25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Persiapkan Pos Pengamanan Nataru

SUMUTPOS.CO – JELANG Natal dan Tahun Baru 2023, Polri telah menyiapkan berbagai langkah dengan menggelar Operasi Lilin yang akan dijalankan sejak 22 Desember hingga 3 Januari. Bukan hanya rekayasa lalu lintas, pos pengamanan juga tengah disiapkan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pos pengamanan sedang disiapkan untuk Operasi Lilin yang akan dimulai 22 Desember mendatang. Pos tersebut memiliki beberapa tugas untuk memperlancar arus lalu lintas saat libur Nataru. “Pos ini untuk pengamanan, pelayanan dan memadukan semua pihak terkait,” ujarnya.

Yang pertama dilakukan pos pengamanan, adalah mengantisipasi kemacetan di momentum Nataru. Selanjutnya, mencegah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Tugas selanjutnya untuk bergerak cepat membantu masyarakat apabila ada insiden di lapangan, tegasnya dalam keterangan tertulisnya.

Sesuai dengan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diprediksi terdapat 44 juta masyarakat yang akan melakukan mobilitas selama Nataru. “Kondisi itu tentunya menuntut persiapan yang matang dan lintas sektoral. Kepolisian, kementerian dan lembaga sepakat bekerjasama untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat Nataru,” terangnya.

Menurut Kapolri, pengamanan Nataru memang menjadi tugas rutin. Namun, kesiapan dan persiapan tetap harus optimal. “Memerlukan pengamanan dan memerlukan kesiapan dari seluruh sarana prasarana,” tegas dia.

Untuk itu, Polri bersama instansi terkait lainnya melakukan persiapan. “Seperti yang dilaksanakan sebelumnya di Hari Raya Idul Fitri. Mudah-mudahan kali ini bisa lebih baik,” harap Sigit.

Dia memastikan bahwa skema rekayasa lalu lintas untuk meminimalkan terjadinya kemacetan sudah ada. Baik rekayasa lalu lintas ganjil genap, contra flow, maupun one way. “Sebelum kami laksanakan (rekayasa lalu lintas) itu pasti kami akan sosialisasikan,” ujarnya.

Hal lain yang turut menjadi perhatian Polri adalah potensi terjadinya bencana dan kondisi darurat lainnya. Untuk itu, tidak kurang dari 166 ribu personel akan dikerahkan Polri dalam pengamanan Operasi Lilin tahun ini. “Kami semua akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh rangkaian kegiatan dan aktivitas masyarakat di akhir tahun semuanya bisa berjalan dengan baik,” terang mantan kepala Bareskrim Polri tersebut.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, tahun ini, tak ada pembatasan dalam perayaan nataru. Mulai dari pelaksanaan ibadah bagi umat Kristiani, pembatasan jumlah penumpang moda transportasi, kunjungan ke lokasi wisata, hingga pelaksanaan event tahun baru. “Jadi nanti event juga dibebaskan, dibolehkan semua. Mulai karnaval, pesta musik, pokoknya semua dibebaskan yang baik baik tapi kalau yang nggak baik gak boleh,” ujarnya.

Muhadjir memastikan, pemerintah sudah mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan momen nataru dengan baik. Koordinasi antar kementerian pun telah dilakukan, baik yang menyangkut ibadah maupun wisata. Tak terkecuali, transportasi dan sarana prasarananya. “Untuk jalan nasional ada penambahan dari Pak Menteri PUPR. Jadi jalan nasional sudah 91,8 persen yang layak untuk dilalui. Kemudian, ada beberapa penambahan ruas jalan tol juga,” jelasnya.

Hal-hal yang berkaitan dengan libur akhir tahun tak luput dari perhatian. Salah satunya, ancaman kejahatan konvensional yang mulai meningkat beberapa waktu terakhir. Menurutnya, Kapolri sudah menyiagakan 166.791 personil dalam mengamankan momen nataru kali ini.

Kemudian, untuk masalah pangan. Pemerintah telah mewaspadai adanya kelangkaan pada empat komoditas yakni kedelai, cabai merah besar, cabe merah kecil, dan beras. Guna mengantisipasi kondisi ini, lanjut dia, menteri perdagangan sudah bersiap untuk melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan nataru nanti.

