JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabar perombakan (reshuffle) menteri membuat anggota Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla semakin kencang. Beberapa menteri yang dikabarkan menjadi sasaran reshuffle memilih bersikap pasif . Tidak seperti Wapres Jusuf Kalla yang terang-terangan menyebutkan rencana reshuffle, para menteri menyerahkan semua kepada presiden.
Misalnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang memilih berfokus pada implementasi program kementeriannya agar lebih efektif bekerja. Termasuk, terus berusaha mencari terobosan-terobosan atas masalah yang dihadapi. ”Tidak ada pembicaraan reshuffle. Minimal tidak melibatkan saya karena saya tidak tahu. Kami fokus saja pada tugas,” ujar Pratikno saat ditemui di kompleks istana kepresidenan, Jakarta, kemarin (5/5).
Sebagaimana info yang beredar, mantan rektor UGM itu termasuk yang disebut-sebut sangat mungkin terkena reshuffle. Bukan semata karena kinerja, bisa jadi dia juga di-reshuffle terkait dengan posisinya. Demikian pula halnya dengan Sekkab Andi Widjajanto.
Selain dua sosok di lingkaran dalam istana tersebut, menteri-menteri di bidang perekonomian paling banyak disorot. Hal itu diakui Deputi IV Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Menurut dia, penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi memang turut menjadi pertimbangan bagi presiden ketika benar-benar melakukan reshuffle. ”Pasti masyarakat fokusnya ke situ, kan? Tapi, tunggulah. Presiden punya ukuran-ukurannya,” kata sosok yang mendampingi Jokowi sejak di Solo tersebut.
Termasuk, soal waktu reshuffle, Eko belum mau menyebutkan. ”Itu sangat tentatif, ya. Dekat, bisa seminggu, bisa sebulan. Itu saja yang bisa saya sampaikan,” tegasnya. Dia menambahkan, selama enam bulan berjalan, Jokowi pasti sudah tahu menteri mana saja yang perlu diganti.
Dari pantauan Jawa Pos, banyak hal yang membuat kinerja menteri-menteri di bidang ekonomi disorot. Salah satunya terkait dengan lonjakan harga beras beberapa waktu lalu yang hingga kini masih muncul di sejumlah daerah. Tentu saja, menteri yang terkait dengan pos tersebut adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.