27 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Singapura Protes Soal Nama Kapal Usman-Harun

Usman-Harun
Usman-Harun

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Singapura menyatakan keberatan atas dinamainya salah satu kapal perang Indonesia dengan nama Usman-Harun. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam kepada Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa.

Nama Usman dan Harun sendiri diambil dari nama anggota Komando Korps Operasi RI, Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said. Keduanya dianggap sebagai salah satu pahlawan Indonesia sehingga nama mereka digunakan menjadi salah satu nama kapal perang untuk diabadikan.

Namun, bagi Singapura, nama Usman-Harun dianggap berbeda. Pasalnya, pada tahun 1965 keduanya telah membordir Singapura dengan serangan bom di MacDonald house, Orchard Road. Akibat pemboman tersebut, dilaporkan tiga orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka.

Marty mengatakan, bahwa hingga kini Singapura belum menyampaikan keberatan mereka secara resmi. Menlu Shanmugam hanya menyampaikan keberatan tersebut melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu sebelum ia kembali ke Singapura, usai melakukan pertemuan di Bandung bersamanya.

“Mereka menyampaikan rasa keprihatinan mengenai penamaan kapal perang yang dimaksud. Dan kami sudah mencatat keprihatinan itu,” ujar Marty saat ditemui di Gedung DPR kemarin.

Dengan adanya protes tersebut, Marty tidak beranggapan bahwa setelahnya diperlukan penggantian nama. Menurutnya, hal itu cukup dengan diperhatikan saja. Namun kendati demikian, ia juga mengaku telah berkonsultasi dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Djoko Suyanto dan TNI Angkatan Laut. Sehingga, ia menilai masalah ini sudah selesai.

“Kenapa harus seperti itu, kita cukup mencatat keprihatinan dari pemerintah Singapura. Saya rasa demikian. Saya juga telah berkoordinasi dengan bapak Menkopolhukam mengenai adanya indikasi penyampaian keprihatinan pemerintah Singapura dan ini secara informal sudah disampaikan kepada kami, saya sampaikan semata kepada pihak Singapura, kita mencatat keprihatinan tersebut dan saya kira masalah ini sudah selesai,” jelas Marty.

Sebelumnya, Channel News Asia memberitakan bahwa Menlu Shanmugam telah menyampaikan kebertannya pada Marty. Shanmugam mengatakan bahwa penamaan tersebut akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDoland House di Orchard road pada tahun 1965 itu.

Serangan tersebut dilakukan oleh Usman-Harun dalam operasi ganyang Malaysia saat itu. Singapura yang menjadi salah satu sekutu Malaysia kala itu, akhirnya ikut menjadi sasaran serangan. Atas aksi tersebut, kedua ditangkap dan kemudian dieksekusi mati pada tanggal 17 Oktober 1968 di Singapura. (mia)

Usman-Harun
Usman-Harun

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Singapura menyatakan keberatan atas dinamainya salah satu kapal perang Indonesia dengan nama Usman-Harun. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam kepada Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa.

Nama Usman dan Harun sendiri diambil dari nama anggota Komando Korps Operasi RI, Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said. Keduanya dianggap sebagai salah satu pahlawan Indonesia sehingga nama mereka digunakan menjadi salah satu nama kapal perang untuk diabadikan.

Namun, bagi Singapura, nama Usman-Harun dianggap berbeda. Pasalnya, pada tahun 1965 keduanya telah membordir Singapura dengan serangan bom di MacDonald house, Orchard Road. Akibat pemboman tersebut, dilaporkan tiga orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka.

Marty mengatakan, bahwa hingga kini Singapura belum menyampaikan keberatan mereka secara resmi. Menlu Shanmugam hanya menyampaikan keberatan tersebut melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu sebelum ia kembali ke Singapura, usai melakukan pertemuan di Bandung bersamanya.

“Mereka menyampaikan rasa keprihatinan mengenai penamaan kapal perang yang dimaksud. Dan kami sudah mencatat keprihatinan itu,” ujar Marty saat ditemui di Gedung DPR kemarin.

Dengan adanya protes tersebut, Marty tidak beranggapan bahwa setelahnya diperlukan penggantian nama. Menurutnya, hal itu cukup dengan diperhatikan saja. Namun kendati demikian, ia juga mengaku telah berkonsultasi dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Djoko Suyanto dan TNI Angkatan Laut. Sehingga, ia menilai masalah ini sudah selesai.

“Kenapa harus seperti itu, kita cukup mencatat keprihatinan dari pemerintah Singapura. Saya rasa demikian. Saya juga telah berkoordinasi dengan bapak Menkopolhukam mengenai adanya indikasi penyampaian keprihatinan pemerintah Singapura dan ini secara informal sudah disampaikan kepada kami, saya sampaikan semata kepada pihak Singapura, kita mencatat keprihatinan tersebut dan saya kira masalah ini sudah selesai,” jelas Marty.

Sebelumnya, Channel News Asia memberitakan bahwa Menlu Shanmugam telah menyampaikan kebertannya pada Marty. Shanmugam mengatakan bahwa penamaan tersebut akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDoland House di Orchard road pada tahun 1965 itu.

Serangan tersebut dilakukan oleh Usman-Harun dalam operasi ganyang Malaysia saat itu. Singapura yang menjadi salah satu sekutu Malaysia kala itu, akhirnya ikut menjadi sasaran serangan. Atas aksi tersebut, kedua ditangkap dan kemudian dieksekusi mati pada tanggal 17 Oktober 1968 di Singapura. (mia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/