33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

KKHI Dampingi Jamaah Demensia, Mengamuk karena Ingin Tidur Ditemani Suami

SUMUTPOS.CO – Seorang jemaah lansia berinisial AN asal Grobogan, Jawa Tengah, mengamuk di kamar pemondokan pada Kamis (1/6) malam. Tepatnya beberapa jam setelah nenek 67 tahun itu tiba di pemondokan di Makkah. Ketika hendak tidur, AN tiba-tiba berteriak-teriak sambil meluapkan emosi.

Jamaah yang berada satu kamar dengannya kemudian melapor ke petugas haji. AN dibawa ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Dia dievakuasi ke bangsal kejiwaan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Pj ruang rawat inap psikiatri KKHI Makkah dr Erih Williasari D. SpKj menuturkan, berdasar observasi, diketahui AN mengamuk karena ingin tidur bersama suaminya. Keinginan itu tidak bisa direalisasikan karena aturan pemisahan perempuan dan laki-laki. “Pemicunya karena yang bersangkutan tidak nyaman tidak ditunggu suaminya,” katanya kemarin.

AN termasuk pasien demensia yang tidak tahu saat ini sedang di mana. Menurut dia, jamaah yang seperti itu hendaknya sering diberi gambaran terus tentang tahapan yang sedang dilakukan. “Misalnya, ibu sedang di sini, tidurnya sama ini, dan seterusnya,” imbuhnya.

Erih memastikan tindakan AN tidak sampai membahayakan diri sendiri maupun jamaah lain. Saat ini kondisi AN lebih baik daripada sebelumnya. Dia di ruang rawat inap psikiatri ditemani sang suami.

Sementara itu, 13 jamaah haji yang tiba di Makkah harus mendapat perawatan medis serius. Mereka rata-rata telah memiliki penyakit bawaan yang menjadi parah ketika tiba di Tanah Suci. Bahkan, satu jemaah sampai dirujuk ke rumah sakit setempat.

Kepala KKHI Makkah Edi Supriyatna mengatakan, 13 jamaah itu masuk klinik secara bertahap seiring dengan datangnya jemaah dari Madinah. Dari observasi diketahui, kebanyakan jemaah sakit karena penyakit yang sudah lama diderita di tanah air. “Menjadi aktif karena ada trigger-trigger di sini,” katanya.

Edi mencontohkan, suhu yang panas cukup memengaruhi kondisi jamaah. Jemaah yang tidak memperhatikan kebutuhan minum akan dehidrasi dan membuat kondisi drop. Ada juga yang tidak memperhatikan kebutuhan makan sehingga daya tahan tubuh menurun.

Ada satu jamaah yang harus dirujuk ke King Fahd Hospital Jeddah karena menderita sakit jantung akut. “Dari hasil observasi memang dibutuhkan penanganan lanjutan di rumah sakit,” jelasnya. Meski pasien di rumah sakit, tim medis dari KKHI selalu memantau perkembangannya.

Menurut dia, untuk menjaga kondisi, jamaah jangan sampai kekurangan air putih agar tidak dehidrasi. Selain itu, menambah snack makan antara jam makan pagi-siang dan jam makan siang-malam. “Saya heran, ada jemaah yang waktu pindah dari Madinah ke Makkah sedang berpuasa. Padahal, pindah itu kan butuh tenaga juga,” katanya.

Edi menambahkan, di KKHI Makkah terdapat 257 bed. Di dalamnya ada ruang rawat inap, IGD, ruang rawat inap psikiatri, dan ICU. Juga ada fasilitas laboratorium dan radiologi. Untuk kebutuhan obat, ada apotek dan perbekalan kesehatan.

Sementara itu, berdasar data sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (siskohat), hingga 3 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jamaah dan petugas haji Indonesia yang tiba di Madinah berjumlah 60.149 orang atau 156 kloter.

