28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Jalur Tak Resmi Tapi Ongkos Tinggi

Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.
Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.

SUMUTPOS.CO – Warga Negara Indonesia (WNI), penumpang kapal kayu yang tenggelam di perairan Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, dipungut ongkos tinggi oleh tekong (calo) yang menyediakan jasa pengangkutan kapal lewat jalur tidak resmi tersebut.

“Setiap penumpang dipungut biaya yang tinggi tergantung tujuan akhirnya. Ongkosnya berkisar 500 hingga 1.500 ringgit (sekitar Rp1,8 juta hingga Rp5,4 juta),” kata Wakil Duta Besar Republik Indonesia, Hermono kepada wartawan di Kuala Lumpur, Rabu.

Dijelaskannya, setelah sampai di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, para penumpang itu akan meneruskan perjalanan sesuai dengan daerah yang ditujunya.

Jadi, kata Hermono, ongkos lewat jalur tidak resmi tersebut sangatlah tinggi, sementara tingkat keamanan dan keselamatannya tidak terjamin.

Oleh karenanya, pihak KBRI Kuala Lumpur meminta para pekerja bersabar sebab kedua negara juga sedang melakukan perundingan terkait pemulangan bagi pekerja Indonesia yang tak lengkap dokumen tersebut.

Untuk mengantisipasi agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malaysia melalui Departemen Dalam Negeri atas permintaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno telah menyetujui suatu program khusus untuk pengaturan pemulangan WNI/TKI ilegal melalui jalur resmi dengan biaya yang wajar.

Oleh karenanya, Dubes Herman Prayitno mengimbau kepada para WNI yang akan kembali kampung halaman menjelang bulan suci Ramadhan agar mengutamakan keselamatan dan dapat mengikuti program pemulangan yang akan diatur oleh kementerian dalam negeri Malaysia. (net/bbs)

Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.
Kapal SAR Malaysia membawa pemudik yang diselamatkan.

SUMUTPOS.CO – Warga Negara Indonesia (WNI), penumpang kapal kayu yang tenggelam di perairan Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, dipungut ongkos tinggi oleh tekong (calo) yang menyediakan jasa pengangkutan kapal lewat jalur tidak resmi tersebut.

“Setiap penumpang dipungut biaya yang tinggi tergantung tujuan akhirnya. Ongkosnya berkisar 500 hingga 1.500 ringgit (sekitar Rp1,8 juta hingga Rp5,4 juta),” kata Wakil Duta Besar Republik Indonesia, Hermono kepada wartawan di Kuala Lumpur, Rabu.

Dijelaskannya, setelah sampai di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, para penumpang itu akan meneruskan perjalanan sesuai dengan daerah yang ditujunya.

Jadi, kata Hermono, ongkos lewat jalur tidak resmi tersebut sangatlah tinggi, sementara tingkat keamanan dan keselamatannya tidak terjamin.

Oleh karenanya, pihak KBRI Kuala Lumpur meminta para pekerja bersabar sebab kedua negara juga sedang melakukan perundingan terkait pemulangan bagi pekerja Indonesia yang tak lengkap dokumen tersebut.

Untuk mengantisipasi agar musibah seperti ini tidak terjadi lagi, Pemerintah Malaysia melalui Departemen Dalam Negeri atas permintaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno telah menyetujui suatu program khusus untuk pengaturan pemulangan WNI/TKI ilegal melalui jalur resmi dengan biaya yang wajar.

Oleh karenanya, Dubes Herman Prayitno mengimbau kepada para WNI yang akan kembali kampung halaman menjelang bulan suci Ramadhan agar mengutamakan keselamatan dan dapat mengikuti program pemulangan yang akan diatur oleh kementerian dalam negeri Malaysia. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/