26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Belajar Sejarah Menyenangkan dengan Kegiatan Nobar

Guna  meningkatkan kemampuan kognitif anak, perlu dilakukan metode atau gaya belajar yang sesuai dengan materi agar proses penyampaian informasi ke otak mudah diterima dan menyenangkan. Salah satunya dengan pemanfaatan media audio visual. Seperti yang diterapkan guru sekolah dasar di Kabupaten Batubara,  Hotma Wulansari Sitohang melalui kegiatan nonton bareng (nobar ) animasi  tentang sejarah.

Guru UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara ini menyebutkan, kegiatan nobar animasi tentang sejarah ini dilakukan mengingat pentingnya mempelajari sejarah sebagai upaya membentuk rasa nasionalis dalam diri siswa.  Sekolahnya, ujarnya memang menekankan pentingnya menamkan rasa cinta sejarah. Di beberapa momen sejarah diperingati dengan berbagai kegiatan. Saat memperingati hari pahlawan kemarin, sekolah bekerjasama  dengan Bhabinkamtibnas Desa Pasar Lapan beserta dishub setempat untuk memotivasi dan menumbuhkembangkan jiwa ksatria peserta didik. Dan khususnya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda  pada 28 Oktober lalu, Wulan sapaan akrab  Hotma Wulansari mengajak siswa nobar animasi tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda. ‘’Kali ini, saya menggunakan gaya belajar audiovisual. Berharap melalui kegiatan nobar ini, peserta didik mendapatkan pengetahuan lebih terkait sejarah sumpah pemuda,’’ujar Wulan.

Dikatakan Wulan,  gaya belajar audiovisual adalah proses pembelajaran yang menekankan alat indra seperti mata dan telinga. Dimana saat melakukan proses pembelajaran maka mata terfokus dengan apa yang dilihatnya dan telinga mendengar tentang informasi yang disampaikan sehingga informasi tersebut mampu diserap setiap individu melalui gambar dan suara. Setiap gaya belajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga gaya belajar audio visual ini. Namun saya percaya, jika guru mampu mengelola kelas dengan memodifikasi gaya atau metode pembelajaran maka peserta didik akan merasa senang dan tidak mudah bosan dalam belajar,’’sebutnya.

Dikatakan Wulan,  setelah berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru lain, Wulan menyiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti,  proyektor, infocuss, laptop, loudspeaker dan sebagainya. Kegiatan nobar ini dilakukan di dalam kelas. Sebelum nobar dimulai, Wulan menjelaskan seputar nama peralatan yang digunakan dan fungsinya kepada anak didik.  ‘’Saya memulai kegiatan dengan memperkenalkan alat-alat yang digunakan. Kemudian untuk memusatkan perhatian peserta didik maka saya mengajak mereka untuk menyanyikan lagu “Tanah Airku “ melalui youtube. Mereka semua terlihat begitu semangat,’’tambah Wulan.

Ditambahkan Wulan kegiatan ini disambut senang oleh anak – anak. Terbukti ruangan kelas dipenuhi peserta didik yang ikut nobar.  Anak-anak antusias menonton video yang diputar.  Setelah selesai menonton, Wulan meminta siswa menceritakan kembali terkait materi yang telah ditonton. Seorang siswa bernama Lutfi maju ke depan kelas dan dengan percaya diri menceritakan ulang kisah sejarah Sumpah Pemuda yang baru ditontonnya. Dilanjutkan siswa lainnya yang bernama Arvino. ‘’ Tadinya ia termasuk siswa pemalu tapi kali ini ia sudah berani mencoba tampil didepan teman bahkan kakak kelasnya. Itu salah satu bukti bahwa gaya belajar yang berbeda akan meningkatkan kemampuan/keberanian peserta didik dalam belajar. Hal ini juga merupakan bukti bahwa dalam proses pembelajaran yang menggunakan unsur MIKiR maka pembelajaran itu sendiri akan lebih mudah dipahami peserta didik,’’ujar Wulan yang merupakan Fasda Kab Batubara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Setelah nobar selesai, Wulan memberikan penguatan materi terkait Sumpah Pemuda dan menekankan bahwa setelah peringatan Sumpah Pemuda ini tidak ada lagi anak-anak yang bermusuhan satu sama lain.

