26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menteri Pimpin Demo

JAKARTA-Jika biasanya menteri didemo, tapi kemarin (15/10) yang terjadi sebaliknya. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Linda Amalia Sari, atau akrab disapa Linda Agum Gumelar, memimpin aksi unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta.

Dalam aksi kemarin, istri dari mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar itu menyuarakan sikap perempuan terhadap ancaman kanker payudara. Sebagai seorang mantan survivor kanker payudara, Linda menuturkan supaya perempuan tidak perlu takut kontrol untuk pencegahan dini.

Pendiri Yayasan Kesehatan Payudara Jakara (YKPJ) itu menuturkan, harapan hidup penderita kanker yang diketahui sejak dini bisa lebih panjang. “Jika diketahui dengan dini, peluang sembuh besar,” kata dia.

Mengutip data dari World Health Organization (WHO), menteri yang dideteksi mengindap kanker payudara pada 1996 silam itu memaparkan jika kanker payudara masih dicap sebagai penyakit paling mematikan di dunia. “Khususnya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia” katanya di damping belasan survivor kanker payudara lain anggota YKPJ.

Sebagai seorang mantan survivor kanker payudara, Linda mengatakan tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan berkarya dengan umur panjang. Dia menjelaskan, perempuan yang mengindap kanker payudara harus terus berpikir positif. Selain itu, juga harus mengatur pola makan yang sehat. “Tidak ketinggalan juga support dari keluarga itu penting,” pungkas Linda. Dia lantas membagikan seumlah brosus kepada pengendara mobil yang lewat di HI.

Di bagian lain, Wakil Ketua YKPJ Ning Anhar mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa puskesmas dan SMA di Jakarta untuk sosialisasi deteksi dini kanker payudara.

Upaya ini, diharapkan bisa terus dikembangkan di daerah-daerah lainnya. “Kami terus berupaya menggelar tes deteksi dini gratis,” katanya. Jika dalam deteksi dini ini ditemukan perempuan dengan kanker payudara, Ning Anhar mengatakan akan dirujuk ke RS Kanker Dharmais.

Ning Anhar menjelaskan, saat ini belum ada data valid tentang jumlah penderita kanker payudara di Indonesia. Data-data yang tersaji, ujarnya, masih berupaya data penderita yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Padahal, dia yakin jika jumlah penderita kanker payudara masih banyak lagi yang belum masuk di rumah sakit. (wan/jpnn)

JAKARTA-Jika biasanya menteri didemo, tapi kemarin (15/10) yang terjadi sebaliknya. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Linda Amalia Sari, atau akrab disapa Linda Agum Gumelar, memimpin aksi unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta.

Dalam aksi kemarin, istri dari mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar itu menyuarakan sikap perempuan terhadap ancaman kanker payudara. Sebagai seorang mantan survivor kanker payudara, Linda menuturkan supaya perempuan tidak perlu takut kontrol untuk pencegahan dini.

Pendiri Yayasan Kesehatan Payudara Jakara (YKPJ) itu menuturkan, harapan hidup penderita kanker yang diketahui sejak dini bisa lebih panjang. “Jika diketahui dengan dini, peluang sembuh besar,” kata dia.

Mengutip data dari World Health Organization (WHO), menteri yang dideteksi mengindap kanker payudara pada 1996 silam itu memaparkan jika kanker payudara masih dicap sebagai penyakit paling mematikan di dunia. “Khususnya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia” katanya di damping belasan survivor kanker payudara lain anggota YKPJ.

Sebagai seorang mantan survivor kanker payudara, Linda mengatakan tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan berkarya dengan umur panjang. Dia menjelaskan, perempuan yang mengindap kanker payudara harus terus berpikir positif. Selain itu, juga harus mengatur pola makan yang sehat. “Tidak ketinggalan juga support dari keluarga itu penting,” pungkas Linda. Dia lantas membagikan seumlah brosus kepada pengendara mobil yang lewat di HI.

Di bagian lain, Wakil Ketua YKPJ Ning Anhar mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan beberapa puskesmas dan SMA di Jakarta untuk sosialisasi deteksi dini kanker payudara.

Upaya ini, diharapkan bisa terus dikembangkan di daerah-daerah lainnya. “Kami terus berupaya menggelar tes deteksi dini gratis,” katanya. Jika dalam deteksi dini ini ditemukan perempuan dengan kanker payudara, Ning Anhar mengatakan akan dirujuk ke RS Kanker Dharmais.

Ning Anhar menjelaskan, saat ini belum ada data valid tentang jumlah penderita kanker payudara di Indonesia. Data-data yang tersaji, ujarnya, masih berupaya data penderita yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Padahal, dia yakin jika jumlah penderita kanker payudara masih banyak lagi yang belum masuk di rumah sakit. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/