25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Jokowi Terhipnotis Goyang Sigale-gale

Prayugo Utomo/ JawaPos.com
Warga berebut untuk bersalaman dengan Presiden Joko Widodo saat Pagelaran Lintas Budaya, Lintas Etnis Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan, Medan, Sabtu malam (16/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak Jumat petang (16/3), seputaran Stadion Teladan, Kota Medan begitu sesak. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam Pagelaran Lintas Budaya, Lintas Etnis Provinsi Sumatera Utara.

Kawasan itu macet total. Banyaknya kendaraan warga yang diparkir di pinggir jalan menyebabkan akses menyempit. Kemacetan bahkan terasa sampai jalan-jalan tikus.

Warga dari berbagai daerah memang sudah datang ke kandang PSMS itu sejak sore. Jumlahnya semakin membludak menjelang azan Magrib. Pintu gerbang stadion disesaki antrean. Mereka yang mau masuk ke dalam harus melalui pemeriksaan ketat dari pasukan pengamanan presiden (paspampres).

Selepas Magrib, acara dimulai. Lampu sorot mulai memancar ke berbagai arah.

Sekitar pukul 19.30 WIB, rombongan Jokowi tiba. Jokowi tampak gagah dengan balutan busana teluk belanga Melayu berwarna hitam. Warnanya begitu hidup. Makin gemerlap dengan aksen benang berwarna emas. Di kepalanya tersemat Tengkolok. Kain songket yang dijadikan ikat kepala.

Busana yang dipakai Jokowi ternyata sama dengan yang dipakainya saat menjalani prosesi pemberian gelar bangsawan Kesultanan Deli, Oktober tahun lalu. Dia disematkan gelar Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri.

Makna gelar yang diberikan adalah harapan agar Jokowi senantiasa menjadi pemimpin yang baik. Gelar yang disematkan termasuk gelar tertinggi bangsawan di kesultanan.

Iriana juga tampak cantik dengan balutan busana Melayu berwarna ungu. Lengkap dengan selendang berwarna terang.

Seperti biasa, Jokowi menjadi rebutan bersalaman dan berswafoto. Untuk menuju panggung saja, rombongan tampak kesulitan. Sebab harus menerobos lautan manusia.

Di panggung utama, Jokowi disuguhi tarian berbagai etnis. Senyum semringah terpancar di wajah Jokowi saat boneka gale-gale mulai bergoyang. Menari dengan rancak. Pandangan Jokowi tampak fokus, seolah-olah terhipnotis dengan penampilan tarian khas Batak Toba itu.

Ditambah lagi alunan musik khas daerah Toba yang semakin menyemarakkan acara. Kakek dari Jan Ethes Sri Narendra itu tampak begitu menikmati jalannya acara.

Usai beberapa pertunjukan, Jokowi berpidato. Dia mengapresiasi pertunjukan yang disuguhkan.

Mertua Bobby Afif Nasution itu mengatakan, pertunjukan itu adalah buah dari kekayaan perbedaan etnis di Indonesia. Hal membanggakan buat Indonesia yang punya beragam budaya.

Lantaran sedang musim Pemilu, dia kembali mengingatkan kepada masyarakat agar perbedaan pilihan tak sampai memicu konflik.

“Saya tahu sejarah di Sumut, tidak ada yang namanya perpecahan, tidak ada yang namanya perbedaan. Oleh sebab itu jangan sampai karena urusan pilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden, kita merasa tidak sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” pesan Jokowi.

Dia juga menyebut Sumatera Utara adalah miniatur Indonesia. “Di sini ada suku Batak, Karo, Mandailing, ada suku pakpak. Ada suku Melayu, ada suku Noas, ada etnis Tionghoa dan India,” lanjutnya.