Kepala Sekolah UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Sugiatik,S.Pd.SD merespon positif kegiatan Nobar animasi sejarah Sumpah Pemuda ini. Dia berharap pemanfaatan media audio visual ini bisa digunakan untuk berbagai kegiatan selanjutnya. ‘’Untuk kegiatan selanjutnya gunakan lagi lah kan senang anak-anak,’’lanjutnya. (rel/sih)

Guna  meningkatkan kemampuan kognitif anak, perlu dilakukan metode atau gaya belajar yang sesuai dengan materi agar proses penyampaian informasi ke otak mudah diterima dan menyenangkan. Salah satunya dengan pemanfaatan media audio visual. Seperti yang diterapkan guru sekolah dasar di Kabupaten Batubara,  Hotma Wulansari Sitohang melalui kegiatan nonton bareng (nobar ) animasi  tentang sejarah.

Guru UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara ini menyebutkan, kegiatan nobar animasi tentang sejarah ini dilakukan mengingat pentingnya mempelajari sejarah sebagai upaya membentuk rasa nasionalis dalam diri siswa.  Sekolahnya, ujarnya memang menekankan pentingnya menamkan rasa cinta sejarah. Di beberapa momen sejarah diperingati dengan berbagai kegiatan. Saat memperingati hari pahlawan kemarin, sekolah bekerjasama  dengan Bhabinkamtibnas Desa Pasar Lapan beserta dishub setempat untuk memotivasi dan menumbuhkembangkan jiwa ksatria peserta didik. Dan khususnya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda  pada 28 Oktober lalu, Wulan sapaan akrab  Hotma Wulansari mengajak siswa nobar animasi tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda. ‘’Kali ini, saya menggunakan gaya belajar audiovisual. Berharap melalui kegiatan nobar ini, peserta didik mendapatkan pengetahuan lebih terkait sejarah sumpah pemuda,’’ujar Wulan.

Dikatakan Wulan,  gaya belajar audiovisual adalah proses pembelajaran yang menekankan alat indra seperti mata dan telinga. Dimana saat melakukan proses pembelajaran maka mata terfokus dengan apa yang dilihatnya dan telinga mendengar tentang informasi yang disampaikan sehingga informasi tersebut mampu diserap setiap individu melalui gambar dan suara. Setiap gaya belajar pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga gaya belajar audio visual ini. Namun saya percaya, jika guru mampu mengelola kelas dengan memodifikasi gaya atau metode pembelajaran maka peserta didik akan merasa senang dan tidak mudah bosan dalam belajar,’’sebutnya.

Dikatakan Wulan,  setelah berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru lain, Wulan menyiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan seperti,  proyektor, infocuss, laptop, loudspeaker dan sebagainya. Kegiatan nobar ini dilakukan di dalam kelas. Sebelum nobar dimulai, Wulan menjelaskan seputar nama peralatan yang digunakan dan fungsinya kepada anak didik.  ‘’Saya memulai kegiatan dengan memperkenalkan alat-alat yang digunakan. Kemudian untuk memusatkan perhatian peserta didik maka saya mengajak mereka untuk menyanyikan lagu “Tanah Airku “ melalui youtube. Mereka semua terlihat begitu semangat,’’tambah Wulan.

Ditambahkan Wulan kegiatan ini disambut senang oleh anak – anak. Terbukti ruangan kelas dipenuhi peserta didik yang ikut nobar.  Anak-anak antusias menonton video yang diputar.  Setelah selesai menonton, Wulan meminta siswa menceritakan kembali terkait materi yang telah ditonton. Seorang siswa bernama Lutfi maju ke depan kelas dan dengan percaya diri menceritakan ulang kisah sejarah Sumpah Pemuda yang baru ditontonnya. Dilanjutkan siswa lainnya yang bernama Arvino. ‘’ Tadinya ia termasuk siswa pemalu tapi kali ini ia sudah berani mencoba tampil didepan teman bahkan kakak kelasnya. Itu salah satu bukti bahwa gaya belajar yang berbeda akan meningkatkan kemampuan/keberanian peserta didik dalam belajar. Hal ini juga merupakan bukti bahwa dalam proses pembelajaran yang menggunakan unsur MIKiR maka pembelajaran itu sendiri akan lebih mudah dipahami peserta didik,’’ujar Wulan yang merupakan Fasda Kab Batubara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Setelah nobar selesai, Wulan memberikan penguatan materi terkait Sumpah Pemuda dan menekankan bahwa setelah peringatan Sumpah Pemuda ini tidak ada lagi anak-anak yang bermusuhan satu sama lain.

Kepala Sekolah UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara Sugiatik,S.Pd.SD merespon positif kegiatan Nobar animasi sejarah Sumpah Pemuda ini. Dia berharap pemanfaatan media audio visual ini bisa digunakan untuk berbagai kegiatan selanjutnya. ‘’Untuk kegiatan selanjutnya gunakan lagi lah kan senang anak-anak,’’lanjutnya. (rel/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/