25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Rudi Bantah Diperas Demokrat

JAKARTA- Kasus suap yang melibatkan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Rudi Rubiandini, menggelinding bak bola liar. Terlebih setelah beredar surat elektronik atas nama Rudi, yang mengaku terpaksa menerima suap karena diperas Partai Demokrat. Namun dari balik jeruji rumah tahanan KPK, Rudi membantah semuanya.

“Tidak benar itu semua. Saya tidak pernah menuliskan pesan apalagi surat Itu semua fitnah yang mengatasnamakan saya,” tegas Rudi dengan nada terkejut kepada wartawan, Senin (19/8) di tahanan KPK.

Rudi yang mengenakan baju tahanan KPK berwarna orange, tampak tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, ada pihak-pihak yang melibatkan namanya untuk kepentingan politik sekelompok orang. Ia berharap di tengah kasus hukum yang menimpanya saat ini, isu-isu liar itu tidak dilontarkan.

“Apa yang terjadi pada saya tidak ada kaitannya dengan politik. Ini adalah masalah hukum dan akan saya perjuangkan sesuai hukum yang berlaku. Jadi tidak benar kalau saya diperas Partai Demokrat, apalagi menerima suap untuk memberi dana konvensi,” tegas Rudi.
Sebelumnya, telah beredar surat di kalangan media, dengan menggunakan nama Rudi Rubiandini yang mengaku diperas oleh Partai Demokrat. Dalam surat tersebut Rudi mengambil suap agar dananya diberikan kepada Partai Demokrat untuk melakukan konvensi.

Rudi yang berhasil diwawancarai wartawan Setelah hampir sepekan berada di balik tahanan KPK mengaku dirinya berada di tengah-tengah ratusan penjahat sektor Migas.

Saat ditemui, Senin (19/8), Rudi terlihat berusaha kuat menahan jatuh air matanya. Dengan mata berkaca-kaca, Rudi mengaku selama ini ia sudah berusaha sekuat tenaga memperbaiki sektor Migas sesuai amanah yang diberikan padanya.

“Saya berada di tengah-tengah ratusan penjahat Migas. Meski kadang sendirian, saya berusaha mana yang bisa diperbaiki, saya perbaiki. Bagi yang tidak bisa, saya terus berusaha dan berusaha. Sungguh tidak mudah,” katanya

Rudi pun mengulang kembali komitmen yang pernah disampaikan kepada kolega di jajaran Lembaga dan Kementrian. Pada mereka Rudi pernah menegaskan ingin memperbaiki sektor Migas, terutama dari mafia-mafia Migas yang banyak bermain.

“Saya sudah berusaha menjaganya. Tapi inikan banyak sekali pemainnya,” kata Rudi
sembari menyatakan mempertanggungjawabkan kasusnya di hadapan hukum, sekaligus menyatakan siap membantu KPK membongkar mafia migas nasional.

Rudi mengaku begitu banyak sekali mafia yang bermain di sektor Migas. Selama ini ia telah berusaha menjaga diri sekaligus memperbaiki sistem yang dinilainya berpeluang masuk para ‘pemain’ migas.

“Ada yang bisa diperbaiki, tapi banyak juga kawan-kawan mereka (para mafia) yang bermain di luar. Makanya jadi seperti ini (kasus hukum). Saya akan bantu KPK mengungkap semuanya, sesuai dengan koridor hukum tentunya,” janji Rudi.

Sepekan silam, KPK menangkap basah Rudi saat menerima suap dari PT Kernel Oil, perusahaan trading minyak asal Singapura yang ingin memenangkan tender minyak mentah SKK Migas.

