Menteri Kesehatan Nila F Moeleok menuturkan, memberangkatkan jamaah haji lansia dalam jumlah besar bakal merepotkan dan muncul risiko tinggi. Misalnya soal penanganan kesehatan oleh petugas medis. Lansia berpotensi sakit dan butuh perawatan. ”Kalau lansia itu biasanya diikuti dengan salah satu penyakit,” ujar Nila yang juga turut dalam rapat tersebut.
Salah satu yang cukup berisiko adalah gangguan jiwa. Dia menyebutkan cukup banyak lansia yang terjangkit gangguan jiwa begitu tiba di Arab Saudi. Salah satu sebabnya, lansia tersebut begitu antusias untuk berangkat haji. Apalagi, mereka yang baru kali pertama naik pesawat dan berangkat haji. ”Jumlahnya cukup banyak dan itu merepotkan petugas disana,” imbuh dia.
Pada musim haji 2017, kemenkes mengusulkan akan menambah jumlah tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat. Dalam satu kloter yang jumlahnya 450 orang akan didampingi dua dokter dan tiga perawat. Total dari 1.153 tenaga kesehatan akan bertambah 1.953 orang.
Dalam rapat evaluasi haji itu, juga muncul masukan perbaikan lainnya. Seperti yang disampaikan anggota komisi VIII Choirul Muna. Dia mengatakan Kemenag sebaiknya tidak menggunakan uang optimalisasi atau bunga simpanan dana haji untuk katering. “Sebab ada jamaah yang menganggap uang dari hasil optimalisasi itu sifatnya syubhat (samar halal dan haramnya, red),” jelasnya.
Dia lebih sepakat uang untuk katering menggunakan komponen biaya langsung atau indirect cost. Selain itu Muna juga mengatakan keberadaan tim petugas haji daerah (TPHD) sebaiknya ditinjau ulang. Sebab kebanyakan dari TPHD tidak kompeten. Malahan porsi TPHD sering diisi tim sukses bupati, walikota, atau gubernur. (wan/jun/jpg)