25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Jepang Bantu Aceh 500 Tenda Darurat

HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seperti gempa bumi semakin terlatih menghadapi musibah. JK menyatakan, warga yang tinggal di pesisir langsung akan lari ke daerah yang lebih tinggi bila merasakan getaran gempa bumi. Tindakan semacam itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

JK menuturkan, kultur masyarakat mulai terbentuk menghadapi gempa. Dia mencontohkan warga yang tinggal di Padang akan langsung lari bila merasakan gempa bumi. ”Jadi risiko bencana berkurang dengan cara seperti itu,” ujar dia usai memberikan sambutan peringatan World Tsunami Awareness Day di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (15/12). Pada acara yang diinisasi pemerintah Jepang itu juga ada pemberian bantuan 500 tenda darurat untuk korban gempa Pidie Jaya, Aceh.

Bukan hanya di Padang, di Pulau Simeulue, Aceh tradisi menghadapi bencana semacam itu juga terjaga dengan baik. Buktinya pada saat tsunami 2004 silam, korban jiwa karena terjangan tsunami itu hanya sedikit. Bila di Aceh ada lebih dari 200 ribu orang yang jadi korban, di Simeulue hanya ada sekitar tujuh orang saja yang meninggal dunia.

”Ratusan tahun masyarakat dididik orang tuanya untuk menghindari bencana tersebut. Apabila ada gempa di laut maka serentak seluruh masyakarat berlarian ke gunung untuk menyelamatkan diri,” tambah JK.

Di hadapan para undangan yang mayoritas warga Jepang, JK pun menuturkan beberapa trik yang cukup ampuh untuk mengevakuasi korban. Pada gempa di Fukushima, Jepang pada 2011 itu JK turut menjadi tim penanggulangan bencana. Pada saat itu jalur komunikasi terputus sama sekali. Dia lantas meminta kedutaan untuk menyiapkan bus dengan spekaer besar di atasnya.

”Sambil memutar lagu-lagu Indonesia, lagu dangdut dan sebagainya. WNI langsung berkumpul dalam satu hari 600 orang,” ungkap mantan menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat itu.

Para peringatan tsunami tersebut, masyarakat Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) memberikan bantuan 500 tenda darurat untuk para pengungsi gempa Pidie Jaya, Aceh pada 7 Desember lalu. satu denda bisa dipergunakan untuk 5 hingga 8 orang. Bantuan itu diserahkan perwakilan dari Jepang kepada BNPB.

Data dari BNPB menunjukkan sedikitnya 102 orang jadi korban jiwa dalam gempa berkekuatan 6,5 skala richter itu. Lebih dari 660 orang terluka dan lebih dari 85 ribu orang mengungsi. (jun/jpg/adz)

HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12). ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH
HARI KEDUA: Masjid ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, Kamis (8/12).
ENO SUNARNO/RAKYAT ACEH

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seperti gempa bumi semakin terlatih menghadapi musibah. JK menyatakan, warga yang tinggal di pesisir langsung akan lari ke daerah yang lebih tinggi bila merasakan getaran gempa bumi. Tindakan semacam itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

JK menuturkan, kultur masyarakat mulai terbentuk menghadapi gempa. Dia mencontohkan warga yang tinggal di Padang akan langsung lari bila merasakan gempa bumi. ”Jadi risiko bencana berkurang dengan cara seperti itu,” ujar dia usai memberikan sambutan peringatan World Tsunami Awareness Day di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (15/12). Pada acara yang diinisasi pemerintah Jepang itu juga ada pemberian bantuan 500 tenda darurat untuk korban gempa Pidie Jaya, Aceh.

Bukan hanya di Padang, di Pulau Simeulue, Aceh tradisi menghadapi bencana semacam itu juga terjaga dengan baik. Buktinya pada saat tsunami 2004 silam, korban jiwa karena terjangan tsunami itu hanya sedikit. Bila di Aceh ada lebih dari 200 ribu orang yang jadi korban, di Simeulue hanya ada sekitar tujuh orang saja yang meninggal dunia.

”Ratusan tahun masyarakat dididik orang tuanya untuk menghindari bencana tersebut. Apabila ada gempa di laut maka serentak seluruh masyakarat berlarian ke gunung untuk menyelamatkan diri,” tambah JK.

Di hadapan para undangan yang mayoritas warga Jepang, JK pun menuturkan beberapa trik yang cukup ampuh untuk mengevakuasi korban. Pada gempa di Fukushima, Jepang pada 2011 itu JK turut menjadi tim penanggulangan bencana. Pada saat itu jalur komunikasi terputus sama sekali. Dia lantas meminta kedutaan untuk menyiapkan bus dengan spekaer besar di atasnya.

”Sambil memutar lagu-lagu Indonesia, lagu dangdut dan sebagainya. WNI langsung berkumpul dalam satu hari 600 orang,” ungkap mantan menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat itu.

Para peringatan tsunami tersebut, masyarakat Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) memberikan bantuan 500 tenda darurat untuk para pengungsi gempa Pidie Jaya, Aceh pada 7 Desember lalu. satu denda bisa dipergunakan untuk 5 hingga 8 orang. Bantuan itu diserahkan perwakilan dari Jepang kepada BNPB.

Data dari BNPB menunjukkan sedikitnya 102 orang jadi korban jiwa dalam gempa berkekuatan 6,5 skala richter itu. Lebih dari 660 orang terluka dan lebih dari 85 ribu orang mengungsi. (jun/jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/