KPK menemukan barang bukti uang sebesar 400 ribu dollar AS, 90 ribu dollar AS, dan 127 ribu dollar Singapura. Rudi Rubiandini pun menjadi tersangka bersama Simon Tanjaya dari Kernel Oil Pte Ltd dan Deviardi, pelatih golf Rudi Rubiandini. (jpnn)

JAKARTA- Kasus suap yang melibatkan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Rudi Rubiandini, menggelinding bak bola liar. Terlebih setelah beredar surat elektronik atas nama Rudi, yang mengaku terpaksa menerima suap karena diperas Partai Demokrat. Namun dari balik jeruji rumah tahanan KPK, Rudi membantah semuanya.

“Tidak benar itu semua. Saya tidak pernah menuliskan pesan apalagi surat Itu semua fitnah yang mengatasnamakan saya,” tegas Rudi dengan nada terkejut kepada wartawan, Senin (19/8) di tahanan KPK.

Rudi yang mengenakan baju tahanan KPK berwarna orange, tampak tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, ada pihak-pihak yang melibatkan namanya untuk kepentingan politik sekelompok orang. Ia berharap di tengah kasus hukum yang menimpanya saat ini, isu-isu liar itu tidak dilontarkan.

“Apa yang terjadi pada saya tidak ada kaitannya dengan politik. Ini adalah masalah hukum dan akan saya perjuangkan sesuai hukum yang berlaku. Jadi tidak benar kalau saya diperas Partai Demokrat, apalagi menerima suap untuk memberi dana konvensi,” tegas Rudi.
Sebelumnya, telah beredar surat di kalangan media, dengan menggunakan nama Rudi Rubiandini yang mengaku diperas oleh Partai Demokrat. Dalam surat tersebut Rudi mengambil suap agar dananya diberikan kepada Partai Demokrat untuk melakukan konvensi.

Rudi yang berhasil diwawancarai wartawan Setelah hampir sepekan berada di balik tahanan KPK mengaku dirinya berada di tengah-tengah ratusan penjahat sektor Migas.

Saat ditemui, Senin (19/8), Rudi terlihat berusaha kuat menahan jatuh air matanya. Dengan mata berkaca-kaca, Rudi mengaku selama ini ia sudah berusaha sekuat tenaga memperbaiki sektor Migas sesuai amanah yang diberikan padanya.

“Saya berada di tengah-tengah ratusan penjahat Migas. Meski kadang sendirian, saya berusaha mana yang bisa diperbaiki, saya perbaiki. Bagi yang tidak bisa, saya terus berusaha dan berusaha. Sungguh tidak mudah,” katanya

Rudi pun mengulang kembali komitmen yang pernah disampaikan kepada kolega di jajaran Lembaga dan Kementrian. Pada mereka Rudi pernah menegaskan ingin memperbaiki sektor Migas, terutama dari mafia-mafia Migas yang banyak bermain.

“Saya sudah berusaha menjaganya. Tapi inikan banyak sekali pemainnya,” kata Rudi
sembari menyatakan mempertanggungjawabkan kasusnya di hadapan hukum, sekaligus menyatakan siap membantu KPK membongkar mafia migas nasional.

Rudi mengaku begitu banyak sekali mafia yang bermain di sektor Migas. Selama ini ia telah berusaha menjaga diri sekaligus memperbaiki sistem yang dinilainya berpeluang masuk para ‘pemain’ migas.

“Ada yang bisa diperbaiki, tapi banyak juga kawan-kawan mereka (para mafia) yang bermain di luar. Makanya jadi seperti ini (kasus hukum). Saya akan bantu KPK mengungkap semuanya, sesuai dengan koridor hukum tentunya,” janji Rudi.

Sepekan silam, KPK menangkap basah Rudi saat menerima suap dari PT Kernel Oil, perusahaan trading minyak asal Singapura yang ingin memenangkan tender minyak mentah SKK Migas.

KPK menemukan barang bukti uang sebesar 400 ribu dollar AS, 90 ribu dollar AS, dan 127 ribu dollar Singapura. Rudi Rubiandini pun menjadi tersangka bersama Simon Tanjaya dari Kernel Oil Pte Ltd dan Deviardi, pelatih golf Rudi Rubiandini. (jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/