SUMUTPOS.CO – Kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ke Universitas Jember (Unej) kemarin (19/11) dimanfaatkan pihak kampus untuk menunjukkan berbagai produk penelitian di bidang pertanian dan pangan alternatif. Dahlan juga berdialog dengan sekitar 3.000 mahasiswa.
Jawa Pos Radar Jember melaporkan, salah satu isu yang diangkat dalam dialog tersebut adalah pembangunan pergulaan nasional. Sebelum itu, Dahlan dipameri varietas tebu transgenik tahan kering yang ditemukan Prof Bambang Sugiharto, peneliti Unej. Dahlan pun menantang Unej untuk melahirkan temuan-temuan baru. “Saya minta peneliti Unej menemukan varietas tebu tahan basah,” katanya.
Dahlan menuturkan, problem petani tebu bukan hanya menaklukkan lahan kering seperti di Madura dan beberapa daerah luar Jawa. Tren anomali cuaca yang cenderung basah sepanjang tahun membuat petani tebu harus merugi karena rendemen yang rendah. Curah hujan yang tinggi juga membuat tingkat kemanisan tebu berkurang. Karena itu, Dahlan menantang peneliti Unej untuk menemukan jenis tebu yang tetap manis meskipun sepanjang tahun terguyur hujan.
“Saya minta PTPN membantu dana penelitian ke Unej untuk menemukan varietas tebu tahan basah. Mana tadi Pak Subiyono (Dirut PTPN X), tolong berdiri,” kata Dahlan. Pernyataan Dahlan tersebut langsung disambut tepuk tangan seluruh peserta dialog.
Dahlan juga mengungkap salah satu strategi swasembada gula. Menurut dia, agar Indonesia swasembada gula, yang harus dibenahi bukan hanya sektor produksi tebu, melainkan juga industri gula. Untuk bisa swasembada gula, Indonesia harus memiliki sedikitnya 15 pabrik gula baru.
“Karena itu, BUMN saat ini mendirikan pabrik gula baru di Glenmore (Banyuwangi). Selama 20 tahun kita tidak punya pabrik baru. Pabrik gula baru di Glenmore itu nanti menjadi yang terbesar di Indonesia,” tegasnya.
Dahlan menyampaikan apresiasi atas kontribusi Unej terhadap pembangunan pertanian. “Meski baru kali ini datang ke Unej, sebelumnya saya sudah melihat karya Unej di Wonogiri. Saya salut dengan temuan singkong yang dihasilkan peneliti Unej yang diproduksi masal di Wonogiri,” paparnya.
Seandainya datang ke Wonogiri, mahasiswa Unej pasti akan menangis melihat begitu besar manfaat karya kampusnya bagi masyarakat setempat. “Dari penelitian Prof Bagio (Prof Achmad Subagio, guru besar Unej, Red), 90 persen penduduk Wonogiri itu tanam singkong. Jika masalah singkong diberesi, 90 persen masalah sudah selesai. Ini konkret sekali,” tandasnya.
Dahlan juga diajak melihat sejumlah hasil penelitian Unej. Antara lain penemuan tepung mocaf, beras cerdas, tebu transgenik, mobil listrik, serta aneka makanan olahan dari koro-koroan. Atas kiprah Dahlan dalam pengembangan pangan alternatif bersama sejumlah BUMN, Unej menganugerahi mantan Dirut PLN tersebut dengan sebutan Bapak Pangan Alternatif Nasional.
Dahlan datang ke Jember dengan naik kereta api Mutiara Timur. Dia sempat menjajal mobil listrik karya mahasiswa Fakultas Teknik Unej. Dahlan menyetir mobil listrik itu dengan didampingi Moh. Hasan, rektor Unej. (ram/har/JPNN/c9/ca)