29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Teroris Pakai Pisau Dan Panah, seperti Imbauan Petinggi ISIS

Polres Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), dibakar teroris, Minggu (12/11) dini hari.

Selama ini kantor polisi memang menjadi sasaran empuk kelompok teror, Juli 2016 lalu Polres Solo mengalami serangan teror berupa bom bunuh diri dengan menggunakan sepeda motor. Petugas mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut dan pelaku teror tewas terkena bomnya sendiri.

Pada Juni 2017, Polda Sumatera Utara (Sumut) juga diserang dua terduga teroris bersenjata pisau. Seorang petugas piket tewas karena digorok terduga teroris. Akhirnya, kedua terduga teroris itu tewas terkena timah panah petugas.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, untuk dugaan pembakaran Polres oleh kelompok teror merupakan modus baru. Biasanya, terduga teroris itu menyerang aparatnya. ”Dilihat dari modusnya memang kemungkinan besar merupakan aggota kelompok teroris,” jelasnya.

Ada sejumlah kesamaan antara penyerangan di Polres Dharmasraya dengan aksi teror di tempat lainnya. Di antaranya, kelompok teror menyerang kantor polisi atau polisinya serta, penyerang menggunakan apapun sebagai senjata baik pisau dan panah. ”Ini cocok dengan himbauan petinggi ISIS,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, memang petinggi ISIS di Filipina menyebarkan video agar semua yang telah berbaiat pada Abu Bakar Al Baghdadi untuk melakukan aksi teror dengan cara apapun. Bahkan, peralatan sehari- hari seperti pisau, kapak dan lainnya bisa digunakan dalam aksi teror. ”Ya, itu yang selama ini terjadi,” jelasnya. (idr/jpg)

Polres Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), dibakar teroris, Minggu (12/11) dini hari.

Selama ini kantor polisi memang menjadi sasaran empuk kelompok teror, Juli 2016 lalu Polres Solo mengalami serangan teror berupa bom bunuh diri dengan menggunakan sepeda motor. Petugas mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut dan pelaku teror tewas terkena bomnya sendiri.

Pada Juni 2017, Polda Sumatera Utara (Sumut) juga diserang dua terduga teroris bersenjata pisau. Seorang petugas piket tewas karena digorok terduga teroris. Akhirnya, kedua terduga teroris itu tewas terkena timah panah petugas.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, untuk dugaan pembakaran Polres oleh kelompok teror merupakan modus baru. Biasanya, terduga teroris itu menyerang aparatnya. ”Dilihat dari modusnya memang kemungkinan besar merupakan aggota kelompok teroris,” jelasnya.

Ada sejumlah kesamaan antara penyerangan di Polres Dharmasraya dengan aksi teror di tempat lainnya. Di antaranya, kelompok teror menyerang kantor polisi atau polisinya serta, penyerang menggunakan apapun sebagai senjata baik pisau dan panah. ”Ini cocok dengan himbauan petinggi ISIS,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, memang petinggi ISIS di Filipina menyebarkan video agar semua yang telah berbaiat pada Abu Bakar Al Baghdadi untuk melakukan aksi teror dengan cara apapun. Bahkan, peralatan sehari- hari seperti pisau, kapak dan lainnya bisa digunakan dalam aksi teror. ”Ya, itu yang selama ini terjadi,” jelasnya. (idr/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/