Mario bersembunyi di semak-semak dekat ujung landas pacu, kemarin. Semua pesawat memang berhenti dulu di ujung landasan sebelum lepas landas guna menunggu aba-aba dari petugas pengawas lalu lintas udara. Ketika pesawat Garuda yang hendak terbang ke Jakarta berhenti di ujung landas pacu, Mario keluar dari semak-semak dan meloncat pagar bandara.
Ia berlari menuju pesawat dan naik ke rongga roda belakang sebelah kanan. Berhasil. Tidak ada petugas bandara yang melihat. Penumpang, awak kabin dan pilot juga tidak menyadari kehadiran penyusup.
”Rongga roda pesawat memang besar. Ketika roda melipat setelah pesawat lepas landas, masih tersisa ruang untuk Mario bersembunyi,” kata Pujo.
Aksi penyusupan Mario baru ketahuan setelah pesawat mendarat dan berhenti di apron. Petugas yang memandu pesawat parkir melihat seseorang berjalan terhuyung di dekat pesawat. Petugas itu mendekati dan menangkap sang penyusup.
”Saat itu dia tampak lemas karena kekurangan oksigen. Jari tangannya membiru,” tutur Pujo. Petugas pun membawa Mario ke Balai Kesehatan Bandara. Mario si penyusup langsung mendapat perawatan dari tim medis dan diinfus. Setelah kondisinya membaik, barulah dilakukan interogasi.
”Dia mengaku lahir di Jakarta, tapi besar di Pekanbaru. Sudah 21 tahun dia tidak melihat Jakarta, dan ingin sekali datang ke Jakarta,” kata Pujo.
Ketika ditanya apakah Garuda akan memidanakan Mario dengan tuduhan membahayakan penerbangan, Pujo menyatakan menyerahkannya kepada Otoritas Bandara.
”Kami sudah menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada Otoritas Bandara,” katanya. Kepala Humas PT Angkasa Pura II Achmad Syahrir mengatakan, pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengetahui bagaimana bisa penyusup masuk ke area landas pacu secara ilegal dan naik ke rongga roda pesawat. (dri)