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengajak masyarakat untuk datang ke TPS pada 17 April mendatang. Sebab partisipasi masyarakat menentukan nasib Indonesia lima tahun mendatang. (yugo/JPC)

Prayugo Utomo/ JawaPos.com
Warga berebut untuk bersalaman dengan Presiden Joko Widodo saat Pagelaran Lintas Budaya, Lintas Etnis Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan, Medan, Sabtu malam (16/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak Jumat petang (16/3), seputaran Stadion Teladan, Kota Medan begitu sesak. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam Pagelaran Lintas Budaya, Lintas Etnis Provinsi Sumatera Utara.

Kawasan itu macet total. Banyaknya kendaraan warga yang diparkir di pinggir jalan menyebabkan akses menyempit. Kemacetan bahkan terasa sampai jalan-jalan tikus.

Warga dari berbagai daerah memang sudah datang ke kandang PSMS itu sejak sore. Jumlahnya semakin membludak menjelang azan Magrib. Pintu gerbang stadion disesaki antrean. Mereka yang mau masuk ke dalam harus melalui pemeriksaan ketat dari pasukan pengamanan presiden (paspampres).

Selepas Magrib, acara dimulai. Lampu sorot mulai memancar ke berbagai arah.

Sekitar pukul 19.30 WIB, rombongan Jokowi tiba. Jokowi tampak gagah dengan balutan busana teluk belanga Melayu berwarna hitam. Warnanya begitu hidup. Makin gemerlap dengan aksen benang berwarna emas. Di kepalanya tersemat Tengkolok. Kain songket yang dijadikan ikat kepala.

Busana yang dipakai Jokowi ternyata sama dengan yang dipakainya saat menjalani prosesi pemberian gelar bangsawan Kesultanan Deli, Oktober tahun lalu. Dia disematkan gelar Tuanku Seri Indra Utama Junjungan Negeri.

Makna gelar yang diberikan adalah harapan agar Jokowi senantiasa menjadi pemimpin yang baik. Gelar yang disematkan termasuk gelar tertinggi bangsawan di kesultanan.

Iriana juga tampak cantik dengan balutan busana Melayu berwarna ungu. Lengkap dengan selendang berwarna terang.

Seperti biasa, Jokowi menjadi rebutan bersalaman dan berswafoto. Untuk menuju panggung saja, rombongan tampak kesulitan. Sebab harus menerobos lautan manusia.

Di panggung utama, Jokowi disuguhi tarian berbagai etnis. Senyum semringah terpancar di wajah Jokowi saat boneka gale-gale mulai bergoyang. Menari dengan rancak. Pandangan Jokowi tampak fokus, seolah-olah terhipnotis dengan penampilan tarian khas Batak Toba itu.

Ditambah lagi alunan musik khas daerah Toba yang semakin menyemarakkan acara. Kakek dari Jan Ethes Sri Narendra itu tampak begitu menikmati jalannya acara.

Usai beberapa pertunjukan, Jokowi berpidato. Dia mengapresiasi pertunjukan yang disuguhkan.

Mertua Bobby Afif Nasution itu mengatakan, pertunjukan itu adalah buah dari kekayaan perbedaan etnis di Indonesia. Hal membanggakan buat Indonesia yang punya beragam budaya.

Lantaran sedang musim Pemilu, dia kembali mengingatkan kepada masyarakat agar perbedaan pilihan tak sampai memicu konflik.

“Saya tahu sejarah di Sumut, tidak ada yang namanya perpecahan, tidak ada yang namanya perbedaan. Oleh sebab itu jangan sampai karena urusan pilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden, kita merasa tidak sebagai saudara sebangsa dan setanah air,” pesan Jokowi.

Dia juga menyebut Sumatera Utara adalah miniatur Indonesia. “Di sini ada suku Batak, Karo, Mandailing, ada suku pakpak. Ada suku Melayu, ada suku Noas, ada etnis Tionghoa dan India,” lanjutnya.

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengajak masyarakat untuk datang ke TPS pada 17 April mendatang. Sebab partisipasi masyarakat menentukan nasib Indonesia lima tahun mendatang. (yugo/JPC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/