dinas Tenaga Kerja setempat sebanyak 83 orang. Dikatakannya, itu dikarenakan keberadaan tenaga asing yang selebihnya masih berada di China dan belum kembali ke kota penghasil kemenyan ini.

Dia menyebut, dari 17 tenaga asing ini adalah 8 orang tenaga asing dari 44 orang di PT Bakara Energy Lestari berlokasi di Kecamatan Baktiraja, 5 orang tenaga asing dari 7 orang di PT Charma Paluta Energy di Kecamatan Pakkat dan 4 orang dari 31 tenaga asing di PT Alabama Energy di Kecamatan Pakkat.

Sementara, di PT Citra Multi Energy di Kecamatan Parlilitan sebanyak 1 orang bernama Yoshonoro Oyama warga asal negara Jepang, tidak ditemukan dilokasi pekerjaan dan informasinya masih berada di Jepang.

Disinggung ada sebanyak 5 orang tenaga asing yang bekerja di PT Charma Paluta Energy dari catatan pihaknya ada yang baru dari asalnya , Harland mengaku tidak terinfeksi. Dia menuturkan, telah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara sederhana berupa mengukur suhu tubuh, tekanan darah dan melihat pasien ada atau tidak sesak nafas, batuk dan sakit tenggorokan dan flu. “Jadi sampai saat ini, tidak ada yang mengeluh atau menunjuk gejala seperti diatas. Mudah-mudahaan aman sampai saat ini,” ungkap dia. (ris/ian/des)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/