Hal tersebut juga dipertegas dengan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir. Menurutnya, tidak ada niatan pemerintah untuk pamer kekuatan militer kepada negara tetangga. Latihan tersebut diakui sama saja seperti latihan militer memperingati ulang tahun TNI tahun-tahun sebelumnya.
’’Tidak benar ada upaya memberi sinyal-sinyal ke negara lain,’’ ungkapnya di Jakarta, kemarin (6/10).
Terkait pemilihan lokasi, pria yang akrab disapa Tat tersebut mengaku hal tersebut memang sepenuhnya hak TNI. Dia juga yakin tidak akan ada dampak buruk dari acara tersebut. Pasalnya, latihan tersebut dilakukan di wilayah kedaulatan Indonesia.
’’Saya rasa TNI paham benar mana wilayah yang perlu diberi latihan. Selama pelatihan militer tidak menyalahi hukum internasional atau mengganggu keamanan negara lain, semua sah-sah saja,’’ imbuhnya.
Natuna memang menjadi wilayah yang cukup sensitif dengan bagi internasional. Sebab batas luar utara Indonesia itu sering terkena kasus dimana kapal-kapal penangkap ikan Tiongkok beroperasi. Padahal, Indonesia bukanlah negara pengklaim Laut Tiongkok Selatan (LTS) seperti Filipina yang sedang bertikai dengan Tiongkok.
Sementara itu, Presiden Jokowi juga menyempatkan diri untuk meninjau pembangunan barak militer gabungan dari tiga Matra di Pulau Natuna. Komandan Satgas Swakelola Pulau Natuna, Kolonel (Mar) Teguh Widodo mengatakan bahwa pembangunan tersebut sudah berlangsung selama sebulan. Targetnya akan siap dipakai pada Maret 2017.
“Yang membangun ini adalah 180 personil marinir. Mereka kerja seperti rayap, cepat,” Teguh di lokasi pembangunan yang terletak di Desa Setengar, Natuna. (dod/bil/jpg)