JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita mendalam atas bencana gempa yang mengguncang Jawa Timur, kemarin. Jokowi turut mengingatkan, Indonesia rawan bencana lantaran berada di wilayah ring of fire atau cincin api.
“Dan saya perlu mengingatkan bahwa kita ini berada di wilayah ring of fire, di wilayah cincin api oleh karena itu aktivitias alam dapat terjadi setiap saat baik itu gempa dan yang lain-lainnya, kapan saja,” kata Jokowi dalam konferensi pers virtual, Minggu (11/4).
Jokowi pun mengingatkan para kepala daerah di Indonesia agar mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama. Terutama dalam hal meningkatkan kewaspadaan akan bencana alam.
“Oleh sebab itu saya mengingatkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” kata dia.
Sementara, terkait gempa di Jawa Timur, Jokowi telah memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Selain itu, juga untuk segera mencari korban yang tertimpa reruntuhan. “Saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, kepada Kepala Basarnas, kepada Menteri Sosial, kepada Menteri Kesehatan, dan juga Menteri PUPR serta Panglima TNI dan Kapolri beserta seluruh jajaran aparatur terkait lainnya juga Pemprov, pemerintah kota dan kabupaten untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban yang tertimpa reruntuhan dan melakukan segera, melakukan perawatan pada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” papar Jokowi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga saat ini, total rumah rusak akibat gempa bumi bermagnitudo 6,1 yang mengguncang wilayah Malang dan sekitarnya bertambah menjadi 2.848 unit. Rinciannya, rumah dengan kerusakan berat tercatat sebanyak 642 unit, rumah dengan kerusakan sedang tercatat 845 unit, dan rumah dengan kerusakan ringan tercatat 1.361 unit.
“Jadi kalau kita lihat ada 642 unit rumah rusak berat, 845 unit rumah rusak sedang, dan 1.000 lebih rumah rusak ringan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers, Minggu (11/4).
Sementara itu, kerusakan terhadap fasilitas umum (fasum) juga bertambah menjadi 179 unit, dibandingkan data Minggu pagi yang dilaporkan sebanyak 150 unit fasum rusak. “179 unit fasilitas umum rusak, jadi lumayan bertambah pada fasilitas umum,” ucapnya.
Sedangkan, menurut Raditya, untuk korban meninggal dunia tidak mengalami penambahan. Hingga Minggu (11/4) BNPB mencatat ada 8 orang meninggal dunia, 2 orang mengalami luka sedang, 1 orang luka berat berat, dan 36 orang luka ringan akibat gempa bumi bermagnitudo 6,1 yang mengguncang wilayah Malang dan sekitarnya. “Sampai hari ini tercatat korban jiwa meninggal dunia 8 orang, 5 orang di Lumajang dan 3 di Malang dan ini yang kami dapatkan,” ujar Raditya. Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo mengguncang Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.05 WIB. Titik episentrum gempa diketahui berada di laut dengan jarak 96 kilometer selatan Kota Kepanjen, Malang, pada kedalaman 80 kilometer. Selain di selatan Jawa Timur, gempa itu juga dirasakan di Solo, Yogyakarta, Wonogiri, dan sekitarnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terus menerima laporan dampak gempa di selatan Jatim. ’’Sampai petang ini (tadi malam, Red), laporan yang sampai ke kami, ada warga yang meninggal dunia dari Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, maupun Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, karena tertimpa longsoran saat gempa terjadi. Dan ada lagi yang dilarikan ke rumah sakit,’’ kata Khofifah kemarin petang.
Menurut Khofifah, dampak gempa paling parah ada di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Dampit dan Jabung. Lalu, di Kecamatan Tempursari dan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang serta Kecamatan Wates dan Binangun di Kabupaten Blitar.
Dari data yang dihimpun BPBD Jawa Timur, ada banyak rumah rusak, baik ringan, sedang, maupun berat. Semua sedang didata sambil dilakukan evakuasi warga. Selain rumah warga, ada rumah sakit dan puskesmas yang dilaporkan mengalami kerusakan seperti RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar serta Puskesmas Turen.
Khofifah meminta Forkopimda Jatim bersama tiga bupati terus melakukan koordinasi. Besok insya Allah saya ke lokasi. Yang jelas, evakuasi dan pendataan hingga kini terus kita lakukan,’’ tegasnya.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy telah mengintruksikan BNPB untuk memonitor dan mengawasi dampak gempa tersebut. “Saya sudah kontak terus dengan Kepala BNPB Pak Doni Monardo kemudian saya juga menugaskan Deputi Kemenko PMK bidang kebencanaan untuk mendata memantau perkembangan gempa,” ucap dia dalam keterangannya, Minggu (11/4).
Muhadjir menegaskan akan terus memantau perkembangan dari dampak gempa. Dia juga menyampaikan akan turun ke lapangan mengecek dampak yang timbul akibat gempa.
“Saya stand by sambil berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, dan akan segera turun ke lapangan. Kita lihat dulu perkembangannya,” ucapnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, bencana gempa bumi di Jawa Timur ini belum menjadi bencana nasional. Karena itu, dia meminta agar pemerintah daerah dapat menangani dampak kerusakan yang terjadi.
Pemerintah pusat, kata Menko PMK, juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi terkait penanganan pascabencana gempa. “Karena itu saya sarankan bencana gempa di selatan Jawa Timur ini cukup di-handle oleh masing-masing daerah, dan nanti akan saya koordinasikan,” ujar dia. (jpc/kps/dtc)