30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

3 Hari, Layanan Katering di Makkah Bakal Berhenti

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Petugas Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah mengkonfirmasi, layanan pemberian makan untuk jamaah haji di Makkah akan terhenti sementara pada tanggal 7, 14, dan 15 Zulhijjah. Kebijakan ini diambil karena kondisi di Makkah yang tak memungkinkan untuk distribusi pengiriman makanan pada periode tersebut.

Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengatakan, rata-rata layanan katering bagi jamaah selama tinggal di Makkah berlangsung dalam rentang 22 hari. Namun, ada fase di mana layanan katering jemaah di Makkah akan berhenti sementara.

“Menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara. Tepatnya, pada 7 Zulhijjah serta 14 dan 15 Zulhijjah 1444 H,” kata Arsad, Senin (12/6).

Arsad mengatakan, penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jamaah dari seluruh dunia sudah berada di sana. Sehingga sering terjadi kemacetan dan tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.

“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer pun harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jamaah,” sambungnya.

Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jamaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel.

Sementara pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Zulhijjah, jamaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” tegas Arsyad.

Khusus untuk jamaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Zulhijjah, mereka juga belum mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina.

“Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Zulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jamaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” tandasnya.

 

Prioritaskan Jamaah Lansia

Kelompok terbang (Kloter) 19 Embarkasi Medan yang terdiri dari para calon jamaah haji (CJH) asal Kota Padangsidimpuan dan Kota Medan, dilepas dari Asrama Haji Medan, Minggu (11/6) malam. Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution yang melepas para CJH tersebut, menitip doa kebaikan kepada jamaah. “Pemko Padangsidimpuan menitip pesan agar calon jamaah haji dalam kloter ini mendoakan Padangsidimpuan dijauhkan dari bencana dan menjadi wilayah yang tentram dan damai,” kata Irsan.

Dia juga menyampaikan, perhatian Pemko Padangsidimpuan terhadap jamaah sangat tinggi. Terbukti, ia sebagai wali kota melakukan pendampingan sejak keberangkatan dari daerah hingga nanti ke tangga pesawat. “Kami tunggu bapak dan ibu jamaah Padangsidimpuan kembali dari Tanah Suci dan fasilitas tetap diberikan sejak kepulangan dari Asrama Haji hingga daerah,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan H Ahmad Qosbi mengatakan, keberangkatan di setiap kloter meminta petugas memastikan para jamaah lanjut usia (lansia) benar-benar dibimbing dan diutamakan kebutuhannya dan dipantau kesehatannya. “Untuk petugas kloter mohon terus dipantau kondisi jamaah kita terutama lansia baik uzur, disabilitas dan sebagainya. Petugas kloter harus memastikan seluruh jamaahnya dalam kondisi mumpuni untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci,” ungkapnya.

Ia juga meminta petugas untuk berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi terkait kebutuhan dan pelayanan. Petugas juga harus memastikan berapa jumlah lansia yang membutuhkan kursi roda, berapa jamaah yang punya riwayat kesehatan sehingga petugas kloter punya data dan dapat memitigasi dini jika ada sesuatu hal.

Qosbi juga memastikan pelayanan lansia di Embarkasi Medan dilaksanakan dengan baik. Dalam pelayanan satu atap misalnya, petugas memprioritaskan para lansia untuk melakukan pengecekan kesehatan, kemudian pembagian gelang, paspor, visa, living cost, dan kemudian diarahkan menuju hotel untuk beristirahat. “Saat keberangkatan para lansia juga tidak diikutsertakan dalam seremoni dan didahulukan masuk ke dalam bus,” katanya.

Diketahui dalam kloter 19 berjumlah 339 jamaah. Selain itu, tiga jamaah tunda keberangkatan karena sakit atas nama, Kariduan Siregar manifes 290, Yatinem Saman manifes 110 dan Saunah Diris manifes 303. Selain itu ada satu jamaah yang wafat sebelum masuk asrama satu orang atas nama, Nursaima Lombang manifes 22. (jpc/man/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Petugas Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah mengkonfirmasi, layanan pemberian makan untuk jamaah haji di Makkah akan terhenti sementara pada tanggal 7, 14, dan 15 Zulhijjah. Kebijakan ini diambil karena kondisi di Makkah yang tak memungkinkan untuk distribusi pengiriman makanan pada periode tersebut.

Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengatakan, rata-rata layanan katering bagi jamaah selama tinggal di Makkah berlangsung dalam rentang 22 hari. Namun, ada fase di mana layanan katering jemaah di Makkah akan berhenti sementara.

“Menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara. Tepatnya, pada 7 Zulhijjah serta 14 dan 15 Zulhijjah 1444 H,” kata Arsad, Senin (12/6).

Arsad mengatakan, penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jamaah dari seluruh dunia sudah berada di sana. Sehingga sering terjadi kemacetan dan tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.

“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer pun harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jamaah,” sambungnya.

Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jamaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel.

Sementara pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Zulhijjah, jamaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” tegas Arsyad.

Khusus untuk jamaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Zulhijjah, mereka juga belum mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina.

“Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Zulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jamaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” tandasnya.

 

Prioritaskan Jamaah Lansia

Kelompok terbang (Kloter) 19 Embarkasi Medan yang terdiri dari para calon jamaah haji (CJH) asal Kota Padangsidimpuan dan Kota Medan, dilepas dari Asrama Haji Medan, Minggu (11/6) malam. Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution yang melepas para CJH tersebut, menitip doa kebaikan kepada jamaah. “Pemko Padangsidimpuan menitip pesan agar calon jamaah haji dalam kloter ini mendoakan Padangsidimpuan dijauhkan dari bencana dan menjadi wilayah yang tentram dan damai,” kata Irsan.

Dia juga menyampaikan, perhatian Pemko Padangsidimpuan terhadap jamaah sangat tinggi. Terbukti, ia sebagai wali kota melakukan pendampingan sejak keberangkatan dari daerah hingga nanti ke tangga pesawat. “Kami tunggu bapak dan ibu jamaah Padangsidimpuan kembali dari Tanah Suci dan fasilitas tetap diberikan sejak kepulangan dari Asrama Haji hingga daerah,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan H Ahmad Qosbi mengatakan, keberangkatan di setiap kloter meminta petugas memastikan para jamaah lanjut usia (lansia) benar-benar dibimbing dan diutamakan kebutuhannya dan dipantau kesehatannya. “Untuk petugas kloter mohon terus dipantau kondisi jamaah kita terutama lansia baik uzur, disabilitas dan sebagainya. Petugas kloter harus memastikan seluruh jamaahnya dalam kondisi mumpuni untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci,” ungkapnya.

Ia juga meminta petugas untuk berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi terkait kebutuhan dan pelayanan. Petugas juga harus memastikan berapa jumlah lansia yang membutuhkan kursi roda, berapa jamaah yang punya riwayat kesehatan sehingga petugas kloter punya data dan dapat memitigasi dini jika ada sesuatu hal.

Qosbi juga memastikan pelayanan lansia di Embarkasi Medan dilaksanakan dengan baik. Dalam pelayanan satu atap misalnya, petugas memprioritaskan para lansia untuk melakukan pengecekan kesehatan, kemudian pembagian gelang, paspor, visa, living cost, dan kemudian diarahkan menuju hotel untuk beristirahat. “Saat keberangkatan para lansia juga tidak diikutsertakan dalam seremoni dan didahulukan masuk ke dalam bus,” katanya.

Diketahui dalam kloter 19 berjumlah 339 jamaah. Selain itu, tiga jamaah tunda keberangkatan karena sakit atas nama, Kariduan Siregar manifes 290, Yatinem Saman manifes 110 dan Saunah Diris manifes 303. Selain itu ada satu jamaah yang wafat sebelum masuk asrama satu orang atas nama, Nursaima Lombang manifes 22. (jpc/man/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/