30 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

29 Terluka, Mayoritas Patah Tulang

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi massa yang awalnya damai, akhirnya ricuh. Semakin larut, suasana demo berubah menjadi bergejolak. Pihak kepolisian bahkan melepaskan gas air mata untuk meredam. Akibatnya, banyak pendemo yang harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Jakarta.

Salah satunya Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Kepala IGD RSPAD A. Hamid Rhocanan menuturkan, hingga pukul 22.00 WIB kurang lebih ada 29 orang korban yang dilarikan di sana. Termasuk salah satunya, seorang petugas kepolisian.

Hamid mengungkapkan, belum ada inventarisir untuk detil setiap pasien. Namun, sejauh ini didominasi patah tulang, terkena gas air mata dan luka-luka. Tidak ada korban tembak. ”Korban sebagian besar patah tulang. Jatuh setelah manjat. Ada juga yang kena gas air mata,” tuturnya pada Koran ini, kemarin (4/11).

Dia memastikan, seluruh korban sudah mendapat penanganan. Korban patah tulang sudah difoto rongent dan ditangani. Begitu pula untuk korban gas air mata. Mereka sudah ditenangkan dan diberi obat. ”Sekitar 5 orang sudah pulang,” ujarnya.

Ustadz Arifin Ilham ternyata ikut menjadi korban tembakan gas air mata yang dilepaskan oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara. Arifin Ilham pun dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan untuk mendapat perawatan.

Arifin Ilham menceritakan, ia terkena gas air mata saat tengah menenangkan massa aksi. “Menenangkan umat, jadi bergandengan sama Kapolda, lalu pisah, kena gas air mata,” kata Arifin saat meninggalkan RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Jumat, (4/11).

Arifin mengimbau agar umat Islam yang masih berada di jalanan untuk bersabar dalam menjalankan perjuangan menuntut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk dijadikan tersangka.

“Sabar, pasti dapatnya menang,” katanya.

Arifin Ilham juga mengatakan, sebelum bentrokan terjadi, dia dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga Menkopolhukam Wiranto serta Mensesneg Pratikno sedang berada di dalam Istana untuk bernegosiasi. Ketika suara tembakan terdengar, JK terkejut, dan Wiranto pun sempat marah. Lalu Wiranto keluar diikuti Arifin Ilham.

Kapolda Metro Jaya berupaya menahan polisi untuk tidak menembak. Sementara Arifin ke tengah umat untuk menenangkan. Lalu tercium gas airmata. “Jadi tidak apa-apa. Kalau gambar yang beredar itu tersingkap baju, bukan kena peluru. Jadi saya sehat walafiat,” katanya.

Sementara dalam kericuhan di depan Istana tadi malam, delapan orang dari kelompok massa pendemo diamankan polisi. “Ada delapan orang yang diduga provokator, sekarang ada di mobil tahanan,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Herianto Adi Nugroho.

Rudy mengatakan, pihaknya masih mendata kedelapan orang tersebut. Belum bisa diketahui mereka ini dari ormas mana. “Belum tahu, nanti diperiksa dulu,” imbuh Rudy.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menginstruksikan anggotanya untuk menggelar patroli kota. Patroli dimulai dari Jalan Medan Merdeka Barat menuju gedung DPR RI.

“Kita akan berpatroli keliling kota. Menuju DPR. Tidak ada keluarkan tembakan kecuali perintah saya,” ungkap Iriawan di atas mobil Baracuda Brimob Polda Metra Jaya di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (4/11).

Sejumlah petugas yang melaksanakan patroli kota terdiri dari polisi bersepeda motor, mobil baracuda Brimob dan pasukan pengamanan massa dari Sabara. (rmol/jpg/adz)

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Massa saat bentrok dengan aparat saat demo di depan Istana Merdeka di Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berunjuk rasa menuntut pemerintah untuk mengusut kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi massa yang awalnya damai, akhirnya ricuh. Semakin larut, suasana demo berubah menjadi bergejolak. Pihak kepolisian bahkan melepaskan gas air mata untuk meredam. Akibatnya, banyak pendemo yang harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Jakarta.

Salah satunya Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Kepala IGD RSPAD A. Hamid Rhocanan menuturkan, hingga pukul 22.00 WIB kurang lebih ada 29 orang korban yang dilarikan di sana. Termasuk salah satunya, seorang petugas kepolisian.

Hamid mengungkapkan, belum ada inventarisir untuk detil setiap pasien. Namun, sejauh ini didominasi patah tulang, terkena gas air mata dan luka-luka. Tidak ada korban tembak. ”Korban sebagian besar patah tulang. Jatuh setelah manjat. Ada juga yang kena gas air mata,” tuturnya pada Koran ini, kemarin (4/11).

Dia memastikan, seluruh korban sudah mendapat penanganan. Korban patah tulang sudah difoto rongent dan ditangani. Begitu pula untuk korban gas air mata. Mereka sudah ditenangkan dan diberi obat. ”Sekitar 5 orang sudah pulang,” ujarnya.

Ustadz Arifin Ilham ternyata ikut menjadi korban tembakan gas air mata yang dilepaskan oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara. Arifin Ilham pun dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan untuk mendapat perawatan.

Arifin Ilham menceritakan, ia terkena gas air mata saat tengah menenangkan massa aksi. “Menenangkan umat, jadi bergandengan sama Kapolda, lalu pisah, kena gas air mata,” kata Arifin saat meninggalkan RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Jumat, (4/11).

Arifin mengimbau agar umat Islam yang masih berada di jalanan untuk bersabar dalam menjalankan perjuangan menuntut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk dijadikan tersangka.

“Sabar, pasti dapatnya menang,” katanya.

Arifin Ilham juga mengatakan, sebelum bentrokan terjadi, dia dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga Menkopolhukam Wiranto serta Mensesneg Pratikno sedang berada di dalam Istana untuk bernegosiasi. Ketika suara tembakan terdengar, JK terkejut, dan Wiranto pun sempat marah. Lalu Wiranto keluar diikuti Arifin Ilham.

Kapolda Metro Jaya berupaya menahan polisi untuk tidak menembak. Sementara Arifin ke tengah umat untuk menenangkan. Lalu tercium gas airmata. “Jadi tidak apa-apa. Kalau gambar yang beredar itu tersingkap baju, bukan kena peluru. Jadi saya sehat walafiat,” katanya.

Sementara dalam kericuhan di depan Istana tadi malam, delapan orang dari kelompok massa pendemo diamankan polisi. “Ada delapan orang yang diduga provokator, sekarang ada di mobil tahanan,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Herianto Adi Nugroho.

Rudy mengatakan, pihaknya masih mendata kedelapan orang tersebut. Belum bisa diketahui mereka ini dari ormas mana. “Belum tahu, nanti diperiksa dulu,” imbuh Rudy.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menginstruksikan anggotanya untuk menggelar patroli kota. Patroli dimulai dari Jalan Medan Merdeka Barat menuju gedung DPR RI.

“Kita akan berpatroli keliling kota. Menuju DPR. Tidak ada keluarkan tembakan kecuali perintah saya,” ungkap Iriawan di atas mobil Baracuda Brimob Polda Metra Jaya di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (4/11).

Sejumlah petugas yang melaksanakan patroli kota terdiri dari polisi bersepeda motor, mobil baracuda Brimob dan pasukan pengamanan massa dari Sabara. (rmol/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/