Jamaah haji yang wafat bertambah dua orang. Yakni, Tasmi binti Kasan Mukrim (kloter SOC 015) dan Neneng binti Gatot Sumantajaya (kloter JKG 07). “Sehingga sampai saat ini jumlah yang wafat sepuluh orang,” kata Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta kemarin. (*)

 

SUMUTPOS.CO – Seorang jemaah lansia berinisial AN asal Grobogan, Jawa Tengah, mengamuk di kamar pemondokan pada Kamis (1/6) malam. Tepatnya beberapa jam setelah nenek 67 tahun itu tiba di pemondokan di Makkah. Ketika hendak tidur, AN tiba-tiba berteriak-teriak sambil meluapkan emosi.

Jamaah yang berada satu kamar dengannya kemudian melapor ke petugas haji. AN dibawa ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Dia dievakuasi ke bangsal kejiwaan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Pj ruang rawat inap psikiatri KKHI Makkah dr Erih Williasari D. SpKj menuturkan, berdasar observasi, diketahui AN mengamuk karena ingin tidur bersama suaminya. Keinginan itu tidak bisa direalisasikan karena aturan pemisahan perempuan dan laki-laki. “Pemicunya karena yang bersangkutan tidak nyaman tidak ditunggu suaminya,” katanya kemarin.

AN termasuk pasien demensia yang tidak tahu saat ini sedang di mana. Menurut dia, jamaah yang seperti itu hendaknya sering diberi gambaran terus tentang tahapan yang sedang dilakukan. “Misalnya, ibu sedang di sini, tidurnya sama ini, dan seterusnya,” imbuhnya.

Erih memastikan tindakan AN tidak sampai membahayakan diri sendiri maupun jamaah lain. Saat ini kondisi AN lebih baik daripada sebelumnya. Dia di ruang rawat inap psikiatri ditemani sang suami.

Sementara itu, 13 jamaah haji yang tiba di Makkah harus mendapat perawatan medis serius. Mereka rata-rata telah memiliki penyakit bawaan yang menjadi parah ketika tiba di Tanah Suci. Bahkan, satu jemaah sampai dirujuk ke rumah sakit setempat.

Kepala KKHI Makkah Edi Supriyatna mengatakan, 13 jamaah itu masuk klinik secara bertahap seiring dengan datangnya jemaah dari Madinah. Dari observasi diketahui, kebanyakan jemaah sakit karena penyakit yang sudah lama diderita di tanah air. “Menjadi aktif karena ada trigger-trigger di sini,” katanya.

Edi mencontohkan, suhu yang panas cukup memengaruhi kondisi jamaah. Jemaah yang tidak memperhatikan kebutuhan minum akan dehidrasi dan membuat kondisi drop. Ada juga yang tidak memperhatikan kebutuhan makan sehingga daya tahan tubuh menurun.

Ada satu jamaah yang harus dirujuk ke King Fahd Hospital Jeddah karena menderita sakit jantung akut. “Dari hasil observasi memang dibutuhkan penanganan lanjutan di rumah sakit,” jelasnya. Meski pasien di rumah sakit, tim medis dari KKHI selalu memantau perkembangannya.

Menurut dia, untuk menjaga kondisi, jamaah jangan sampai kekurangan air putih agar tidak dehidrasi. Selain itu, menambah snack makan antara jam makan pagi-siang dan jam makan siang-malam. “Saya heran, ada jemaah yang waktu pindah dari Madinah ke Makkah sedang berpuasa. Padahal, pindah itu kan butuh tenaga juga,” katanya.

Edi menambahkan, di KKHI Makkah terdapat 257 bed. Di dalamnya ada ruang rawat inap, IGD, ruang rawat inap psikiatri, dan ICU. Juga ada fasilitas laboratorium dan radiologi. Untuk kebutuhan obat, ada apotek dan perbekalan kesehatan.

Sementara itu, berdasar data sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (siskohat), hingga 3 Juni 2023 pukul 24.00 WIB, jamaah dan petugas haji Indonesia yang tiba di Madinah berjumlah 60.149 orang atau 156 kloter.

Jamaah haji yang wafat bertambah dua orang. Yakni, Tasmi binti Kasan Mukrim (kloter SOC 015) dan Neneng binti Gatot Sumantajaya (kloter JKG 07). “Sehingga sampai saat ini jumlah yang wafat sepuluh orang,” kata Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta kemarin. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/