JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para koruptor yang selama ini kabur dan hidup bergelimang harta di luar negeri, kini tak bisa lagi tidur nyenyak. Ini seiring kian gencarnya upaya memburu para penilap uang rakyat itu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, dirinya melaporkan langsung penangkapan buron kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang kemarin berada di Berlin, Jerman.
“Masih ada 33 (buron koruptor lain yang diburu), sangat banyak,” ujarnya sebagaimana dikutip dari rekaman video Biro Pers Istana Kepresidenan, Senin (18/4).
Sutiyoso melaporkan berita bagus itu kepada presiden pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 di Berlin, atau Senin dinihari pukul 03.00 WIB di Jakarta. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, operasi memburu para koruptor yang kabur ke luar negeri, bukan semata untuk mengejar uang yang dibawa kabur. Namun, itu juga terkait kewibawaan negara karena para koruptor itu tidak mengindahkan hukum di Indonesia.
“Kita tidak akan membiarkan negara dilecehkan oleh koruptor,” katanya.
Di era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), pemerintah sudah berhasil membekuk dua buron koruptor yang kabur ke luar negeri. Pertama adalah mantan Bupati Temanggung Totok Ary Prabowo yang ditangkap di Kamboja pada 8 Desember 2015 lalu. Kedua adalah Samadikun Hartono yang ditangkap 14 April 2016 lalu di Tiongkok.
Sutiyoso menegaskan, Samadikun ditangkap, bukan menyerahkan diri. Dia mengisahkan, mantan komisaris utama Bank Modern yang kabur ke luar negeri setelah divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 169,4 miliar itu sudah diintai keberadaannya oleh BIN yang bekerjasama dengan pemerintah Tiongkok.
“Akhirnya 14 April malam lalu, dia ditangkap saat nonton (balap mobil) F1 di Shanghai,” ucapnya.
Pria yang biasa disapa Bang Yos itu mengakui, menelisik keberadaan Samadikun bukan perkara mudah. Sebab, dia menggunakan identitas dan nama yang bergonta-ganti saat berada di Tiongkok maupun saat bepergian ke negara lain.
“Tetapi Alhamdulillah kita bisa melacak dengan tepat dan bisa kita dapatkan,” sebutnya.
Saat ini, kata Sutiyoso, Samadikun tengah berada dalam pengawasan otoritas pemerintah Tiongkok dan mendapatkan perawatan karena kondisi kesehatannya. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah Tiongkok untuk memulangkan Samadikun ke Indonesia.
“Jadi sekarang kami serahkan tindak lanjutnya ke Menteri Luar Negeri,” ujarnya.
