25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Puluhan Nelayan Hilang Dilaut

Ilustrasi

SIMEULUE, SUMUTPOS.CO – Puluhan nelayan Sibolga, Sumatera Utara, hilang saat melaut dan menggunakan kapal ikan KM Mega Top 3, Desember 2017 lalu diperairan laut Pulau Nias dan diduga hanyut ke perairan laut Kabupaten Simeulue. Pihak SAR Aceh, mendapat informasi dari Jamil, salah seorang anggota Dewan Sibolga Sumatera Utara, 9 Februari lalu.

Ia menduga ada sembilan mayat terdampar di Pulau Babi, Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue. Berdasarkan informasi tersebut SAR Aceh menggelar operasi besar-besaran dengan melibatkan Pos SAR Simeulue, Satgas SAR Simeulue, SAR Sibolga, SAR Medan, TNI Angkatan Laut, Rapi dan juga mengerahkan satu unit pesawat Cassa dan Sea Rider Pos SAR Simeulue.

“Setelah kita mendapat informasi, kita langsung menggelar operasi penyisiran di perairan laut pulau Babi, Kabupaten Simeulue, secara besar-besaran dengan melibatkan SAR dan Satgas di wilayah Aceh, SAR Sumut, TNI AL dan Rapi serta juga mengerahkan Sea Rider dan Cassa,” kata Hari Adi Purnomo, Kepala Kantor SAR Aceh, Rabu (14/2).

Selain di Pulau Babi, penyisiran juga dilakukan di Pulau Lasia serta Batu Berlayar di Kecamatan Teupah Selatan tersebut direncanakan akan digelar Rabu dan Kamis (14-15/2).

“Selama dua hari operasi besar-besaran pencarian dan penyisiran ini, dan tidak hanya di Pulau Babi, juga termasuk pulau-pulau kecil lainnya yang ada di target lokasi utama, kita minta kepada nelayan dan masyarakat bila menemukan tanda-tanda target operasi supaya diinfokan kepada SAR,” imbuhnya.

Hari pertama operasi, penyisiran mencapai radius 104 mil laut dan belum menemukan tanda-tanda target operasi seperti informasi yang disampaikan Jamil.

“Hari ini operasi pencarian dan penyisiran selama 8 jam, dengan radius 104 mil laut, namun tidak kita temukan tanda-tanda adanya korban kapal ikan Mega Top 3, yang diinformasikan oleh pak Jamil Anggota Dewan Sibolga,” kata Korpos SAR Simeulue, Rahmad Kenedi, Rabu (14/2).

Ia merincikan awalnya 29 warga Sumatera Utara, menggunakan kapal ikan Mega Top 3 berlayar dari Sibolga untuk memancing ikan di wilayah perairan laut pulau Nias, 9 Desember 2017. Sehari kemudian hilang komunikasi hingga saat ini.

“Sebelumnya dinyatakan hilang, sejak tanggal 10 Desember 2017 lalu di wilayah perairan laut Pulau Nias, Sumatera Utara hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, namun tiba-tiba ada informasi bahwa ada benda yang diduga ada mayat di Pulau Babi, setelah kita gelar operasi di sana juga tidak ada, dan besok kita lanjutkan operasi,” imbuhnya. (ahi/mai)

Ilustrasi

SIMEULUE, SUMUTPOS.CO – Puluhan nelayan Sibolga, Sumatera Utara, hilang saat melaut dan menggunakan kapal ikan KM Mega Top 3, Desember 2017 lalu diperairan laut Pulau Nias dan diduga hanyut ke perairan laut Kabupaten Simeulue. Pihak SAR Aceh, mendapat informasi dari Jamil, salah seorang anggota Dewan Sibolga Sumatera Utara, 9 Februari lalu.

Ia menduga ada sembilan mayat terdampar di Pulau Babi, Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue. Berdasarkan informasi tersebut SAR Aceh menggelar operasi besar-besaran dengan melibatkan Pos SAR Simeulue, Satgas SAR Simeulue, SAR Sibolga, SAR Medan, TNI Angkatan Laut, Rapi dan juga mengerahkan satu unit pesawat Cassa dan Sea Rider Pos SAR Simeulue.

“Setelah kita mendapat informasi, kita langsung menggelar operasi penyisiran di perairan laut pulau Babi, Kabupaten Simeulue, secara besar-besaran dengan melibatkan SAR dan Satgas di wilayah Aceh, SAR Sumut, TNI AL dan Rapi serta juga mengerahkan Sea Rider dan Cassa,” kata Hari Adi Purnomo, Kepala Kantor SAR Aceh, Rabu (14/2).

Selain di Pulau Babi, penyisiran juga dilakukan di Pulau Lasia serta Batu Berlayar di Kecamatan Teupah Selatan tersebut direncanakan akan digelar Rabu dan Kamis (14-15/2).

“Selama dua hari operasi besar-besaran pencarian dan penyisiran ini, dan tidak hanya di Pulau Babi, juga termasuk pulau-pulau kecil lainnya yang ada di target lokasi utama, kita minta kepada nelayan dan masyarakat bila menemukan tanda-tanda target operasi supaya diinfokan kepada SAR,” imbuhnya.

Hari pertama operasi, penyisiran mencapai radius 104 mil laut dan belum menemukan tanda-tanda target operasi seperti informasi yang disampaikan Jamil.

“Hari ini operasi pencarian dan penyisiran selama 8 jam, dengan radius 104 mil laut, namun tidak kita temukan tanda-tanda adanya korban kapal ikan Mega Top 3, yang diinformasikan oleh pak Jamil Anggota Dewan Sibolga,” kata Korpos SAR Simeulue, Rahmad Kenedi, Rabu (14/2).

Ia merincikan awalnya 29 warga Sumatera Utara, menggunakan kapal ikan Mega Top 3 berlayar dari Sibolga untuk memancing ikan di wilayah perairan laut pulau Nias, 9 Desember 2017. Sehari kemudian hilang komunikasi hingga saat ini.

“Sebelumnya dinyatakan hilang, sejak tanggal 10 Desember 2017 lalu di wilayah perairan laut Pulau Nias, Sumatera Utara hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, namun tiba-tiba ada informasi bahwa ada benda yang diduga ada mayat di Pulau Babi, setelah kita gelar operasi di sana juga tidak ada, dan besok kita lanjutkan operasi,” imbuhnya. (ahi/mai)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/