26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Target Harus Vaksinasi Polio Harus Tercapai, Sub PIN Dapat Diakses di Puskesmas hingga Sekolah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai kemarin (15/1) Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur dimulai. Untuk putaran pertama dilakukan hingga sepekan ini. Lalu akan dilanjutkan pada putaran kedua yang rencananya dilakukan pada 19 Februrari nanti. Diharapkan sasaran dari vaksinasi ini bisa tercapai.

Seluruh daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur serentak melakukan Sub PIN Polio. Sementara di Jogjakarta, hanya kabupaten Sleman saja yang mendapatkan vaksinasi polio ini. adanya Sub PIN Polio ini merupakan rentetan dari temuan anak di Klaten, Jawa Tengah, dan Sampang, Jawa Timur, yang mengalami lumpuh layu dan hasil laboratorium menunjukkan adanya positif polio.

Kemarin Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong agar target vaksinasi pada Sub PIN Polio ini bisa tercapai. Setidaknya 95 persen dari target. Kementerian Kesehatan menargetkan ada 8,4 juta anak usia 0 sampai tujuh tahun di wilayah pencananganan Sub PIN Polio dapat divaksin. “Jika secara serentak target Sub PIN Polio terpenuhi, maka ada kekebalan komunal yang terbentuk,” kata Edy.

Menurutnya target 95 persen tidak hanya secara komulatif. Namun dari tingkat terendah seperti desa, hingga provinsi juga menunjukkan hasil yang sama. “Ini perlu dukungan dan sosialisasi yang masif,” kata Edy.

Dia juga mengingatkan seiring dengan adanya Sub PIN Polio, pola hidup bersih dan sehat harus dijalankan. Virus polio diketahui menular lewat feses. Artinya perlu infrastruktur agar tidak terjadi buang air besar (BAB) sembarangan.

Menurutnya perlu diingatkan soal tata cara cuci tangan yang betul. Pencegahan ini tidak hanya dilakukan di daerah yang ada kasus polio saja, tapi semua wilayah. “Masyarakat harus memahami bagaimana penularan polio, dampaknya, dan cara mencegahnya,” ungkapnya.

Pada kesempatan lain Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rondonuwu mengatakan jenis vaksin yang akan digunakan pada Sub PIN Polio kali ini yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 (nOPV2).

Dia menyebut vaksin ini merupakan generasi terbaru. Cara pemberiannya melalui oral dengan ditetes sebanyak dua kali. “Imunisasi dapat didapatkan masyarakat secara gratis di fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu atau posyandu dan satuan pendidikan seperti PAUD, TK, SD/sederajat serta pos imunisasi lainnya,” katanya.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unair Prof dr Ismoedijanto Sp.A(K) mengungkapkan  nOPV2 sudah aman pada uji klinik satu dan tiga. “Ini vaksin yang dapat mengunci virus dalam berbiak,” katanya. Namun Ismoe memberikan catatan jika vaksin ini tidak boleh diberikan dengan vaksin lain.

Dia cukup optimis pemberian vaksin ini akan sukses. Sebab pemberiannya cukup ditetes. Dia mencontohkan di Aceh yang diberikan vaksin yang sama keberhasilannya bisa sampao 80 persen. “Kalau seandainya cakupannya bisa 90 persen ke atas maka bisa berhasil,” kata Ismoe. (lyn/jpg/ila)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mulai kemarin (15/1) Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur dimulai. Untuk putaran pertama dilakukan hingga sepekan ini. Lalu akan dilanjutkan pada putaran kedua yang rencananya dilakukan pada 19 Februrari nanti. Diharapkan sasaran dari vaksinasi ini bisa tercapai.

Seluruh daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur serentak melakukan Sub PIN Polio. Sementara di Jogjakarta, hanya kabupaten Sleman saja yang mendapatkan vaksinasi polio ini. adanya Sub PIN Polio ini merupakan rentetan dari temuan anak di Klaten, Jawa Tengah, dan Sampang, Jawa Timur, yang mengalami lumpuh layu dan hasil laboratorium menunjukkan adanya positif polio.

Kemarin Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mendorong agar target vaksinasi pada Sub PIN Polio ini bisa tercapai. Setidaknya 95 persen dari target. Kementerian Kesehatan menargetkan ada 8,4 juta anak usia 0 sampai tujuh tahun di wilayah pencananganan Sub PIN Polio dapat divaksin. “Jika secara serentak target Sub PIN Polio terpenuhi, maka ada kekebalan komunal yang terbentuk,” kata Edy.

Menurutnya target 95 persen tidak hanya secara komulatif. Namun dari tingkat terendah seperti desa, hingga provinsi juga menunjukkan hasil yang sama. “Ini perlu dukungan dan sosialisasi yang masif,” kata Edy.

Dia juga mengingatkan seiring dengan adanya Sub PIN Polio, pola hidup bersih dan sehat harus dijalankan. Virus polio diketahui menular lewat feses. Artinya perlu infrastruktur agar tidak terjadi buang air besar (BAB) sembarangan.

Menurutnya perlu diingatkan soal tata cara cuci tangan yang betul. Pencegahan ini tidak hanya dilakukan di daerah yang ada kasus polio saja, tapi semua wilayah. “Masyarakat harus memahami bagaimana penularan polio, dampaknya, dan cara mencegahnya,” ungkapnya.

Pada kesempatan lain Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rondonuwu mengatakan jenis vaksin yang akan digunakan pada Sub PIN Polio kali ini yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 (nOPV2).

Dia menyebut vaksin ini merupakan generasi terbaru. Cara pemberiannya melalui oral dengan ditetes sebanyak dua kali. “Imunisasi dapat didapatkan masyarakat secara gratis di fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu atau posyandu dan satuan pendidikan seperti PAUD, TK, SD/sederajat serta pos imunisasi lainnya,” katanya.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unair Prof dr Ismoedijanto Sp.A(K) mengungkapkan  nOPV2 sudah aman pada uji klinik satu dan tiga. “Ini vaksin yang dapat mengunci virus dalam berbiak,” katanya. Namun Ismoe memberikan catatan jika vaksin ini tidak boleh diberikan dengan vaksin lain.

Dia cukup optimis pemberian vaksin ini akan sukses. Sebab pemberiannya cukup ditetes. Dia mencontohkan di Aceh yang diberikan vaksin yang sama keberhasilannya bisa sampao 80 persen. “Kalau seandainya cakupannya bisa 90 persen ke atas maka bisa berhasil,” kata Ismoe. (lyn/jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/