28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

CATAT! Polisi Indonesia Dilarang Main Pokemon

AFP PHOTO / STEFAN HEUNIS Sebuah gambar yang diambil pada 14 Juli 2016 menunjukkan avatar di layar ponsel pemain menggunakan aplikasi Pokemon Go, di kampus Universitas Lagos. Pemain Pokemon Go mania dengan smartphone berburu di jalan-jalan, taman, sungai, landmark dan situs lainnya untuk menangkap monster dan mengumpulkan persediaan.
AFP PHOTO / STEFAN HEUNIS
Sebuah gambar yang diambil pada 14 Juli 2016 menunjukkan avatar di layar ponsel pemain menggunakan aplikasi Pokemon Go, di kampus Universitas Lagos. Pemain Pokemon Go mania dengan smartphone berburu di jalan-jalan, taman, sungai, landmark dan situs lainnya untuk menangkap monster dan mengumpulkan persediaan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Demam pokemon memunculkan kekhawatiran lain soal pelanggaran privasi dan penerobosan objek vital. Polisi mengimbau agar para pemain tidak sembarangan masuk ke lokasi-lokasi yang jadi objek strategis nasional. Dikhawatirkan, data yang terekam itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab seperti spionase pihak asing.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, objek vital itu antara lain Mabes Polri dan pusat militer. Tidak bisa sembarangan orang masuk ke kawasan tersebut tanpa izin khusus.

”Jangan sampai melanggar batas-batas hak orang lain. Apalagi sampai menerobos ke objek vital,” kata Boy kemarin.

Dia menuturkan, khusus untuk anggota Polisi memang dilarang untuk memainkan aplikasi Pokemon itu. Dia menyebut, hanya orang yang tidak sibuk saja yang masih sempat untuk bermain Pokemon. Sementara tugas polisi di lapangan tentu bertumpuk dan banyak.

”Saya rasa polisi tidak ada yang pakai Pokemon. Tidak dibenarkan itu,” tegas dia.

”Apalagi main di dalam mabes,” imbuh dia.

Terkiat dengan kemungkinan adanya spionase, Boy menyebutkan, masih harus meneliti lebih jauh lagi. Tapi, kewaspadaan terhadap teknologi buatan asing itu tentu terus diperkuat.

”Kita lihat saja,” tutur dia.

Hingga kemarin, polisi memang belum mendapakatkan laporan dari masyarakat terkait dengan tindak pidana yang berkaitan dengan aplikasi game Pokemon. Seperti tindak kriminal atau perbuatan tidak menyenangkan.

”Kami hanya menghimbau jangan asmpai melanggar ketertiban dan keselamatan,” ujar dia.

Sementara itu, Wakil ketua komisi I DPR, TB Hasanuddin mengimbau secara tegas kepada para pejabat agar mengindari bahaya dari aplikasi game Pokemon Go. Pasalnya, dalam aplikasi tersebut terdapat pola ‘real time’ dan ‘real location’, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Saya ingatkan pejabat VVIP, ini perlu dijaga untuk hindari dari tindakan tak bertanggung jawab,” kata TB Hasanuddin.

Menurut mantan sekretaris militer ini, game tersebut sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh teroris. Tentu, ini sangat membahayakan bagi setiap orang yang lengah terhadap musuh.

“Bisa ditembak dengan mortir, dulu pejuang Chenchen disikat, dan mereka kena lewat handphone yang diketahui posisinya. Rudalnya menyusuri itu.” ujarnya lagi.

Menurut TB, pola tersebut adalah dari satu titik ke titik lain bergerak. Jadi dalam teori pencari data, lokasi dikenal sebagai recection dan intersection. recection, tambah dia, adalah memancarkan sesuatu.

TB juga mengingatkan agar Pokemon Go tidak aplikasikan di wilayah-wilayah tertentu, terutama untuk para prajurit yang sedang menjalankan dinas. “Alat dan permainan itu jangan main di kamp, gudang senjata, atau restricted area. Mungkin prajurit sedang jaga atau main. Bahkan handphone saja bisa ditrack posisinya dimana dengan sinyal atau dengan sistem satelit,” tegas TB Hasanuddin.

