25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Banjir Bandang di Flores Timur NTT, Ratusan Orang Diduga Tertimbun

SUMUTPOS.CO – Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT mengakibatkan puluhan orang tewas. Data terbaru, total ada 41 orang tewas.

TIMBUN: Ratusan rumah tertimbun pasca banjir bandang di Flores Timur NTT.

“Kita verifikasi ulang saat ini kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia dalam pendataan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam jumpa pers di YouTube BNPB, Minggu (4/4).

Data tersebut dikumpulkan per pukul 17.30 WIB yang disampaikan BNPB pukul 18.00 WIB. Selain korban tewas dilaporkan juga sembilan orang luka-luka. Lalu 27 orang hilang dan 29 KK terdampak yang mana masih dalam pendataan.

“Sekali lagi data ini sangat dinamis dan juga kita sedang melakukan verifikasi ulang dengan data ini data per jam 17.30 WIB,” paparnya.

Adapun dijelaskan titik pengungsian ada di Balai Desa Nelelamadike. Kerugian materiil yang terdata antara lain puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanela, kecamatan Ile.

“Permukiman warga hanyut terbawa banjir, 5 jembatan putus, puluhan rumah terendam banji di Kecamatan Adonara Barat,” jelas Radit.

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengatakan ada ratusan orang belum ditemukan dalam bencana banjir tanah longsor yang melanda wilayah Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Informasi itu didapat dari kepala desa.

“Kepala Desa Nele Lamadike Pius Pedang menyampaikan kepada saya bahwa ratusan orang belum ditemukan dalam bencana tanah longsor,” kata Agustinus, saat dihubungi dari Kupang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (4/4/2021).

Longsor terjadi Minggu dini hari tadi setelah cuaca ekstrem. Hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah setempat dalam waktu cukup lama.

Agustinus mengatakan informasi ratusan orang menjadi korban longsor ini diperoleh dari hasil komunikasi via telepon dengan kepala Desa Nele Lamadike.

“Ratusan orang disebut tertimbun longsor dan sampai sekarang belum ditemukan,” katanya.

Dia mengatakan saat ini sedang berkoordinasi dengan instansi terkait untuk turun ke lapangan melakukan penanganan termasuk pengerahan alat berat.

“Kita segera kerahkan alat berat ke lapangan untuk mencari para korban,” ujar Agustinus. (dtc/ram)

SUMUTPOS.CO – Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT mengakibatkan puluhan orang tewas. Data terbaru, total ada 41 orang tewas.

TIMBUN: Ratusan rumah tertimbun pasca banjir bandang di Flores Timur NTT.

“Kita verifikasi ulang saat ini kami mendapatkan data 41 orang meninggal dunia dalam pendataan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam jumpa pers di YouTube BNPB, Minggu (4/4).

Data tersebut dikumpulkan per pukul 17.30 WIB yang disampaikan BNPB pukul 18.00 WIB. Selain korban tewas dilaporkan juga sembilan orang luka-luka. Lalu 27 orang hilang dan 29 KK terdampak yang mana masih dalam pendataan.

“Sekali lagi data ini sangat dinamis dan juga kita sedang melakukan verifikasi ulang dengan data ini data per jam 17.30 WIB,” paparnya.

Adapun dijelaskan titik pengungsian ada di Balai Desa Nelelamadike. Kerugian materiil yang terdata antara lain puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanela, kecamatan Ile.

“Permukiman warga hanyut terbawa banjir, 5 jembatan putus, puluhan rumah terendam banji di Kecamatan Adonara Barat,” jelas Radit.

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli mengatakan ada ratusan orang belum ditemukan dalam bencana banjir tanah longsor yang melanda wilayah Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Informasi itu didapat dari kepala desa.

“Kepala Desa Nele Lamadike Pius Pedang menyampaikan kepada saya bahwa ratusan orang belum ditemukan dalam bencana tanah longsor,” kata Agustinus, saat dihubungi dari Kupang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (4/4/2021).

Longsor terjadi Minggu dini hari tadi setelah cuaca ekstrem. Hujan lebat dan angin kencang melanda wilayah setempat dalam waktu cukup lama.

Agustinus mengatakan informasi ratusan orang menjadi korban longsor ini diperoleh dari hasil komunikasi via telepon dengan kepala Desa Nele Lamadike.

“Ratusan orang disebut tertimbun longsor dan sampai sekarang belum ditemukan,” katanya.

Dia mengatakan saat ini sedang berkoordinasi dengan instansi terkait untuk turun ke lapangan melakukan penanganan termasuk pengerahan alat berat.

“Kita segera kerahkan alat berat ke lapangan untuk mencari para korban,” ujar Agustinus. (dtc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/