27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Papua Paling Kurang Bahagia, Lajang Paling Bahagia

Indeks Kebahagiaan Papua berada pada 60.97 dari 100.
Indeks Kebahagiaan Papua berada pada 60.97 dari 100.

SUMUTPOS.CO – Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, tingkat kebahagiaan masyarakat di provinsi Papua merupakan yang terendah, ungkap Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Indeks kebahagiaan dirumuskan berdasarkan sepuluh aspek kehidupan yakni pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan, kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin.

Bahwa warga Papua menempati peringkat terendah di indeks kebahgiaan ini, Suryamin memberikan penjelasan.

“Ini mungkin disebabkan karena kondisi rumah di Papua dengan aset-aset yang dimiliki itu belum menunjukkan tingkat kepuasan mereka yang nilainya 56.01 (dari 100), di bawah 60. Demikian juga aspek pendidikan, itu yang cukup rendah bahkan mencapai 50.91,” jelas Suryamin Jumat (06/02).

Menanggapi hal tersebut pimpinan dewan adat Papua Fadhal al Hamid mengatakan, yang dibutuhkan warga Papua sebenarnya bukan sekedar ukuran ekonomi dan statistik tetapi juga hal yang lain.

“Dalam proses-proses pembangunan saya pikir banyak kasus yang menunjukkan bahwa orang Papua belum dipandang sebagai warga negara yang sama dengan yang lain. Walaupun ada banyak perhatian, tetapi kasus-kasus pelanggaran HAM atau kekerasan negara terhadap rakyat, juga perampasan hak-hak masyarakat atas hutan, tanah, tambang dan lain-lain itu selalu mengakibatkan perasaan tidak dihargai oleh negara,” kata Fadhal.

 

LAJANG LEBIH BAHAGIA

Indeks Kebahagiaan yang dikeluarkan BPJS tersebut juga menunjukkan bahwa penduduk yang berstatus belum menikah sedikit lebih bahagia ketimbang mereka yang sudah menikah.

Sedangkan penduduk yang berstatus cerai pada angka 65 lebih rendah indeks kebahagiaannya ketimbang penduduk yang berstatus belum menikah dan sudah menikah (68,77 dan 68,74).

“Memang yang masih single (lajang) kan masih bebas, apalagi bagi yang sudah bekerja. Dia belum ada tekanan apa-apa. Kalau diikuti dengan kondisi lingkungan yang baik, dia akan lebih bahagia ketimbang yang sudah menikah. Kalau sudah berdua kan tidak hanya mikirin diri sendiri saja, tetapi juga pasangannya,” kata Suryamin kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.

Dalam Indeks Kebahagiaan Indonesia 2014 tersebut provinsi Kepuluan Riau memiliki urutan indeks kebahagiaan tertinggi dengan angka 72.42.

Secara umum Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 meningkat dibandingkan Indeks Kebahagiaan Indonesia pada tahun 2013. (BBC)

Indeks Kebahagiaan Papua berada pada 60.97 dari 100.
Indeks Kebahagiaan Papua berada pada 60.97 dari 100.

SUMUTPOS.CO – Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, tingkat kebahagiaan masyarakat di provinsi Papua merupakan yang terendah, ungkap Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Indeks kebahagiaan dirumuskan berdasarkan sepuluh aspek kehidupan yakni pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan, kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin.

Bahwa warga Papua menempati peringkat terendah di indeks kebahgiaan ini, Suryamin memberikan penjelasan.

“Ini mungkin disebabkan karena kondisi rumah di Papua dengan aset-aset yang dimiliki itu belum menunjukkan tingkat kepuasan mereka yang nilainya 56.01 (dari 100), di bawah 60. Demikian juga aspek pendidikan, itu yang cukup rendah bahkan mencapai 50.91,” jelas Suryamin Jumat (06/02).

Menanggapi hal tersebut pimpinan dewan adat Papua Fadhal al Hamid mengatakan, yang dibutuhkan warga Papua sebenarnya bukan sekedar ukuran ekonomi dan statistik tetapi juga hal yang lain.

“Dalam proses-proses pembangunan saya pikir banyak kasus yang menunjukkan bahwa orang Papua belum dipandang sebagai warga negara yang sama dengan yang lain. Walaupun ada banyak perhatian, tetapi kasus-kasus pelanggaran HAM atau kekerasan negara terhadap rakyat, juga perampasan hak-hak masyarakat atas hutan, tanah, tambang dan lain-lain itu selalu mengakibatkan perasaan tidak dihargai oleh negara,” kata Fadhal.

 

LAJANG LEBIH BAHAGIA

Indeks Kebahagiaan yang dikeluarkan BPJS tersebut juga menunjukkan bahwa penduduk yang berstatus belum menikah sedikit lebih bahagia ketimbang mereka yang sudah menikah.

Sedangkan penduduk yang berstatus cerai pada angka 65 lebih rendah indeks kebahagiaannya ketimbang penduduk yang berstatus belum menikah dan sudah menikah (68,77 dan 68,74).

“Memang yang masih single (lajang) kan masih bebas, apalagi bagi yang sudah bekerja. Dia belum ada tekanan apa-apa. Kalau diikuti dengan kondisi lingkungan yang baik, dia akan lebih bahagia ketimbang yang sudah menikah. Kalau sudah berdua kan tidak hanya mikirin diri sendiri saja, tetapi juga pasangannya,” kata Suryamin kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.

Dalam Indeks Kebahagiaan Indonesia 2014 tersebut provinsi Kepuluan Riau memiliki urutan indeks kebahagiaan tertinggi dengan angka 72.42.

Secara umum Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2014 meningkat dibandingkan Indeks Kebahagiaan Indonesia pada tahun 2013. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/