Lalu, ancaman bencana hidrometeorologi dan bencana tektonik yang masih membayangi. BMKG telah siaga untuk terus memberikan update terkait risiko-risiko bencana yang mungkin terjadi akibat kondisi alam.

Puncak libur Nataru diprediksi terjadi dua kali. Yakni, pada 24-25 Desember 2023 dan 1-3 Januari 2023. Diperkirakan bakal ada 44,17 pergerakan manusia pada momen libur panjang akhir tahun nanti. Jumlah ini naik 55 persen dibanding tahun 2019 dan tahun 2020 lalu.

Sementara itu, memasuki H-7 periode angkutan nataru 2023, trafik penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni dilaporkan mulai ramai dan lancar pada Minggu (18/12) sore. Berdasarkan data Posko Merak periode 17 Desember 2022, pukul 08.00 WIB hingga 18 Desember 2022, pukul 08.00 WIB, tercatat adanya kenaikan 15 persen terhadap jumlah kapal yang beroperasi dibanding tahun lalu. Trip kapal juga mengalami kenaikan 24 persen dari 85 trip pada tahun lalu menjadi 105 trip.

Sementara, realisasi total penumpang mencapai 37.902 orang atau naik 15 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu. Terkait kendaraan roda dua, tahun ini mencapai 1.002 unit atau naik 55 persen dibandingkan tahun lalu. begitu pula dengan roda 4 pribadi, yang tercatat naik 4 persen atau sebanyak 4.270 unit dibanding 2021.

Total seluruh kendaraan tercatat 8.960 unit yang telah menyeberang dari Jawa ke Sumatera pada H-7 sebanyak 8.115 unit. Naik 10 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu, papar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin.

Pada arus sebaliknya pun sama. Terpantau adanya kenaikan cukup besar berdasarkan data Posko Bakauheni selama 24 jam. Trip kapal diketahui mengalami kenaikan 41 persen dari tahun sebelumnya. Di mana, realisasi penumpang pejalan kaki sebanyak 1.466 orang atau naik 373 persen dan penumpang di dalam kendaraan sebanyak 15.400 orang atau naik 133 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.

Kenaikan ini juga terjadi pada kendaraan roda dua dan roda empat. Tahun ini, roda dua mencapai 387 unit atau naik 96 persen dibandingkan realisasi 2022. Sedangkan roda empat pribadi tercatat sebanyak 1.863 unit atau naik 39,5 persen.

Untuk Nataru ini diperkirakan juga mengalami peningkatan menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang telah melandai. Prediksi kami, masyarakat akan kembali melakukan perjalanan liburan akhir tahun, yang juga berbarengan dengan masa libur anak sekolah, jelasnya.

Pada arus penyeberangan sendiri, puncak arus libur diperkirakan terjadi pada Jumat (23/12) atau H-2 dan Sabtu (24/12) atau H-1. Untuk menghadapi situasi ini, pihaknya memastikan, prasarana dan sarana penyeberangan di Merak-Bakauheni telah siap. “Salah satunya, dengan melakukan ramp check yang dilakukan BPTD pada 22 Oktober 2022 untuk kapal dan 2-4 November 2022 untuk dermaga. Tercatat 62 kapal dan 7 dermaga siap beroperasi melayani Nataru,” tegasnya.

ASDP juga telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi antrian panjang pada puncak nataru. Diantaranya, melakukan opsi penambahan jadwal operasi kapal oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku regulator, lalu penambahan trip, dan kuota. Lalu, jika operasi sangat padat, maka pola yang diterapkan adalah akan dilakukan percepatan layanan bongkar muat kapal (port time), penambahan kuota, dan alternatif pelabuhan perbantuan.

