25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

6.179 Pengungsi SInabung Diungsikan

Foto: VOA Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015
Foto: VOA
Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis hingga Minggu (14/6) mencatat terdapat 2.785 pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung yang kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, para pengungsi tersebut berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, dan Berastepu.

“Selain masyarakat yang diungsikan, juga terdapat sekitar 2.053 kepala keluarga atau 6.179 jiwa warga di sekitar Gunung Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang,” ujar Sutopo di Jakarta, Minggu (14/6).

Masyarakat tersebut berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal.

Nantinya menurut Sutopo, 2.053 kepala keluarga tersebut akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Mengingat aktivitas erupsi Gunung Sinabung masih tetap tinggi.

Tercatat pada Sabtu (13/6), terjadi erupsi sebanyak enam kali ke arah tenggara, sejauh tiga kilometer, dengan tinggi kolom 1-2 kilometer. Karena itu pada Sabtu malam sekitar Pukul 21.40 WIB, sekitar 200 jiwa warga Desa Sukanalu diperintahkan mengungsi.

“Tidak ada yang tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung berakhir. Dampak erupsi secara pasti juga sulit dihitung karena erupsi masih berlangsung. Hasil perhitungan sementara dari 15 Septermber 2013 hingga akhir 2014, diperkirakan mencapai Rp1,49 triliun.

“Kerugian dan kerusakan di sektor ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri adalah yang paling besar. Mencapai Rp896,64 miliar,” ujarnya.

Sementara kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp501 miliar, infrastruktur Rp23,65 miliar, sosial Rp53,43 miliar, dan lintas sektor Rp18,03 miliar. Kerusakan dan kerugian menurut Sutopo, belum termasuk dampak akibat lahar hujan. Ada lebih dari tiga juta meter kubik material erupsi yang ada di atas gunung yang sewaktu-waktu dapat meluncur menjadi lahar hujan.

“BNPB telah menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana erupsi Sinabung. Khususnya terkait relokasi 2.053 kepala keluarga. Percepatan pembangunan juga sedang disiapkan. Keterbatasan lahan yang ada menyebabkan kesulitan pembangunan relokasi dan lainnya,” kata Sutopo.(gir/rbb)

Foto: VOA Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015
Foto: VOA
Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis hingga Minggu (14/6) mencatat terdapat 2.785 pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung yang kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, para pengungsi tersebut berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, dan Berastepu.

“Selain masyarakat yang diungsikan, juga terdapat sekitar 2.053 kepala keluarga atau 6.179 jiwa warga di sekitar Gunung Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang,” ujar Sutopo di Jakarta, Minggu (14/6).

Masyarakat tersebut berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal.

Nantinya menurut Sutopo, 2.053 kepala keluarga tersebut akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Mengingat aktivitas erupsi Gunung Sinabung masih tetap tinggi.

Tercatat pada Sabtu (13/6), terjadi erupsi sebanyak enam kali ke arah tenggara, sejauh tiga kilometer, dengan tinggi kolom 1-2 kilometer. Karena itu pada Sabtu malam sekitar Pukul 21.40 WIB, sekitar 200 jiwa warga Desa Sukanalu diperintahkan mengungsi.

“Tidak ada yang tahu sampai kapan erupsi Gunung Sinabung berakhir. Dampak erupsi secara pasti juga sulit dihitung karena erupsi masih berlangsung. Hasil perhitungan sementara dari 15 Septermber 2013 hingga akhir 2014, diperkirakan mencapai Rp1,49 triliun.

“Kerugian dan kerusakan di sektor ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri adalah yang paling besar. Mencapai Rp896,64 miliar,” ujarnya.

Sementara kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp501 miliar, infrastruktur Rp23,65 miliar, sosial Rp53,43 miliar, dan lintas sektor Rp18,03 miliar. Kerusakan dan kerugian menurut Sutopo, belum termasuk dampak akibat lahar hujan. Ada lebih dari tiga juta meter kubik material erupsi yang ada di atas gunung yang sewaktu-waktu dapat meluncur menjadi lahar hujan.

“BNPB telah menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana erupsi Sinabung. Khususnya terkait relokasi 2.053 kepala keluarga. Percepatan pembangunan juga sedang disiapkan. Keterbatasan lahan yang ada menyebabkan kesulitan pembangunan relokasi dan lainnya,” kata Sutopo.(gir/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/