30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kasus Pengeroyokan Ade Armando: 6 Orang Tersangka, 3 Ditangkap

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Polda Metro Jaya terus mengejar para pelaku pengeroyokan pegiat media sosial (medsos) Ade Armando. Hingga kemarin, enam orang ditetapkan sebagai tersangka. Tiga di antaranya Sudah ditangkap. Ketiga tersangka yang telah ditangkap yakni Komarudin, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq. Sedangkan tiga lainnya yakni Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf, masih dalam pengejaran.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menjelaskan, tersangka Dhia Ul Haq merupakan pelaku yang pertama kali melakukan pemukulan terhadap Ade Armando.

Hal itu terlihat dari rekaman video. Nanti kepolisan akan segera menjelaskan lebih rinci terkait penangkapan Dhia UI Haqn

“Sudah diamankan. Nanti kita rilis,” ujarnya di Polda Metro Jaya, Rabu (13/4). Tubagus mengungkapkan, tersangka Dhia Ul Haq ditangkap di sebuah pondok pesantren di Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu dini hari kemarin.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengungkapkan motif para pelaku di balik aksi pengeroyokan tersebut. Zulpan menyebut, tersangka Komarudin melakukan pemukulan kepada Ade Armando karena terprovokasi situasi massa di depan gedung DPR RI pada saat itu. “Komarudin melakukan pemukulan, karena terprovokasi dengan situasi di TKP,” kata Zulpan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4).

Kemudian, tersangka Muhammad Bagja mengaku melakukan pemukulan karena kesal terhadap Ade Armando di media sosial. Sehingga, aksi pemukulannya merupakan pelampiasan rasa kekesalannya selama ini. “Adapun Muhammad Bagja sampaikan dalam pemeriksaan kesal dengan apa yang selama ini disuarakan korban dalam media sosial,” imbuhnya.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, kemarin menyempatkan diri menjenguk dosen Universitas Indonesia (UI) itu di RS Siloam Semanggi, Jaksel. Fadil menyebut, kondisi Ade perlahan membaik. “Baik-baik saja. Sudah semakin membaik ya,” kata Fadil singkat.

Sementara itu, Ketua Indonesian Police Watch (IPM) Sugeng Teguh Santoso mengatakan, Polda Metro Jaya harus mengusut tuntas pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. Pengusutan harus dilakukan dari bawah hingga aktor intelektualnya. ’’Siapa yang memerintahkan menunggangi demo 11 April hingga terjadi pengeroyokan,’’ terangnya.

Setelah pelaku pengeroyokan ditangkap, dapat dengan mudah diketahui aktor intelektualnya. Sekaligus penyandang dana yang berupaya menunggangi aksi demo mahasiswa. ’’Jangan lupa, ada juga yang memprovokasi via medsos soal keberadaan Ade Armando saat demonstrasi,’’ tuturnya.

Sugeng menambahkan, bisa jadi pengeroyokan terhadap Ade Armando itu terorganisasi. Sebab, kekerasan tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas. ’’Tanpa alasan melakukan kekerasan dan menelanjangi Ade Armando,’’ urainya.

Pada bagian lain, Nong Darol Mahmada yang merupakan sahabat Ade mengatakan, Ade dipindah ke RS Siloam Semanggi sekitar pukul 22.00 WIB. Hingga kemarin, Ade belum bisa dijenguk. “Banyak, banyak sekali yang ingin menjenguk. Dari Wantimpres, misalnya, dari mana-mana ya. Tokoh-tokoh masyarakat. Guru besar UI juga sudah meminta kesediaan apakah bisa ditengok atau nggak. Cuma ya itu, saya sampaikan belum bisa ditengok,” ujarnya.

Nong mengungkapkan, Ade baru bisa dijenguk setelah dipindahkan ke ruang rawat inap rumah sakit. Dirinya belum dapat memerinci kapan sahabatnya itu bisa dipindahkan dari high care unit (HCU). “Mungkin bisa ditengok setelah pindah ke ruang inap, ruang biasa, itu baru bisa ditengok. Kalau sekarang nggak bisa. Jadi, bener-bener sedang dilakukan observasi oleh pihak dokter untuk memantau soal pendarahan di otaknya itu,” tuturnya.

Nong menyebut, hasil computerized tomography (CT) scan Senin (11/4) malam menyebutkan, Ade mengalami pendarahan di otak belakang. Berdasar penjelasan dokter, kondisi itu disebabkan oleh pukulan keras di bagian kepala Ade. “Pendarahan yang dialami karena gegar otak. Gegar otak disebabkan oleh pukulan atau guncangan pada kepala,” terangnya.

