30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Umar Patek Ditahan

JAKARTA- Tokoh terorisme Asia Tenggara Umar Patek sudah berada di Indonesia. Tadi malam, pria alumni kamp Sadda Afghanistan angkatan 1990 itu sudah meringkuk di sel blok A Rutan Mako Brimob,Kelapa Dua, Depok. Umar ditahan secara terpisah dengan istrinya Saudah yang berkebangsaan Filipina.

Penahanan Umar Patek di Jakarta ini justru menimbulkan kekhawatiran sejumlah kalangan peneliti dan pemerhati terorisme. Umar yang ahli meracik bom itu bisa membangkitkan jaringan teror di Indonesia yang sudah mati suri.
“Saya heran dengan rencana Polri membawa Umar ke Indonesia. Ini seperti membangkitkan macan tidur,” kata peneliti terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo saat dihubungi Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (11/08).

Setelah tokoh-tokoh sekelas Noordin dan Dulmatin tewas di tangan aparat Densus 88, jaringan teror kehilangan patron. “Sekarang, ketika dia pulang ke Indonesia, seperti ada pahlawan yang baru datang. Ini justru berbahaya,” kata Mardigu.

Umar Patek dideportasi ke Jakarta bersama istrinya kemarin pagi pukul 6.45 WIB. Umar datang menggunakan pesawat carter yang mendarat di bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Darisana, Umar dan istrinya langsung dibawa ke Mako Brimob.

Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, pemulangan Patek dilakukan secara rahasia dengan pengamanan tingkat tinggi. “Dia ini teroris kakap, kelas tinggi. Entu, kewaspadaan kita ekstra hati-hati,” katanya.
Dikatakan Anton, Patek telah ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan KUHP.
Patek diduga terlibat kasus bom malam Natal tahun 2000 dan bom Bali I tahun 2002. Patek tak bisa dijerat dengan UU Terorisme 2003 karena UU itu tidak berlaku surut. (rdl/jpnn)

JAKARTA- Tokoh terorisme Asia Tenggara Umar Patek sudah berada di Indonesia. Tadi malam, pria alumni kamp Sadda Afghanistan angkatan 1990 itu sudah meringkuk di sel blok A Rutan Mako Brimob,Kelapa Dua, Depok. Umar ditahan secara terpisah dengan istrinya Saudah yang berkebangsaan Filipina.

Penahanan Umar Patek di Jakarta ini justru menimbulkan kekhawatiran sejumlah kalangan peneliti dan pemerhati terorisme. Umar yang ahli meracik bom itu bisa membangkitkan jaringan teror di Indonesia yang sudah mati suri.
“Saya heran dengan rencana Polri membawa Umar ke Indonesia. Ini seperti membangkitkan macan tidur,” kata peneliti terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo saat dihubungi Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (11/08).

Setelah tokoh-tokoh sekelas Noordin dan Dulmatin tewas di tangan aparat Densus 88, jaringan teror kehilangan patron. “Sekarang, ketika dia pulang ke Indonesia, seperti ada pahlawan yang baru datang. Ini justru berbahaya,” kata Mardigu.

Umar Patek dideportasi ke Jakarta bersama istrinya kemarin pagi pukul 6.45 WIB. Umar datang menggunakan pesawat carter yang mendarat di bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Darisana, Umar dan istrinya langsung dibawa ke Mako Brimob.

Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, pemulangan Patek dilakukan secara rahasia dengan pengamanan tingkat tinggi. “Dia ini teroris kakap, kelas tinggi. Entu, kewaspadaan kita ekstra hati-hati,” katanya.
Dikatakan Anton, Patek telah ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan KUHP.
Patek diduga terlibat kasus bom malam Natal tahun 2000 dan bom Bali I tahun 2002. Patek tak bisa dijerat dengan UU Terorisme 2003 karena UU itu tidak berlaku surut. (rdl/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/