30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Konon, Aisyah dan Thi Huong Sempat ”Dilatih” di Tiongkok

Foto: Kombinasi
Kim Jong-nam (kiri), abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan), yang diduga dibunuh di Malaysia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bukan hanya kabar tewasnya kakak tiri Kim Jong-Un, pemimpin tertinggi Korea Utara, yang mengejutkan. Kabar megenai keterlibatan WNI yang konon direkrut sebagai agen khusus Korea Utara bernama Siti Aisyah, 25, sebagai pembunuh menjadi hal yang tidak kalah mengejutkan. Thestar.com.my bahkan menulis bahwa Aisyah dan Doan Thi Huong, 29, sempat tinggal di Tiongkok sebelum menunaikan tugas di Malaysia.

Seperti dikutip thestar.com.my dari China Press, kedua perempuan itu tinggal di Tiongkok selama 1-3 bulan untuk mempelajari sosok seorang laki-laki. Selama tinggal di Tiongkok itu juga, mereka diduga berkenalan dengan empat pria misterius yang meminta mereka mengerjai seseorang di bandara sebagai lelucon. Di sana juga, mereka diketahui berlatih berkali-kali untuk mengejutkan seorang pria hingga mahir.

Menurut media Malaysia tersebut, berdasarkan laporan China Press, baik Aisyah maupun Doan mungkin bukan mata-mata Korea Utara seperti kabar yang selama ini berkembang. Tapi, kemungkinan bahwa mereka diperdaya oleh jaringan mata-mata untuk melakukan pembunuhan rersebut, seperti pengakuan mereka, selalu ada. Empat pria yang kini masih buron itu diduga merupakan jaringan mata-mata yang dimaksud.

Kabar mengenai Doan dan Aisyah adalah agen khusus yang dikirim Korea Utara masih perlu didalami. Seperti dilansir thestar.com.my, Pengarah Cawangan Khas Bukit Aman Datuk Seri Mohamad Fuzi Harun menjelaskan, hingga saat ini proses investigasi masih berlangsung. Sehingga, pihaknya masih belum bisa menyimpulkan bahwa dua perempuan tersebut adalah agen khusus Korea Utara.

Doan ditangkap Kepolisian Diraja Malaysia di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 pada 15 Februari lalu. Dikutip dari Malay Mail Online, sebelum ditangkap, Doan ternyata sempat menginap di tiga hotel berbeda di kawasan Sepang. Dari staf di tiga hotel tersebut, diketahui bahwa pemegang paspor Vietnam itu kerap complain tentang pelayanan hotel.

Hotel pertama yang jadi persinggahan Doan adalah Qlassic Hotel di Bandar Baru Salak Tinggi. Dia tercatat melakukan check in pada Sabtu (11/2) sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia. Di hotel itu, Doan menginap sendiri. Dia hanya membawa sebuah tas. Keesokan harinya, Doan terpaksa harus mencari hotel baru karena dia tidak bisa memperpanjang masa menginap karena ketidaktersediaan kamar.

Manager hotel tersebut mengatakan bahwa pihak kepolisian sempat mendatangi hotel itu pada Rabu (15/2) untuk mengecek rekaman CCTV. Namun, merka tidak dapat menemukan apapun. ”Rekaman CCTV kami menghapus semua rekaman dari akhir pekan,” terang manager hotel itu.

Pada Minggu (12/2), Doan melakukan check in di City View Hotel tidak jauh dari hotel pertamanya. Keesokan harinya, Senin (13/2), Doan keluar pagi-pagi sekali dengan mengenakan blus putih bertulisakan LOL dan rok jins berwarna biru. Tidak lama, sekitar pukul 10.00, dia kembali dang langsung check out sekitar pukul 11.30. ”Dia kembali ke kamarnya, membereskan semua barang-barangnya, dan check out pada 11.30,” kata resepsionis.

”Dia mengelhkan sambungan internet yang lambat,” tambahnya.

Di hari yang sama, Doan check in di Sky Hotel sekitar pukul 15.30. Berdasarkan pengakuan rsepsionis, Doan berada di kamarnya sampai pukul 20.00 dan meninggalkan hotel untuk melakukan perawatan wajah. ”Keesokan harinya (Selasa, 14 Februari), sekitar pukul 09.30, dia menghampiri meja resepsionis untuk menajakan rute menuju kota. ”Dia banyak bicara, ramah, dan kekanak-kanakan,” terang resepsionis hotel tersebut.

