27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Rilis Resmi Pokemon GO Wilayah Asia Belum Dipastikan

AFP PHOTO / Frederic J. BROWN April O'Neil (kiri), Ariana Nussdorf (tengah) dan Julia Voth (kanan), menunjukkan ponsel mereka saat bermain Pokemon Go pada 13 Juli 2016 di Pershing Square di Los Angeles, California, salah satu dari sejumlah lokasi landmark di masyarakat California Selatan yang melayani sebagai titik pertemuan bagi orang-orang bermain game.
AFP PHOTO / Frederic J. BROWN
April O’Neil (kiri), Ariana Nussdorf (tengah) dan Julia Voth (kanan), menunjukkan ponsel mereka saat bermain Pokemon Go pada 13 Juli 2016 di Pershing Square di Los Angeles, California, salah satu dari sejumlah lokasi landmark di masyarakat California Selatan yang melayani sebagai titik pertemuan bagi orang-orang bermain game.

SAN FRANCISCO, SUMUTPOS.CO – Luar biasa sekali fenomena yang dihasilkan Pokemon GO. Sejak dirilis pada 6 Juli lalu di AS, Australia, dan Selandia Baru serta 13 Juli di Eropa, mobile game itu menjadi candu yang seru. Permainan tersebut bahkan langsung menyaingi media sosial mainstream yang dimainkan banyak orang seperti Instagram dan Snapchat.

Keunikan game yang dirilis oleh Niantic Labs dan The Pokemon Company itu, player diharuskan bergerak atau berjalan dengan bantuan GPS. Teknologi augmented reality (AR), yang membuat pemain bisa melihat sosok Pokemon di layar smartphone seolah berada di dunia nyata, menjadi magnet tersendiri.

Begitu bisa diunduh, Pokemon GO menempati urutan pertama jajaran aplikasi yang paling banyak diunduh di AS, Australia, dan Selandia Baru dengan Google Play Store serta App Store. Berdasar laporan Forbes, tak sampai seminggu setelah rilis, mainan itu telah diinstal 7,5 juta kali. Hingga saat ini penginstalan game tersebut di AS mencapai 21 juta kali, baik di Android maupun iOS, menjadikannya mobile game paling dimainkan di sana.

Kesuksesan Pokemon GO membawa keuntungan bagi distributor resmi game, yakni Nintendo. Perusahaan asal Jepang itu mengalami kenaikan saham yang signifikan. Berdasar data dari Tokyo Stock Exchange, antara 8 hingga 11 Juli lalu saham perusahaan tersebut melonjak sebesar 34 persen. Harga per lembar sahamnya naik dari JPY 15 ribu (setara Rp1,8 juta) menjadi sekitar JPY 20 ribu (setara Rp2,5 juta). Sementara itu, di AS, Pokemon GO menghasilkan pendapatan sebesar USD 1,6 juta per hari (setara Rp20 miliar) ketika diunduh lewat iOS.

Popularitas Pokemon GO pun bersinar di mesin pencarian Google. Rupanya, semakin banyak orang yang ingin tahu apa daya tarik game yang dibuat berdasar animasi rilisan 1996 itu. Berdasar pantauan Google Trends, setelah perilisan, Pokemon GO lebih populer bila dibandingkan dengan serial ngetop Game of Thrones dan referendum Brexit oleh Inggris.

Sayang, belum ada tanggal resmi mengenai perilisan Pokemon di Asia, termasuk Jepang yang merupakan negeri kelahiran Pokemon. ”Hingga kini, kami masih bekerja untuk pengembangan game. Belum ada kepastian perilisan Pokemon GO di Asia dan Kanada,” ujar perwakilan Niantic sebagaimana dikutip Asian Correspondent, akhir pekan kemarin (15/7).

Ada berbagai hal yang membuat Pokemon GO semakin diincar para gamer. Fitur game terhubung dengan sistem GPS dan kamera smartphone. Dengan sistem GPS, player bisa menemukan Pokemon, PokeStop, dan Gym. Lokasi ketiganya diwakili sebuah landmark di suatu daerah. Bisa berupa patung, monumen, kantor, lapangan, taman, dan lain sebagainya yang harus dicapai dengan berjalan atau mendekatinya. Karena itu, ketika Anda menemukan sekumpulan orang berada di satu titik sambil sibuk menggerak-gerakkan HP, besar kemungkinan mereka sedang bermain Pokemon GO.

