Menurut mantan rektor IAIN Walisongo Semarang itu, menggunakan personel TNI dan polisi untuk petugas haji juga untuk antisipasi cuaca panas itu. Dia menjelaskan dari sisi ketahanan, prajurit TNI dan polisi lebih tahan cuaca dan cekatan meladeni jamaah haji di Makkah. ’’Mereka juga memiliki kemampuan untuk mobilisasi atau evakuasi jamaah dalam keadaan darurat,’’ jelasnya.
Jamil juga menjelaskan penambahan kloter haji tidak mengurangi komposisi petugas di dalamnya. Seperti diketahui dengan penambahan jamaah haji mencapai 221 ribu orang, maka aka nada 115 kloter tambahan. Dia mengatakan di dalam kloter itu tetap ditempatkan dua orang paramedis, satu orang dokter, dan dua orang yang bertuga mengurusi dokumen serta pemandu ibadah. Sehingga setiap kloter ada lima orang petugas yang melekat terus.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugihardjo meminta, agar Kemenag melakukan perjanjian kontrak dengan penyelenggara transportasi Jemaah Haji di Arab Saudi secara multiyears atau jangka panjang. Menurutnya, dengan kotrak multiyears ini dapat menguntungkan pemerintah Indonesia untuk dapat memilih angkutan bus yang sesuai standart. Sehingga kenyamanan jamaah haji lebih terjamin. “Untuk usia bus, Kemenhub mengikuti aturan Kemenag. Mohon dukungan untuk adanya kontrak multiyears atau jangka panjang sehingga kita bisa memilih (bus),” ujarnya.
Selain itu, ke depan, Kemenhub juga akan terlibat untuk pengawasan bus-bus yang digunakan jamaah di Saudi. Tak hanya terkait pesawat-pesawat yang menerbangkan mereka dari dan menuju tanah suci. (mia/wan/agm/jpg/adz)