Kendati demikian, Shelvy juga meminta kepada seluruh pengguna jasa di Sumatera, Jawa dan Bali, untuk mempersiapkan diri. Calon penumpang diimbau membeli tiket maksimal H-1 sebelum tiba di Pelabuhan. Sehingga dapat meminimalkan mengalami antrian saat puncak arus berangkat atau pulang. (idr/mia/wan/jpg)

SUMUTPOS.CO – JELANG Natal dan Tahun Baru 2023, Polri telah menyiapkan berbagai langkah dengan menggelar Operasi Lilin yang akan dijalankan sejak 22 Desember hingga 3 Januari. Bukan hanya rekayasa lalu lintas, pos pengamanan juga tengah disiapkan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pos pengamanan sedang disiapkan untuk Operasi Lilin yang akan dimulai 22 Desember mendatang. Pos tersebut memiliki beberapa tugas untuk memperlancar arus lalu lintas saat libur Nataru. “Pos ini untuk pengamanan, pelayanan dan memadukan semua pihak terkait,” ujarnya.

Yang pertama dilakukan pos pengamanan, adalah mengantisipasi kemacetan di momentum Nataru. Selanjutnya, mencegah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Tugas selanjutnya untuk bergerak cepat membantu masyarakat apabila ada insiden di lapangan, tegasnya dalam keterangan tertulisnya.

Sesuai dengan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diprediksi terdapat 44 juta masyarakat yang akan melakukan mobilitas selama Nataru. “Kondisi itu tentunya menuntut persiapan yang matang dan lintas sektoral. Kepolisian, kementerian dan lembaga sepakat bekerjasama untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat Nataru,” terangnya.

Menurut Kapolri, pengamanan Nataru memang menjadi tugas rutin. Namun, kesiapan dan persiapan tetap harus optimal. “Memerlukan pengamanan dan memerlukan kesiapan dari seluruh sarana prasarana,” tegas dia.

Untuk itu, Polri bersama instansi terkait lainnya melakukan persiapan. “Seperti yang dilaksanakan sebelumnya di Hari Raya Idul Fitri. Mudah-mudahan kali ini bisa lebih baik,” harap Sigit.

Dia memastikan bahwa skema rekayasa lalu lintas untuk meminimalkan terjadinya kemacetan sudah ada. Baik rekayasa lalu lintas ganjil genap, contra flow, maupun one way. “Sebelum kami laksanakan (rekayasa lalu lintas) itu pasti kami akan sosialisasikan,” ujarnya.

Hal lain yang turut menjadi perhatian Polri adalah potensi terjadinya bencana dan kondisi darurat lainnya. Untuk itu, tidak kurang dari 166 ribu personel akan dikerahkan Polri dalam pengamanan Operasi Lilin tahun ini. “Kami semua akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh rangkaian kegiatan dan aktivitas masyarakat di akhir tahun semuanya bisa berjalan dengan baik,” terang mantan kepala Bareskrim Polri tersebut.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, tahun ini, tak ada pembatasan dalam perayaan nataru. Mulai dari pelaksanaan ibadah bagi umat Kristiani, pembatasan jumlah penumpang moda transportasi, kunjungan ke lokasi wisata, hingga pelaksanaan event tahun baru. “Jadi nanti event juga dibebaskan, dibolehkan semua. Mulai karnaval, pesta musik, pokoknya semua dibebaskan yang baik baik tapi kalau yang nggak baik gak boleh,” ujarnya.

Muhadjir memastikan, pemerintah sudah mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan momen nataru dengan baik. Koordinasi antar kementerian pun telah dilakukan, baik yang menyangkut ibadah maupun wisata. Tak terkecuali, transportasi dan sarana prasarananya. “Untuk jalan nasional ada penambahan dari Pak Menteri PUPR. Jadi jalan nasional sudah 91,8 persen yang layak untuk dilalui. Kemudian, ada beberapa penambahan ruas jalan tol juga,” jelasnya.

Hal-hal yang berkaitan dengan libur akhir tahun tak luput dari perhatian. Salah satunya, ancaman kejahatan konvensional yang mulai meningkat beberapa waktu terakhir. Menurutnya, Kapolri sudah menyiagakan 166.791 personil dalam mengamankan momen nataru kali ini.

Kemudian, untuk masalah pangan. Pemerintah telah mewaspadai adanya kelangkaan pada empat komoditas yakni kedelai, cabai merah besar, cabe merah kecil, dan beras. Guna mengantisipasi kondisi ini, lanjut dia, menteri perdagangan sudah bersiap untuk melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan nataru nanti.

