26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Lion Air Niat Beli 50 Pesawat PT DI

JAKARTA- Maskapai penerbangan, Lion Air tergerak untuk ikut membesarkan industri pesawat terbang nasional PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, telah menyampaikan komitmennya untuk membeli 50 pesawat buatan PT DI dengan jenis N219.
“Kita sepakat untuk sama-sama mengembangkan PT DI. Beliau tergerak untuk mengembangkan PT DI. Dia (Rusdi Kirana) ingin ikutn
mengembangkan dengan cara membeli pesawat-pesawat PT DI yang original pesawat PT DI dengan seri N219,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan usai menerima kunjungan Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana di Kementerian BUMN, kemarin (12/8).
Mantan Dirut PLN tersebut menuturkan, kedatangan Rusdi Kirana untuk membicarakan niat Lion Air membeli 50 pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia seri N219. Rencana itu kini tengah dibahas oleh tiga pihak yaitu Lion Air, PT DI dan Kementerian BUMN. “Beliau (Rusdi Kirana-red) akan membeli 50 unit pesawat, perundingannya masih panjang. Detailnya masih dibicarakan,” kata Dahlan.
Pesawat-pesawat PT DI yang akan dibeli Lion tersebut nantinya diperuntukkan bagi penerbangan-penerbangan perintis. Dahlan menyebutkan, ke 50 pesawat pesanan Lion tersebut rencananya akan diproduksi dua tahun lagi. Namun ia belum bisa menyebutkan berapa total nilai yang akan dikeluarkan Lion untuk membeli 50 pesawat buatan PT DI tersebut. “Total nilainya belum bisa disebutkan,” ungkapnya.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengakui adanya pertemuan tersebut. Hal itu untuk menindaklanjuti rencana PT DI yang akan memproduksi pesawat N219. Lion Air mengaku tertarik dengan rencana tersebut dan ingin turut mengembangkan industri pesawat nasional. “Kalau mau bikin pesawat ‘kan harus ada pembelinya. Nah, kita siap kalau memang pesawat itu cocok seperti yang kita mau,” tandasnya.
Setelah pertemuan ini, lanjut Edward, akan nada pertemuan-pertemuan lanjutan yang membicarakan mengenai hal-hal teknis. Pihak pembeli akan meminta beberapa spesifikasi yang cocok digunakan sesuai geografis di Indonesia. “Kalau secara teknis sudah cocok, nanti kita akan bicarakan soal harganya. Sekarang belum bisa dipastikan berapa investasi yang harus kita siapkan,” tukasnya.
Namun begitu, dia menegaskan bahwa rencana itu bukan pepesan kosong karena tahun depan PT DI akan segera membuat prototype pesawat N219 seperti yang diinginkan Lion Air. Dia memperkirakan perjanjian jual beli baru bisa diteken 1-2 tahun lagi jika prototipe yang diminta Lion Air telah sesuai. “Belum tahu nanti akan buat maskapai lagi atau tidak. Jalannya masih panjang. Tapi kalau lihat geografis Indonesia, kita sangat butuh pesawat kecil,” jelasnya.
N-219 adalah pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang oleh PT DI dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut 19 penumpang ataupun bisa digunakan untuk keperluan kargo. Selain biaya operasional yang rendah, pesawat ini juga bisa mendarat dan terbang dari landasan pendek 600 meter. Pesawat ini diklaim memiliki volume kabin terbesar di kelasnya.

Buka Rute ke Silangit
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga meminta maskapai Lion Air membuka rute penerbangan tujuan Bandara Silangit, Sumatera Utara. Harapannya, agar akses menuju Danau Toba bisa lebih mudah dan tidak memakan waktu lama.
“Saya minta tadi Lion Air menerbangkan langsung pesawat dari Bandara Silangit. Terserah mau pakai pesawat jenis apa. Terserah mau mulai dari Batam dulu apa Jakarta,” ujar Dahlan.
Namun dari hasil perbincangan Dahlan dengan Direktur Utama Lion Air, Rusdi Kirana, kemungkinan penerbangan menuju Silangit akan dimulai dari Batam. “Beliau (Rusdi, red) lebih cenderung dari Batam dulu ke Silangit. Tapi kalau sudah berkembang, dari Jakarta ke Silangit,” papar Dahlan.
Mantan Direktur Utama PLN itu berharap, dengan adanya penerbangan komersil ke Silangit maka akan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi Danau Toba.  “Sehingga orang yang mau ke Danau Toba dari Balikpapan misalnya lebih gampang. Balikpapan-Batam-Silangit, jadi nggak perlu lagi ke Jakarta,” tuturnya.
Yang jelas, lanjut Dahlan, PT Angkasa Pura II sebagai operator Bandara Silangit telah menyiapkan untuk penerbangan komersil. Karenanya Dahlan berharap keinginannya itu bisa terealisasi akhir tahun ini. “Bandaranya tidak seperti dulu lagi, pagarnya sudah dibangun. Disiapkan akhir tahun inilah,” harap bekas Dirut PLN ini. (chi/wir/jpnn)

