26 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Hari Ini Mulai USBN Jenjang SMA/SMK

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Seorang petugas saat menempelkan nomer ruangan di depan kelas yang akan dipakai untuk pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di SMA negri 1 Jakarta, Sabtu (18/3). Sesuai aturan pemerintah pusat, USBN jenjang SMA sederajat diselenggarakan mulai Senin mendatang (20/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gelaran ujian akhir bertajuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN) untuk jenjang SMA dan SMK resmi dimulai hari ini (20/3). Meski baru perdana dijalankan, ujian ini memiliki peran sentral. Yakni menjadi salah satu penentu kelulusan.

Di dalam prosedur operasional standar (POS) USBN yang diterbitkab Kemendikbud dijelaskan, ada tiga kriteria yang menentukan kelulusan siswa. Yakni lulus ujian sekolah (US) dan USBN, memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan telah menuntaskan seluruh program pembelajaran. Terkait formulasi pembobotan skor US dan USBN diserahkan ke masing-masing sekolah.

Selain itu sekolah juga dapat menambahkan kriteria kelulusan lainnya. Misalnya jumlah absensi atau kehadiran serta rerata nilai rapor. “Intinya kelulusan ditetapkan dari hasil rapat dewan guru di masing-masing sekolah,” kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam di Jakarta kemarin (19/3).

Posisi USBN yang menjadi salah satu penentu kelulusan, menjadikannya rawan kecurangan. Apalagi 20 sampai 25 persen butir soal ujiannya, adalah titipan dari Kemendikbud. Nizam berharap peserta USBN mengutamakan kejujuran. “Prestasi juga penting. Jujur yang utama,” katanya.

Menurut Nizam, meskipun ada embel-embel berstandar nasionalnya, siswa tidak perlu berlebihan menyambut USBN. Sebab USBN sejatinya sama dengan ujian sekolah seperti biasa. Terkait dengan penggandaan naskah USBN yang dilakukan oleh sekolah, juga sama dengan ujian sekolah selama ini.

Guru besar UGM itu menjelaskan, pelaksanaan USBN dipasrahkan 100 persen ke sekolah atau pemda. “Jika pelaksanaan USBN 100 persen oleh pusat, nanti dikatakan sebagai ujian nasional (unas, red),” jelasnya.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menjelaskan, memprediksi penyelenggaraan USBN akan disambut antusias oleh siswa. Sebab menentukan kelulusan. Dia berharap pengawasan bisa maksimal, untuk mencegah kecurangan. “Tidak boleh diremehkan,” katanya.

Selain itu Ramli berharap USBN bisa menumbuhkan kembali greget ujian akhir yang dua tahun terakhir hilang. Yakni setelah Kemendikbud menghapus fungsi unas sebagai penentu kelulusan. Dia menjelaskan untuk sekolah-sekolah tertentu, gairah belajar siswa masih perlu didorong dengan unas maupun USBN. Karena tahun ini masih perdana penyelenggaraan USBN, Ramli memaklumi jika ada kekurangan di sana-sini. Namun ke depan harus ada perbaikan. Diantaranya dia berharap semakin banyak sekolah yang melaksanakan USBN berbasis komputer. Sebab terbukti ujian berbasis komputer dapat mencegah kecurangan. Selain itu juga membuat ongkos USBN lebih hemat, karena tidak perlu cetak naskab ujian.

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
Seorang petugas saat menempelkan nomer ruangan di depan kelas yang akan dipakai untuk pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) di SMA negri 1 Jakarta, Sabtu (18/3). Sesuai aturan pemerintah pusat, USBN jenjang SMA sederajat diselenggarakan mulai Senin mendatang (20/3).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gelaran ujian akhir bertajuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN) untuk jenjang SMA dan SMK resmi dimulai hari ini (20/3). Meski baru perdana dijalankan, ujian ini memiliki peran sentral. Yakni menjadi salah satu penentu kelulusan.

Di dalam prosedur operasional standar (POS) USBN yang diterbitkab Kemendikbud dijelaskan, ada tiga kriteria yang menentukan kelulusan siswa. Yakni lulus ujian sekolah (US) dan USBN, memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, dan telah menuntaskan seluruh program pembelajaran. Terkait formulasi pembobotan skor US dan USBN diserahkan ke masing-masing sekolah.

Selain itu sekolah juga dapat menambahkan kriteria kelulusan lainnya. Misalnya jumlah absensi atau kehadiran serta rerata nilai rapor. “Intinya kelulusan ditetapkan dari hasil rapat dewan guru di masing-masing sekolah,” kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud Nizam di Jakarta kemarin (19/3).

Posisi USBN yang menjadi salah satu penentu kelulusan, menjadikannya rawan kecurangan. Apalagi 20 sampai 25 persen butir soal ujiannya, adalah titipan dari Kemendikbud. Nizam berharap peserta USBN mengutamakan kejujuran. “Prestasi juga penting. Jujur yang utama,” katanya.

Menurut Nizam, meskipun ada embel-embel berstandar nasionalnya, siswa tidak perlu berlebihan menyambut USBN. Sebab USBN sejatinya sama dengan ujian sekolah seperti biasa. Terkait dengan penggandaan naskah USBN yang dilakukan oleh sekolah, juga sama dengan ujian sekolah selama ini.

Guru besar UGM itu menjelaskan, pelaksanaan USBN dipasrahkan 100 persen ke sekolah atau pemda. “Jika pelaksanaan USBN 100 persen oleh pusat, nanti dikatakan sebagai ujian nasional (unas, red),” jelasnya.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menjelaskan, memprediksi penyelenggaraan USBN akan disambut antusias oleh siswa. Sebab menentukan kelulusan. Dia berharap pengawasan bisa maksimal, untuk mencegah kecurangan. “Tidak boleh diremehkan,” katanya.

Selain itu Ramli berharap USBN bisa menumbuhkan kembali greget ujian akhir yang dua tahun terakhir hilang. Yakni setelah Kemendikbud menghapus fungsi unas sebagai penentu kelulusan. Dia menjelaskan untuk sekolah-sekolah tertentu, gairah belajar siswa masih perlu didorong dengan unas maupun USBN. Karena tahun ini masih perdana penyelenggaraan USBN, Ramli memaklumi jika ada kekurangan di sana-sini. Namun ke depan harus ada perbaikan. Diantaranya dia berharap semakin banyak sekolah yang melaksanakan USBN berbasis komputer. Sebab terbukti ujian berbasis komputer dapat mencegah kecurangan. Selain itu juga membuat ongkos USBN lebih hemat, karena tidak perlu cetak naskab ujian.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/