31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Salurkan Ribuan TKI, Indonesia Bidik Korsel

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus mencari negara-negara untuk menyalurkan TKI. Saat ini, pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) membidik Korea Selatan (Korsel). Apalagi, negeri gingseng itu sedang menerapkan moratorium penerimaan tenaga kerja asal Vietman.

Upaya BNP2TKI membidik Korsel untuk menyalurkan ribuan TKI tadi disampaikan oleh Direktur Penempatan BNP2TKI Haposan Saragih. Di temui di Jakarta kemarin, dia menjelaskan Korsel saat ini membutuhkan ribuan tenaga kerja baru. Diantaranya tenaga keperawatan.

Haposan menuturkan, kabar kebutuhan tenaga kerja untuk Korsel itu keluar ketika digelar pertemuan bertajuk Thank You Sajangnim di Seoul pekan lalu. Sajangnim adalah sebutan warga setempat untuk pemilik perusahaan atau penampung tenaga kerja. Tidak kurang dari 220-an sajangnim nimbrung di pertemuan ini. “Dalam pertemuan ini, kami mewakili pemerintah juga mengucapkan terima kasih kepada para sajangnim,” tandas Haposan.

Menurut Haposan, beberapa sajangnim yang ikut dalam pertemuan ini mengutarakan minat mempekerjakan TKI.
“Acara ini benar-benar kami manfaatkan untuk memetakan riil kebutuhan tenaga kerja di Korsel,” kata dia. Selain itu, Haposan mengatakan jika dalam pertemuan ini sajangnim mengaku puas dengan kinerja TKI. Menurut pengakuan Haposan, TKI di Korsel terkenal baik, disiplin, rajin, dan pekerja keras. Hampir mirip dengan label pekerja Korsel sendiri.

Penempatan TKI ke Korsel sendiri dijalankan dalam bentuk kesepakatan kerja sama G to G (government to goverment) atau lintas pemerintahan sejak 2004 silam. Sejak bergulirnya program ini, total ada 31.534 TKI yang saat ini berada di Korsel.

Sejak kurun waktu 2004 lalu, periode pengiriman TKI ke Korsel tertinggi terjadi pada 2008 yaitu sebanyak 11.885 orang. Sedangkan pada tahun ini hanya 3.359 orang. Diharapkan, tahun depan pemerintah bisa mengirim TKI ke Korsel lebih dari empat ribu jiwa.

Catatan dari BNP2TKI menyebutkan, rata-rata TKI di Korsel mendapatkan gaji antara Rp 9 juta hingga Rp 15 juta per bulan.

“Pendapatan gaji itu di luar lembur dan fasilitas lainnya,” jelas Haposan. Ada beberapa pos pekerjaan yang dominan diduduki TKI. Diantaranya perawat lansia, buruh pabrik, hingga pelaut.

Haposan menjelaskan, pihak Korsel berkomitmen menambah kuota lapangan kerja khusus untuk TKI. Sebab, saat ini Indonesia berada di posisi ketiga negara pengirim tenaga kerja ke Korsel. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam dan Thailand.

“Bertepatan dengan moratorium tenaga kerja Vietnam, kita harus menjadikannya sebagai peluang,” jelas Haposan. Diantara pos lapangan kerja yang diharapkan bertambah kuotanya adalah perawat lansia. Baik di rumah sakit maupun r umah tangga. (wan/jpnn)

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus mencari negara-negara untuk menyalurkan TKI. Saat ini, pemerintah melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) membidik Korea Selatan (Korsel). Apalagi, negeri gingseng itu sedang menerapkan moratorium penerimaan tenaga kerja asal Vietman.

Upaya BNP2TKI membidik Korsel untuk menyalurkan ribuan TKI tadi disampaikan oleh Direktur Penempatan BNP2TKI Haposan Saragih. Di temui di Jakarta kemarin, dia menjelaskan Korsel saat ini membutuhkan ribuan tenaga kerja baru. Diantaranya tenaga keperawatan.

Haposan menuturkan, kabar kebutuhan tenaga kerja untuk Korsel itu keluar ketika digelar pertemuan bertajuk Thank You Sajangnim di Seoul pekan lalu. Sajangnim adalah sebutan warga setempat untuk pemilik perusahaan atau penampung tenaga kerja. Tidak kurang dari 220-an sajangnim nimbrung di pertemuan ini. “Dalam pertemuan ini, kami mewakili pemerintah juga mengucapkan terima kasih kepada para sajangnim,” tandas Haposan.

Menurut Haposan, beberapa sajangnim yang ikut dalam pertemuan ini mengutarakan minat mempekerjakan TKI.
“Acara ini benar-benar kami manfaatkan untuk memetakan riil kebutuhan tenaga kerja di Korsel,” kata dia. Selain itu, Haposan mengatakan jika dalam pertemuan ini sajangnim mengaku puas dengan kinerja TKI. Menurut pengakuan Haposan, TKI di Korsel terkenal baik, disiplin, rajin, dan pekerja keras. Hampir mirip dengan label pekerja Korsel sendiri.

Penempatan TKI ke Korsel sendiri dijalankan dalam bentuk kesepakatan kerja sama G to G (government to goverment) atau lintas pemerintahan sejak 2004 silam. Sejak bergulirnya program ini, total ada 31.534 TKI yang saat ini berada di Korsel.

Sejak kurun waktu 2004 lalu, periode pengiriman TKI ke Korsel tertinggi terjadi pada 2008 yaitu sebanyak 11.885 orang. Sedangkan pada tahun ini hanya 3.359 orang. Diharapkan, tahun depan pemerintah bisa mengirim TKI ke Korsel lebih dari empat ribu jiwa.

Catatan dari BNP2TKI menyebutkan, rata-rata TKI di Korsel mendapatkan gaji antara Rp 9 juta hingga Rp 15 juta per bulan.

“Pendapatan gaji itu di luar lembur dan fasilitas lainnya,” jelas Haposan. Ada beberapa pos pekerjaan yang dominan diduduki TKI. Diantaranya perawat lansia, buruh pabrik, hingga pelaut.

Haposan menjelaskan, pihak Korsel berkomitmen menambah kuota lapangan kerja khusus untuk TKI. Sebab, saat ini Indonesia berada di posisi ketiga negara pengirim tenaga kerja ke Korsel. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam dan Thailand.

“Bertepatan dengan moratorium tenaga kerja Vietnam, kita harus menjadikannya sebagai peluang,” jelas Haposan. Diantara pos lapangan kerja yang diharapkan bertambah kuotanya adalah perawat lansia. Baik di rumah sakit maupun r umah tangga. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/