JAKARTA- Maskapai penerbangan, Lion Air tergerak untuk ikut membesarkan industri pesawat terbang nasional PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, telah menyampaikan komitmennya untuk membeli 50 pesawat buatan PT DI dengan jenis N219.
“Kita sepakat untuk sama-sama mengembangkan PT DI. Beliau tergerak untuk mengembangkan PT DI. Dia (Rusdi Kirana) ingin ikutn
mengembangkan dengan cara membeli pesawat-pesawat PT DI yang original pesawat PT DI dengan seri N219,” ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan usai menerima kunjungan Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana di Kementerian BUMN, kemarin (12/8).
Mantan Dirut PLN tersebut menuturkan, kedatangan Rusdi Kirana untuk membicarakan niat Lion Air membeli 50 pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia seri N219. Rencana itu kini tengah dibahas oleh tiga pihak yaitu Lion Air, PT DI dan Kementerian BUMN. “Beliau (Rusdi Kirana-red) akan membeli 50 unit pesawat, perundingannya masih panjang. Detailnya masih dibicarakan,” kata Dahlan.
Pesawat-pesawat PT DI yang akan dibeli Lion tersebut nantinya diperuntukkan bagi penerbangan-penerbangan perintis. Dahlan menyebutkan, ke 50 pesawat pesanan Lion tersebut rencananya akan diproduksi dua tahun lagi. Namun ia belum bisa menyebutkan berapa total nilai yang akan dikeluarkan Lion untuk membeli 50 pesawat buatan PT DI tersebut. “Total nilainya belum bisa disebutkan,” ungkapnya.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengakui adanya pertemuan tersebut. Hal itu untuk menindaklanjuti rencana PT DI yang akan memproduksi pesawat N219. Lion Air mengaku tertarik dengan rencana tersebut dan ingin turut mengembangkan industri pesawat nasional. “Kalau mau bikin pesawat ‘kan harus ada pembelinya. Nah, kita siap kalau memang pesawat itu cocok seperti yang kita mau,” tandasnya.
Setelah pertemuan ini, lanjut Edward, akan nada pertemuan-pertemuan lanjutan yang membicarakan mengenai hal-hal teknis. Pihak pembeli akan meminta beberapa spesifikasi yang cocok digunakan sesuai geografis di Indonesia. “Kalau secara teknis sudah cocok, nanti kita akan bicarakan soal harganya. Sekarang belum bisa dipastikan berapa investasi yang harus kita siapkan,” tukasnya.
Namun begitu, dia menegaskan bahwa rencana itu bukan pepesan kosong karena tahun depan PT DI akan segera membuat prototype pesawat N219 seperti yang diinginkan Lion Air. Dia memperkirakan perjanjian jual beli baru bisa diteken 1-2 tahun lagi jika prototipe yang diminta Lion Air telah sesuai. “Belum tahu nanti akan buat maskapai lagi atau tidak. Jalannya masih panjang. Tapi kalau lihat geografis Indonesia, kita sangat butuh pesawat kecil,” jelasnya.
N-219 adalah pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang oleh PT DI dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut 19 penumpang ataupun bisa digunakan untuk keperluan kargo. Selain biaya operasional yang rendah, pesawat ini juga bisa mendarat dan terbang dari landasan pendek 600 meter. Pesawat ini diklaim memiliki volume kabin terbesar di kelasnya.

Buka Rute ke Silangit
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga meminta maskapai Lion Air membuka rute penerbangan tujuan Bandara Silangit, Sumatera Utara. Harapannya, agar akses menuju Danau Toba bisa lebih mudah dan tidak memakan waktu lama.
“Saya minta tadi Lion Air menerbangkan langsung pesawat dari Bandara Silangit. Terserah mau pakai pesawat jenis apa. Terserah mau mulai dari Batam dulu apa Jakarta,” ujar Dahlan.
Namun dari hasil perbincangan Dahlan dengan Direktur Utama Lion Air, Rusdi Kirana, kemungkinan penerbangan menuju Silangit akan dimulai dari Batam. “Beliau (Rusdi, red) lebih cenderung dari Batam dulu ke Silangit. Tapi kalau sudah berkembang, dari Jakarta ke Silangit,” papar Dahlan.
Mantan Direktur Utama PLN itu berharap, dengan adanya penerbangan komersil ke Silangit maka akan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi Danau Toba.  “Sehingga orang yang mau ke Danau Toba dari Balikpapan misalnya lebih gampang. Balikpapan-Batam-Silangit, jadi nggak perlu lagi ke Jakarta,” tuturnya.
Yang jelas, lanjut Dahlan, PT Angkasa Pura II sebagai operator Bandara Silangit telah menyiapkan untuk penerbangan komersil. Karenanya Dahlan berharap keinginannya itu bisa terealisasi akhir tahun ini. “Bandaranya tidak seperti dulu lagi, pagarnya sudah dibangun. Disiapkan akhir tahun inilah,” harap bekas Dirut PLN ini. (chi/wir/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/