26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

7 Siswa SD Ditikam Secara Brutal

Pelaku penyerangan di Sabu, Nusa Tenggara Timur sebelum tewas dirajam massa.

KUPANG, SUMUTPOS.CO – Tujuh orang murid SD diserang secara membabi buta oleh seorang pria yang belum diketahui identitasnya, Selasa (13/12/2016) pagi. Ke-7 bocah tersebut merupakan murid kelas V dan kelas VI SD Negeri Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur.

Pelaku diketahui masuk ke dalam sekolah dan menyerang secara brutal dengan menggunakan sebilah pisau. Pelaku kemudian menikam tujuh orang murid SD.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT AKBP Jules Abraham Abast mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 9.00 Wita.

“Ada tujuh siswa yang saat ini dirawat di puskesmas dan tidak ada yang meninggal. Para korban anak-anak SD ini hanya menderita luka tikam di leher, kaki, dan tangan,” kata Jules kepada wartawan, Selasa, (13/12/2016).

Jules menambahkan bahwa pelaku sudah ditangkap dan diamankan di kantor Polsek Sabu Raijua. Pelaku diduga mengalami stres.

Saat ini, polisi di Sabu Raijua masih mengumpulkan data tentang kejadian tersebut. Informasi yang dihimpun, salah satu korban adalah anak dari Pendeta Ati Djawa Gigi dan satunya lagi anak dari mantan wartawan Andro Riwu Rohi.

Seluruh korban saat ini dirawat di Puskesmas Seba dan RSUD Sabu di Menia.

Penyerang Tewas Dirajam Massa

Aksi penyerangan tersebut membuat warga setempat marah. Warga merajam pelaku hingga tewas di dalam sel tahanan.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Nithanel Rihi, Selasa, (13/12) sore.

Menurutnya, setelah mendengar kejadian tersebut, massa mengepung kantor Polsek Sabu Raijua dan meminta polisi menyerahkan pelaku yang telah ditangkap. Warga yang tidak sabar kemudian membobol tembok belakang tahanan dan merajam pelaku.

Dalam kasus tersebut, polisi mengamankan tujuh orang yang berada di kapal cepat KM Santika Expres untuk dimintai keterangan.

Secara terpisah Kabid Humas Polda NTT, AKBP Jelen Abraham Abast membenarkan kejadian itu.

Saat ini anggota dari tiga Polsek sudah memperkuat Polsek Seba dan anggota Kodim kurang lebih 50 personel sudah berada di lokasi kejadian bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menenangkan massa

“Kami berharap massa segera tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang mengudang amarah warga setempat,” katanya.

Pelaku penyerangan di Sabu, Nusa Tenggara Timur sebelum tewas dirajam massa.

KUPANG, SUMUTPOS.CO – Tujuh orang murid SD diserang secara membabi buta oleh seorang pria yang belum diketahui identitasnya, Selasa (13/12/2016) pagi. Ke-7 bocah tersebut merupakan murid kelas V dan kelas VI SD Negeri Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur.

Pelaku diketahui masuk ke dalam sekolah dan menyerang secara brutal dengan menggunakan sebilah pisau. Pelaku kemudian menikam tujuh orang murid SD.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT AKBP Jules Abraham Abast mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 9.00 Wita.

“Ada tujuh siswa yang saat ini dirawat di puskesmas dan tidak ada yang meninggal. Para korban anak-anak SD ini hanya menderita luka tikam di leher, kaki, dan tangan,” kata Jules kepada wartawan, Selasa, (13/12/2016).

Jules menambahkan bahwa pelaku sudah ditangkap dan diamankan di kantor Polsek Sabu Raijua. Pelaku diduga mengalami stres.

Saat ini, polisi di Sabu Raijua masih mengumpulkan data tentang kejadian tersebut. Informasi yang dihimpun, salah satu korban adalah anak dari Pendeta Ati Djawa Gigi dan satunya lagi anak dari mantan wartawan Andro Riwu Rohi.

Seluruh korban saat ini dirawat di Puskesmas Seba dan RSUD Sabu di Menia.

Penyerang Tewas Dirajam Massa

Aksi penyerangan tersebut membuat warga setempat marah. Warga merajam pelaku hingga tewas di dalam sel tahanan.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Nithanel Rihi, Selasa, (13/12) sore.

Menurutnya, setelah mendengar kejadian tersebut, massa mengepung kantor Polsek Sabu Raijua dan meminta polisi menyerahkan pelaku yang telah ditangkap. Warga yang tidak sabar kemudian membobol tembok belakang tahanan dan merajam pelaku.

Dalam kasus tersebut, polisi mengamankan tujuh orang yang berada di kapal cepat KM Santika Expres untuk dimintai keterangan.

Secara terpisah Kabid Humas Polda NTT, AKBP Jelen Abraham Abast membenarkan kejadian itu.

Saat ini anggota dari tiga Polsek sudah memperkuat Polsek Seba dan anggota Kodim kurang lebih 50 personel sudah berada di lokasi kejadian bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menenangkan massa

“Kami berharap massa segera tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang mengudang amarah warga setempat,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/