AFP PHOTO / STEFAN HEUNIS Sebuah gambar yang diambil pada 14 Juli 2016 menunjukkan avatar di layar ponsel pemain menggunakan aplikasi Pokemon Go, di kampus Universitas Lagos. Pemain Pokemon Go mania dengan smartphone berburu di jalan-jalan, taman, sungai, landmark dan situs lainnya untuk menangkap monster dan mengumpulkan persediaan.
AFP PHOTO / STEFAN HEUNIS
Sebuah gambar yang diambil pada 14 Juli 2016 menunjukkan avatar di layar ponsel pemain menggunakan aplikasi Pokemon Go, di kampus Universitas Lagos. Pemain Pokemon Go mania dengan smartphone berburu di jalan-jalan, taman, sungai, landmark dan situs lainnya untuk menangkap monster dan mengumpulkan persediaan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Demam pokemon memunculkan kekhawatiran lain soal pelanggaran privasi dan penerobosan objek vital. Polisi mengimbau agar para pemain tidak sembarangan masuk ke lokasi-lokasi yang jadi objek strategis nasional. Dikhawatirkan, data yang terekam itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab seperti spionase pihak asing.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, objek vital itu antara lain Mabes Polri dan pusat militer. Tidak bisa sembarangan orang masuk ke kawasan tersebut tanpa izin khusus.

”Jangan sampai melanggar batas-batas hak orang lain. Apalagi sampai menerobos ke objek vital,” kata Boy kemarin.

Dia menuturkan, khusus untuk anggota Polisi memang dilarang untuk memainkan aplikasi Pokemon itu. Dia menyebut, hanya orang yang tidak sibuk saja yang masih sempat untuk bermain Pokemon. Sementara tugas polisi di lapangan tentu bertumpuk dan banyak.

”Saya rasa polisi tidak ada yang pakai Pokemon. Tidak dibenarkan itu,” tegas dia.

”Apalagi main di dalam mabes,” imbuh dia.

Terkiat dengan kemungkinan adanya spionase, Boy menyebutkan, masih harus meneliti lebih jauh lagi. Tapi, kewaspadaan terhadap teknologi buatan asing itu tentu terus diperkuat.

”Kita lihat saja,” tutur dia.

Hingga kemarin, polisi memang belum mendapakatkan laporan dari masyarakat terkait dengan tindak pidana yang berkaitan dengan aplikasi game Pokemon. Seperti tindak kriminal atau perbuatan tidak menyenangkan.

”Kami hanya menghimbau jangan asmpai melanggar ketertiban dan keselamatan,” ujar dia.

Sementara itu, Wakil ketua komisi I DPR, TB Hasanuddin mengimbau secara tegas kepada para pejabat agar mengindari bahaya dari aplikasi game Pokemon Go. Pasalnya, dalam aplikasi tersebut terdapat pola ‘real time’ dan ‘real location’, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Saya ingatkan pejabat VVIP, ini perlu dijaga untuk hindari dari tindakan tak bertanggung jawab,” kata TB Hasanuddin.

Menurut mantan sekretaris militer ini, game tersebut sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh teroris. Tentu, ini sangat membahayakan bagi setiap orang yang lengah terhadap musuh.

“Bisa ditembak dengan mortir, dulu pejuang Chenchen disikat, dan mereka kena lewat handphone yang diketahui posisinya. Rudalnya menyusuri itu.” ujarnya lagi.

Menurut TB, pola tersebut adalah dari satu titik ke titik lain bergerak. Jadi dalam teori pencari data, lokasi dikenal sebagai recection dan intersection. recection, tambah dia, adalah memancarkan sesuatu.

TB juga mengingatkan agar Pokemon Go tidak aplikasikan di wilayah-wilayah tertentu, terutama untuk para prajurit yang sedang menjalankan dinas. “Alat dan permainan itu jangan main di kamp, gudang senjata, atau restricted area. Mungkin prajurit sedang jaga atau main. Bahkan handphone saja bisa ditrack posisinya dimana dengan sinyal atau dengan sistem satelit,” tegas TB Hasanuddin.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/