26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pembongkaran 10 Gereja Singkil akan Dimulai

Sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil dibakar massa, Selasa (12/10/2015).
Sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil dibakar massa, Selasa (12/10/2015).

SUMUTPOS.CO – Pihak berwenang di Indonesia mengatakan telah dicapai kesepakatan ‘membiarkan’ 13 gereja di Aceh Singkil untuk tetap menggelar ibadah, sementara izinnya diproses ke pemda provinsi. Tetapi 10 gereja lain akan dibongkar, namun tak jelas oleh siapa dan bagaimana caranya.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 0109 Aceh Singkil, Letkol. Arif Sjaerozi mengatakan kepada BBC Indonesia, bahwa pada hari Senin (19/10) akan dilakukan “penertiban dan penutupan” terhadap 10 gereja, “sesuai dengan hukum yang berlaku karena bangunan-bangunan itu tidak berizin.”
Ditanyakan, apakah aparat akan membongkar gereja-gereja itu, Arif Sjaerozi mengatakan, “Tidak. Itu akan dibongkar oleh masyarakat (jemaat gereja) sendiri, karena sudah ada kesepakatan.”
Namun Veryanto Sitohang dari Aliansi Sumut Bersatu (ASB), mengatakan kepada BBC, para jemaat gereja tidak bersedia membongkar gereja mereka sendiri. “Menurut mereka, jika pemerintah mau membongkar gereja-gereja itu, biar mereka sendiri saja yang melakukannya.”

BERDOA DI RUMAH
Pegiat ASB lainnya, Ferry Wira Padang menyebut, kendati warga Kristen sudah hampir seluruhnya kembali dari pengungsian, sebagian jemaat masih dilanda ketakutan.

“Untuk peribadatan hari Minggu (18/10) ini, sebagian jemaat masih tidak berani berdoa di gereja. Mereka memutuskan untuk berdoa di rumah masing-masing saja,” katanya kepada BBC.

Ferry Wira Padang berusaha menghubungi sejumlah warga berbagai desa untuk berbicara kepada BBC, namun setelah menghubungi banyak warga, katanya, “Maaf sekali tidak ada yang berani. Mereka takut mengeluarkan pernyataan, takut justru menjadi bumerang bagi umat Kristiani di Aceh Singkil.”
Setidaknya 8.000 dari sekitar 20.000 warga Kristen Aceh Singkil sempat mengungsi ke dua desa di Sumatra Utara yang bertetangga, menyusul kerusuhan 13 Oktober lalu, yang menghanguskan tiga gereja, menewaskan seorang warga dan melukai sejumlah orang, termasuk seorang petugas polisi.

Mereka dikembalikan ke desa masing-masing, Jumat (16/10) dengan kendaraan TNI dan kepolisian, dan mendapat bantuan bahan kebutuhan pokok dari Pemda Aceh Singkil untuk sepekan pertama sesudah kembali, kata juru bicara Kabupaten Aceh Singkil, Khaldum Berutu kepada BBC.

Sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil dibakar massa, Selasa (12/10/2015).
Sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil dibakar massa, Selasa (12/10/2015).

SUMUTPOS.CO – Pihak berwenang di Indonesia mengatakan telah dicapai kesepakatan ‘membiarkan’ 13 gereja di Aceh Singkil untuk tetap menggelar ibadah, sementara izinnya diproses ke pemda provinsi. Tetapi 10 gereja lain akan dibongkar, namun tak jelas oleh siapa dan bagaimana caranya.

Komandan Distrik Militer (Dandim) 0109 Aceh Singkil, Letkol. Arif Sjaerozi mengatakan kepada BBC Indonesia, bahwa pada hari Senin (19/10) akan dilakukan “penertiban dan penutupan” terhadap 10 gereja, “sesuai dengan hukum yang berlaku karena bangunan-bangunan itu tidak berizin.”
Ditanyakan, apakah aparat akan membongkar gereja-gereja itu, Arif Sjaerozi mengatakan, “Tidak. Itu akan dibongkar oleh masyarakat (jemaat gereja) sendiri, karena sudah ada kesepakatan.”
Namun Veryanto Sitohang dari Aliansi Sumut Bersatu (ASB), mengatakan kepada BBC, para jemaat gereja tidak bersedia membongkar gereja mereka sendiri. “Menurut mereka, jika pemerintah mau membongkar gereja-gereja itu, biar mereka sendiri saja yang melakukannya.”

BERDOA DI RUMAH
Pegiat ASB lainnya, Ferry Wira Padang menyebut, kendati warga Kristen sudah hampir seluruhnya kembali dari pengungsian, sebagian jemaat masih dilanda ketakutan.

“Untuk peribadatan hari Minggu (18/10) ini, sebagian jemaat masih tidak berani berdoa di gereja. Mereka memutuskan untuk berdoa di rumah masing-masing saja,” katanya kepada BBC.

Ferry Wira Padang berusaha menghubungi sejumlah warga berbagai desa untuk berbicara kepada BBC, namun setelah menghubungi banyak warga, katanya, “Maaf sekali tidak ada yang berani. Mereka takut mengeluarkan pernyataan, takut justru menjadi bumerang bagi umat Kristiani di Aceh Singkil.”
Setidaknya 8.000 dari sekitar 20.000 warga Kristen Aceh Singkil sempat mengungsi ke dua desa di Sumatra Utara yang bertetangga, menyusul kerusuhan 13 Oktober lalu, yang menghanguskan tiga gereja, menewaskan seorang warga dan melukai sejumlah orang, termasuk seorang petugas polisi.

Mereka dikembalikan ke desa masing-masing, Jumat (16/10) dengan kendaraan TNI dan kepolisian, dan mendapat bantuan bahan kebutuhan pokok dari Pemda Aceh Singkil untuk sepekan pertama sesudah kembali, kata juru bicara Kabupaten Aceh Singkil, Khaldum Berutu kepada BBC.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/