AFP PHOTO / Frederic J. BROWN April O'Neil (kiri), Ariana Nussdorf (tengah) dan Julia Voth (kanan), menunjukkan ponsel mereka saat bermain Pokemon Go pada 13 Juli 2016 di Pershing Square di Los Angeles, California, salah satu dari sejumlah lokasi landmark di masyarakat California Selatan yang melayani sebagai titik pertemuan bagi orang-orang bermain game.
AFP PHOTO / Frederic J. BROWN
April O’Neil (kiri), Ariana Nussdorf (tengah) dan Julia Voth (kanan), menunjukkan ponsel mereka saat bermain Pokemon Go pada 13 Juli 2016 di Pershing Square di Los Angeles, California, salah satu dari sejumlah lokasi landmark di masyarakat California Selatan yang melayani sebagai titik pertemuan bagi orang-orang bermain game.

SAN FRANCISCO, SUMUTPOS.CO – Luar biasa sekali fenomena yang dihasilkan Pokemon GO. Sejak dirilis pada 6 Juli lalu di AS, Australia, dan Selandia Baru serta 13 Juli di Eropa, mobile game itu menjadi candu yang seru. Permainan tersebut bahkan langsung menyaingi media sosial mainstream yang dimainkan banyak orang seperti Instagram dan Snapchat.

Keunikan game yang dirilis oleh Niantic Labs dan The Pokemon Company itu, player diharuskan bergerak atau berjalan dengan bantuan GPS. Teknologi augmented reality (AR), yang membuat pemain bisa melihat sosok Pokemon di layar smartphone seolah berada di dunia nyata, menjadi magnet tersendiri.

Begitu bisa diunduh, Pokemon GO menempati urutan pertama jajaran aplikasi yang paling banyak diunduh di AS, Australia, dan Selandia Baru dengan Google Play Store serta App Store. Berdasar laporan Forbes, tak sampai seminggu setelah rilis, mainan itu telah diinstal 7,5 juta kali. Hingga saat ini penginstalan game tersebut di AS mencapai 21 juta kali, baik di Android maupun iOS, menjadikannya mobile game paling dimainkan di sana.

Kesuksesan Pokemon GO membawa keuntungan bagi distributor resmi game, yakni Nintendo. Perusahaan asal Jepang itu mengalami kenaikan saham yang signifikan. Berdasar data dari Tokyo Stock Exchange, antara 8 hingga 11 Juli lalu saham perusahaan tersebut melonjak sebesar 34 persen. Harga per lembar sahamnya naik dari JPY 15 ribu (setara Rp1,8 juta) menjadi sekitar JPY 20 ribu (setara Rp2,5 juta). Sementara itu, di AS, Pokemon GO menghasilkan pendapatan sebesar USD 1,6 juta per hari (setara Rp20 miliar) ketika diunduh lewat iOS.

Popularitas Pokemon GO pun bersinar di mesin pencarian Google. Rupanya, semakin banyak orang yang ingin tahu apa daya tarik game yang dibuat berdasar animasi rilisan 1996 itu. Berdasar pantauan Google Trends, setelah perilisan, Pokemon GO lebih populer bila dibandingkan dengan serial ngetop Game of Thrones dan referendum Brexit oleh Inggris.

Sayang, belum ada tanggal resmi mengenai perilisan Pokemon di Asia, termasuk Jepang yang merupakan negeri kelahiran Pokemon. ”Hingga kini, kami masih bekerja untuk pengembangan game. Belum ada kepastian perilisan Pokemon GO di Asia dan Kanada,” ujar perwakilan Niantic sebagaimana dikutip Asian Correspondent, akhir pekan kemarin (15/7).

Ada berbagai hal yang membuat Pokemon GO semakin diincar para gamer. Fitur game terhubung dengan sistem GPS dan kamera smartphone. Dengan sistem GPS, player bisa menemukan Pokemon, PokeStop, dan Gym. Lokasi ketiganya diwakili sebuah landmark di suatu daerah. Bisa berupa patung, monumen, kantor, lapangan, taman, dan lain sebagainya yang harus dicapai dengan berjalan atau mendekatinya. Karena itu, ketika Anda menemukan sekumpulan orang berada di satu titik sambil sibuk menggerak-gerakkan HP, besar kemungkinan mereka sedang bermain Pokemon GO.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/