26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Awas! Gempa Maha Dahsyat Sasar Pulau Sumatera

Para geolog dan pakar gempa memprediksi gempa besar di bumi setelah Nepal akan terjadi di lepas pantai selatan Jawa atau lepas pantai barat Sumatera. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan prediksi itu. Lantas apa persiapan BMKG?
“Satu, BMKG mengembangkan teknologi prekursor, memprediksi dengan mengukur percepatan kulit bumi segala macam,” jelas Kepala BMKG, Andi Eka Sakya saat ditanya langkah mitigasi, gempa besar yang diprediksi akan terjadi di Indonesia.

“Dengan begitu, kita mendapatkan informasi tentang gerakan besar di tempat lain yang kemudian membawa kemungkinan terjadi, tapi kemungkinan ya, bukan kita memprediksi,” tambahnya.

Itu dikatakannya di sela Rakornas BMKG 2015 dengan tema “Percepatan pembangunan BMKG untuk mendukung program Nawa Cita dalam rangka menuju organisasi kelas dunia”. Acara tersebut digelar di Auditorium BMKG, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (5/5).

Dia menambahkan, bahwa belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu terjadinya gempa. Maka yang kemudian dilakukan adalah mengukur pergeseran kulit bumi dan memprediksi wilayah terjadinya gempa.

“Karena belum ada teknologinya (memprediksi waktu gempa) bahkan di Amerika. Ini perlu saya ingatkan, bukannya kita memprediksi tapi mendeteksi,” imbuh Andi.

Langkah mitigasi bencana gempa kedua yang dilakukan BMKG adalah mengembangkan teknologi tsunami eary warning system (sistem deteksi dini tsunami).

“Kalau kita bisa melokalisir gempa itu di mana, berapa besarnya, waktunya kapan, apakah terjadi tsunami atau tidak, supaya dampak tidak terjadi besar. Teknologi sudah diakui 28 negara, makanya Unesco menetapkan BMKG untuk menjadi pusat informasi tsunami di Samudra Hindia,” jelas dia.

Mengenai prediksi para geolog dan pakar gempa, dia membenarkan prediksi itu. Namun, Andi kembali menekankan, gempa yang diprediksi para pakar itu tidak bisa diprediksi waktu terjadinya namun bisa diketahui di mana akan terjadi.

Para geolog memprediksi berdasarkan riwayat pergerakan lempeng selama belasan bahkan puluhan tahun. “Ya, karena ada jalur ring of fire di sana. Kemungkinan seperti itu. Oleh karena itu para pakar menyebutnya waspada,” imbuh Andi.(bbs/ala)

Para geolog dan pakar gempa memprediksi gempa besar di bumi setelah Nepal akan terjadi di lepas pantai selatan Jawa atau lepas pantai barat Sumatera. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan prediksi itu. Lantas apa persiapan BMKG?
“Satu, BMKG mengembangkan teknologi prekursor, memprediksi dengan mengukur percepatan kulit bumi segala macam,” jelas Kepala BMKG, Andi Eka Sakya saat ditanya langkah mitigasi, gempa besar yang diprediksi akan terjadi di Indonesia.

“Dengan begitu, kita mendapatkan informasi tentang gerakan besar di tempat lain yang kemudian membawa kemungkinan terjadi, tapi kemungkinan ya, bukan kita memprediksi,” tambahnya.

Itu dikatakannya di sela Rakornas BMKG 2015 dengan tema “Percepatan pembangunan BMKG untuk mendukung program Nawa Cita dalam rangka menuju organisasi kelas dunia”. Acara tersebut digelar di Auditorium BMKG, Jl Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (5/5).

Dia menambahkan, bahwa belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu terjadinya gempa. Maka yang kemudian dilakukan adalah mengukur pergeseran kulit bumi dan memprediksi wilayah terjadinya gempa.

“Karena belum ada teknologinya (memprediksi waktu gempa) bahkan di Amerika. Ini perlu saya ingatkan, bukannya kita memprediksi tapi mendeteksi,” imbuh Andi.

Langkah mitigasi bencana gempa kedua yang dilakukan BMKG adalah mengembangkan teknologi tsunami eary warning system (sistem deteksi dini tsunami).

“Kalau kita bisa melokalisir gempa itu di mana, berapa besarnya, waktunya kapan, apakah terjadi tsunami atau tidak, supaya dampak tidak terjadi besar. Teknologi sudah diakui 28 negara, makanya Unesco menetapkan BMKG untuk menjadi pusat informasi tsunami di Samudra Hindia,” jelas dia.

Mengenai prediksi para geolog dan pakar gempa, dia membenarkan prediksi itu. Namun, Andi kembali menekankan, gempa yang diprediksi para pakar itu tidak bisa diprediksi waktu terjadinya namun bisa diketahui di mana akan terjadi.

Para geolog memprediksi berdasarkan riwayat pergerakan lempeng selama belasan bahkan puluhan tahun. “Ya, karena ada jalur ring of fire di sana. Kemungkinan seperti itu. Oleh karena itu para pakar menyebutnya waspada,” imbuh Andi.(bbs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/