Terpisah, Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia mendesak agar tindak kekerasan yang dialami salah seorang dosennya itu segera ditangani. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus tersebut pada mekanisme hukum. “Kami sangat menyayangkan dan prihatin atas tindak kekerasan yang dialami oleh Saudara Ade Armando, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, pada unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di depan gedung MPR/DPR pada hari Senin, 11 April 2022,” ujarnya.(jpc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Polda Metro Jaya terus mengejar para pelaku pengeroyokan pegiat media sosial (medsos) Ade Armando. Hingga kemarin, enam orang ditetapkan sebagai tersangka. Tiga di antaranya Sudah ditangkap. Ketiga tersangka yang telah ditangkap yakni Komarudin, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq. Sedangkan tiga lainnya yakni Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf, masih dalam pengejaran.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menjelaskan, tersangka Dhia Ul Haq merupakan pelaku yang pertama kali melakukan pemukulan terhadap Ade Armando.

Hal itu terlihat dari rekaman video. Nanti kepolisan akan segera menjelaskan lebih rinci terkait penangkapan Dhia UI Haqn

“Sudah diamankan. Nanti kita rilis,” ujarnya di Polda Metro Jaya, Rabu (13/4). Tubagus mengungkapkan, tersangka Dhia Ul Haq ditangkap di sebuah pondok pesantren di Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu dini hari kemarin.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengungkapkan motif para pelaku di balik aksi pengeroyokan tersebut. Zulpan menyebut, tersangka Komarudin melakukan pemukulan kepada Ade Armando karena terprovokasi situasi massa di depan gedung DPR RI pada saat itu. “Komarudin melakukan pemukulan, karena terprovokasi dengan situasi di TKP,” kata Zulpan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4).

Kemudian, tersangka Muhammad Bagja mengaku melakukan pemukulan karena kesal terhadap Ade Armando di media sosial. Sehingga, aksi pemukulannya merupakan pelampiasan rasa kekesalannya selama ini. “Adapun Muhammad Bagja sampaikan dalam pemeriksaan kesal dengan apa yang selama ini disuarakan korban dalam media sosial,” imbuhnya.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, kemarin menyempatkan diri menjenguk dosen Universitas Indonesia (UI) itu di RS Siloam Semanggi, Jaksel. Fadil menyebut, kondisi Ade perlahan membaik. “Baik-baik saja. Sudah semakin membaik ya,” kata Fadil singkat.

Sementara itu, Ketua Indonesian Police Watch (IPM) Sugeng Teguh Santoso mengatakan, Polda Metro Jaya harus mengusut tuntas pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. Pengusutan harus dilakukan dari bawah hingga aktor intelektualnya. ’’Siapa yang memerintahkan menunggangi demo 11 April hingga terjadi pengeroyokan,’’ terangnya.

Setelah pelaku pengeroyokan ditangkap, dapat dengan mudah diketahui aktor intelektualnya. Sekaligus penyandang dana yang berupaya menunggangi aksi demo mahasiswa. ’’Jangan lupa, ada juga yang memprovokasi via medsos soal keberadaan Ade Armando saat demonstrasi,’’ tuturnya.

Sugeng menambahkan, bisa jadi pengeroyokan terhadap Ade Armando itu terorganisasi. Sebab, kekerasan tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas. ’’Tanpa alasan melakukan kekerasan dan menelanjangi Ade Armando,’’ urainya.

Pada bagian lain, Nong Darol Mahmada yang merupakan sahabat Ade mengatakan, Ade dipindah ke RS Siloam Semanggi sekitar pukul 22.00 WIB. Hingga kemarin, Ade belum bisa dijenguk. “Banyak, banyak sekali yang ingin menjenguk. Dari Wantimpres, misalnya, dari mana-mana ya. Tokoh-tokoh masyarakat. Guru besar UI juga sudah meminta kesediaan apakah bisa ditengok atau nggak. Cuma ya itu, saya sampaikan belum bisa ditengok,” ujarnya.

Nong mengungkapkan, Ade baru bisa dijenguk setelah dipindahkan ke ruang rawat inap rumah sakit. Dirinya belum dapat memerinci kapan sahabatnya itu bisa dipindahkan dari high care unit (HCU). “Mungkin bisa ditengok setelah pindah ke ruang inap, ruang biasa, itu baru bisa ditengok. Kalau sekarang nggak bisa. Jadi, bener-bener sedang dilakukan observasi oleh pihak dokter untuk memantau soal pendarahan di otaknya itu,” tuturnya.

Nong menyebut, hasil computerized tomography (CT) scan Senin (11/4) malam menyebutkan, Ade mengalami pendarahan di otak belakang. Berdasar penjelasan dokter, kondisi itu disebabkan oleh pukulan keras di bagian kepala Ade. “Pendarahan yang dialami karena gegar otak. Gegar otak disebabkan oleh pukulan atau guncangan pada kepala,” terangnya.

Terpisah, Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia mendesak agar tindak kekerasan yang dialami salah seorang dosennya itu segera ditangani. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus tersebut pada mekanisme hukum. “Kami sangat menyayangkan dan prihatin atas tindak kekerasan yang dialami oleh Saudara Ade Armando, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, pada unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa di depan gedung MPR/DPR pada hari Senin, 11 April 2022,” ujarnya.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/