JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah telah mengeluarkan perintah kepada Bareskrim untuk memeriksa Amien Rais karena menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia meminta masyarakat jangan mudah percaya dan terprovokasi berita yang tidak jelas sumbernya itu.
“Saya melihat ada beberapa berita hoax untuk menyudutkan saya akhir-akhir ini,” kata Tito dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jawa Pos, kemarin (17/10).
Kapolri menjelaskan bahwa hubungan antara dirinya dengan Ahok sebatas profesional, yakni antara ketika dirinya masih menjabat Kapolda Metro Jaya pada 2015 silam. “Sesama Forkompimda yang harus baik hubungannya karena bagian dari komunitas pemimpin Jakarta. Kalau hubungan antarpimpinan tidak baik kasihan rakyat akan dirugikan,” ujar Tito.
Tito berharap masyarakat tidak begitu saja termakan oleh pemberitaannya yang tidak memiliki sumber yang jelas. Khususnya saat menjelang Pilkada Serentak pada 2017 nanti. Menurutnya, di balik berita bohong tersebut selalu ada pihak yang sengaja memanfaatkan kondisi masyarakat yang mudah terhasut untuk memuluskan kepentingannya sendiri.
“Apalagi di musim politik Pilkada ini. Media sosial digunakan sebagai instrumen serangan udara baik untuk mengangkat elektabilitas pasangan calon maupun menyerang pesaing atau pihak lain yang kurang disukai,” terangnya.
“Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis, dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yang sudah dewasa dalam berdemokrasi,” imbuh dia.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membantah telah mengeluarkan perintah kepada Bareskrim untuk memeriksa Amien Rais karena menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia meminta masyarakat jangan mudah percaya dan terprovokasi berita yang tidak jelas sumbernya itu.
“Saya melihat ada beberapa berita hoax untuk menyudutkan saya akhir-akhir ini,” kata Tito dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jawa Pos, kemarin (17/10).
Kapolri menjelaskan bahwa hubungan antara dirinya dengan Ahok sebatas profesional, yakni antara ketika dirinya masih menjabat Kapolda Metro Jaya pada 2015 silam. “Sesama Forkompimda yang harus baik hubungannya karena bagian dari komunitas pemimpin Jakarta. Kalau hubungan antarpimpinan tidak baik kasihan rakyat akan dirugikan,” ujar Tito.
Tito berharap masyarakat tidak begitu saja termakan oleh pemberitaannya yang tidak memiliki sumber yang jelas. Khususnya saat menjelang Pilkada Serentak pada 2017 nanti. Menurutnya, di balik berita bohong tersebut selalu ada pihak yang sengaja memanfaatkan kondisi masyarakat yang mudah terhasut untuk memuluskan kepentingannya sendiri.
“Apalagi di musim politik Pilkada ini. Media sosial digunakan sebagai instrumen serangan udara baik untuk mengangkat elektabilitas pasangan calon maupun menyerang pesaing atau pihak lain yang kurang disukai,” terangnya.
“Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis, dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yang sudah dewasa dalam berdemokrasi,” imbuh dia.