Foto: Kombinasi
Kim Jong-nam (kiri), abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kanan), yang diduga dibunuh di Malaysia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bukan hanya kabar tewasnya kakak tiri Kim Jong-Un, pemimpin tertinggi Korea Utara, yang mengejutkan. Kabar megenai keterlibatan WNI yang konon direkrut sebagai agen khusus Korea Utara bernama Siti Aisyah, 25, sebagai pembunuh menjadi hal yang tidak kalah mengejutkan. Thestar.com.my bahkan menulis bahwa Aisyah dan Doan Thi Huong, 29, sempat tinggal di Tiongkok sebelum menunaikan tugas di Malaysia.

Seperti dikutip thestar.com.my dari China Press, kedua perempuan itu tinggal di Tiongkok selama 1-3 bulan untuk mempelajari sosok seorang laki-laki. Selama tinggal di Tiongkok itu juga, mereka diduga berkenalan dengan empat pria misterius yang meminta mereka mengerjai seseorang di bandara sebagai lelucon. Di sana juga, mereka diketahui berlatih berkali-kali untuk mengejutkan seorang pria hingga mahir.

Menurut media Malaysia tersebut, berdasarkan laporan China Press, baik Aisyah maupun Doan mungkin bukan mata-mata Korea Utara seperti kabar yang selama ini berkembang. Tapi, kemungkinan bahwa mereka diperdaya oleh jaringan mata-mata untuk melakukan pembunuhan rersebut, seperti pengakuan mereka, selalu ada. Empat pria yang kini masih buron itu diduga merupakan jaringan mata-mata yang dimaksud.

Kabar mengenai Doan dan Aisyah adalah agen khusus yang dikirim Korea Utara masih perlu didalami. Seperti dilansir thestar.com.my, Pengarah Cawangan Khas Bukit Aman Datuk Seri Mohamad Fuzi Harun menjelaskan, hingga saat ini proses investigasi masih berlangsung. Sehingga, pihaknya masih belum bisa menyimpulkan bahwa dua perempuan tersebut adalah agen khusus Korea Utara.

Doan ditangkap Kepolisian Diraja Malaysia di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 pada 15 Februari lalu. Dikutip dari Malay Mail Online, sebelum ditangkap, Doan ternyata sempat menginap di tiga hotel berbeda di kawasan Sepang. Dari staf di tiga hotel tersebut, diketahui bahwa pemegang paspor Vietnam itu kerap complain tentang pelayanan hotel.

Hotel pertama yang jadi persinggahan Doan adalah Qlassic Hotel di Bandar Baru Salak Tinggi. Dia tercatat melakukan check in pada Sabtu (11/2) sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia. Di hotel itu, Doan menginap sendiri. Dia hanya membawa sebuah tas. Keesokan harinya, Doan terpaksa harus mencari hotel baru karena dia tidak bisa memperpanjang masa menginap karena ketidaktersediaan kamar.

Manager hotel tersebut mengatakan bahwa pihak kepolisian sempat mendatangi hotel itu pada Rabu (15/2) untuk mengecek rekaman CCTV. Namun, merka tidak dapat menemukan apapun. ”Rekaman CCTV kami menghapus semua rekaman dari akhir pekan,” terang manager hotel itu.

Pada Minggu (12/2), Doan melakukan check in di City View Hotel tidak jauh dari hotel pertamanya. Keesokan harinya, Senin (13/2), Doan keluar pagi-pagi sekali dengan mengenakan blus putih bertulisakan LOL dan rok jins berwarna biru. Tidak lama, sekitar pukul 10.00, dia kembali dang langsung check out sekitar pukul 11.30. ”Dia kembali ke kamarnya, membereskan semua barang-barangnya, dan check out pada 11.30,” kata resepsionis.

”Dia mengelhkan sambungan internet yang lambat,” tambahnya.

Di hari yang sama, Doan check in di Sky Hotel sekitar pukul 15.30. Berdasarkan pengakuan rsepsionis, Doan berada di kamarnya sampai pukul 20.00 dan meninggalkan hotel untuk melakukan perawatan wajah. ”Keesokan harinya (Selasa, 14 Februari), sekitar pukul 09.30, dia menghampiri meja resepsionis untuk menajakan rute menuju kota. ”Dia banyak bicara, ramah, dan kekanak-kanakan,” terang resepsionis hotel tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/