Lalu, ancaman bencana hidrometeorologi dan bencana tektonik yang masih membayangi. BMKG telah siaga untuk terus memberikan update terkait risiko-risiko bencana yang mungkin terjadi akibat kondisi alam.

Puncak libur Nataru diprediksi terjadi dua kali. Yakni, pada 24-25 Desember 2023 dan 1-3 Januari 2023. Diperkirakan bakal ada 44,17 pergerakan manusia pada momen libur panjang akhir tahun nanti. Jumlah ini naik 55 persen dibanding tahun 2019 dan tahun 2020 lalu.

Sementara itu, memasuki H-7 periode angkutan nataru 2023, trafik penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni dilaporkan mulai ramai dan lancar pada Minggu (18/12) sore. Berdasarkan data Posko Merak periode 17 Desember 2022, pukul 08.00 WIB hingga 18 Desember 2022, pukul 08.00 WIB, tercatat adanya kenaikan 15 persen terhadap jumlah kapal yang beroperasi dibanding tahun lalu. Trip kapal juga mengalami kenaikan 24 persen dari 85 trip pada tahun lalu menjadi 105 trip.

Sementara, realisasi total penumpang mencapai 37.902 orang atau naik 15 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu. Terkait kendaraan roda dua, tahun ini mencapai 1.002 unit atau naik 55 persen dibandingkan tahun lalu. begitu pula dengan roda 4 pribadi, yang tercatat naik 4 persen atau sebanyak 4.270 unit dibanding 2021.

Total seluruh kendaraan tercatat 8.960 unit yang telah menyeberang dari Jawa ke Sumatera pada H-7 sebanyak 8.115 unit. Naik 10 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu, papar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin.

Pada arus sebaliknya pun sama. Terpantau adanya kenaikan cukup besar berdasarkan data Posko Bakauheni selama 24 jam. Trip kapal diketahui mengalami kenaikan 41 persen dari tahun sebelumnya. Di mana, realisasi penumpang pejalan kaki sebanyak 1.466 orang atau naik 373 persen dan penumpang di dalam kendaraan sebanyak 15.400 orang atau naik 133 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.

Kenaikan ini juga terjadi pada kendaraan roda dua dan roda empat. Tahun ini, roda dua mencapai 387 unit atau naik 96 persen dibandingkan realisasi 2022. Sedangkan roda empat pribadi tercatat sebanyak 1.863 unit atau naik 39,5 persen.

Untuk Nataru ini diperkirakan juga mengalami peningkatan menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang telah melandai. Prediksi kami, masyarakat akan kembali melakukan perjalanan liburan akhir tahun, yang juga berbarengan dengan masa libur anak sekolah, jelasnya.

Pada arus penyeberangan sendiri, puncak arus libur diperkirakan terjadi pada Jumat (23/12) atau H-2 dan Sabtu (24/12) atau H-1. Untuk menghadapi situasi ini, pihaknya memastikan, prasarana dan sarana penyeberangan di Merak-Bakauheni telah siap. “Salah satunya, dengan melakukan ramp check yang dilakukan BPTD pada 22 Oktober 2022 untuk kapal dan 2-4 November 2022 untuk dermaga. Tercatat 62 kapal dan 7 dermaga siap beroperasi melayani Nataru,” tegasnya.

ASDP juga telah menyiapkan sejumlah skenario untuk mengantisipasi antrian panjang pada puncak nataru. Diantaranya, melakukan opsi penambahan jadwal operasi kapal oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku regulator, lalu penambahan trip, dan kuota. Lalu, jika operasi sangat padat, maka pola yang diterapkan adalah akan dilakukan percepatan layanan bongkar muat kapal (port time), penambahan kuota, dan alternatif pelabuhan perbantuan.

Kendati demikian, Shelvy juga meminta kepada seluruh pengguna jasa di Sumatera, Jawa dan Bali, untuk mempersiapkan diri. Calon penumpang diimbau membeli tiket maksimal H-1 sebelum tiba di Pelabuhan. Sehingga dapat meminimalkan mengalami antrian saat puncak arus berangkat atau pulang. (idr/mia/wan/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/