28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Dengar Keluh Kesah, Kritikan hingga Pemberian Hadiah

SURABAYA – Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5), seluruh direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‘mengajar’ di seluruh Indonesia. Mereka ada yang mengajar di sekolah asalnya, atau di kampung kelahirannya dan ada pula yang mengajar di kampung halaman istri atau suaminya.

BERBINCANG: Menneg BUMN RI, Dahlan Iskan (tengah) berbincang   penemu pil KB untuk laki-laki, Prof Bambang Prayogo (kanan), saat memberikan kuliah umum  peringatan Hari Kebangkitan Nasional .//ANDY SATRIA/RADAR SURABAY
BERBINCANG: Menneg BUMN RI, Dahlan Iskan (tengah) berbincang dengan penemu pil KB untuk laki-laki, Prof Bambang Prayogo (kanan), saat memberikan kuliah umum dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional .//ANDY SATRIA/RADAR SURABAY

Meski mengagas ide itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan tak mau kalah untuk memberikan motivasi bagi generasi muda dengan tema ‘Melalui Riset untuk Peningkatan Produktifitas’. Kampus yang beruntung itu adalah UNAIR di Surabaya.

Sebelum memberi motivasi di hadapan ratusan mahasiswa, Dahlan lebih dulu mendengar keluh kesah atau pemikiran mereka. Salah satunya adalah Himas Hakim Presiden BEM Unair. Dia mengkritik pemerintah habis-habisan, mulai dari bahan bakar minyak (BBM), kemiskinan dan kesenjangan. Setelah 5 menit Himas bicara, baru Dahlan balik bertanya. “Terus solusinya apa?,” tanya balik Dahlan usai mendengarkan keluh kesah Himas.
Kemudian Himas menjawab, “Kita harus berkarya,” jawab Himas singkat.

Mendengar jawaban itu, mantan dirut PLN ini sempat kaget. Namun justru karena jawaban singkat itu dan tidak bertele-tele, Dahlan kagum pada Himas.
“Harusnya anda bilang bahwa ini harus kita hancurkan, kita lawan dan lain-lain. Tapi dia malah sebaliknya, jawaban anda bagus dan yang terpenting itu harus dilakukan,” sahut Dahlan.

Lain lagi dengan Irma, mahasiswi Unair Jurusan Tehnik Lingkungan ini mengaku miris melihat banyak masyarakat yang masih memiliki kesadaran minim.
Irma mengeluh, karena semua program yang dia buat tidak berhasil. Misalnya, buang sampah pada tempatnya di kampungnya Jombang. Dia sedih karena masyarakat tidak ada yang mau ikut dan mendengar.

Meski begitu, Irma menyampaikan keluhan tersebut tanpa marah-marah ataupun kesal, dia justru memaparkan kegembiraan dan bahagia. Hal itu membuat Dahlan heran.

“Dia ini aneh, meski lagi galau dan kecewa tapi tetap menyampaikannya dengan gembira dan bahagia. Anda hebat, teruslah berjuang demi kebaikan,” pungkas Dahlan.

Atas semangatnya itu, Himas dan Irma mendapat hadiah khusus dari Dahlan. Hadiah itu sengaja diberikan untuk menambah lagi semangat keduanya dalam melakukan hal dan ide baru.

Dalam kesempatan itu pula Dahlan menyempatkan diri sekitar 10 menit untuk berdialog dengan guru besar di Unair tentang hasil-hasil penelitian termasuk dengan Prof Nyoman, Ahli pengembangan sapi. (chi/jpnn)

SURABAYA – Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5), seluruh direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‘mengajar’ di seluruh Indonesia. Mereka ada yang mengajar di sekolah asalnya, atau di kampung kelahirannya dan ada pula yang mengajar di kampung halaman istri atau suaminya.

BERBINCANG: Menneg BUMN RI, Dahlan Iskan (tengah) berbincang   penemu pil KB untuk laki-laki, Prof Bambang Prayogo (kanan), saat memberikan kuliah umum  peringatan Hari Kebangkitan Nasional .//ANDY SATRIA/RADAR SURABAY
BERBINCANG: Menneg BUMN RI, Dahlan Iskan (tengah) berbincang dengan penemu pil KB untuk laki-laki, Prof Bambang Prayogo (kanan), saat memberikan kuliah umum dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional .//ANDY SATRIA/RADAR SURABAY

Meski mengagas ide itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan tak mau kalah untuk memberikan motivasi bagi generasi muda dengan tema ‘Melalui Riset untuk Peningkatan Produktifitas’. Kampus yang beruntung itu adalah UNAIR di Surabaya.

Sebelum memberi motivasi di hadapan ratusan mahasiswa, Dahlan lebih dulu mendengar keluh kesah atau pemikiran mereka. Salah satunya adalah Himas Hakim Presiden BEM Unair. Dia mengkritik pemerintah habis-habisan, mulai dari bahan bakar minyak (BBM), kemiskinan dan kesenjangan. Setelah 5 menit Himas bicara, baru Dahlan balik bertanya. “Terus solusinya apa?,” tanya balik Dahlan usai mendengarkan keluh kesah Himas.
Kemudian Himas menjawab, “Kita harus berkarya,” jawab Himas singkat.

Mendengar jawaban itu, mantan dirut PLN ini sempat kaget. Namun justru karena jawaban singkat itu dan tidak bertele-tele, Dahlan kagum pada Himas.
“Harusnya anda bilang bahwa ini harus kita hancurkan, kita lawan dan lain-lain. Tapi dia malah sebaliknya, jawaban anda bagus dan yang terpenting itu harus dilakukan,” sahut Dahlan.

Lain lagi dengan Irma, mahasiswi Unair Jurusan Tehnik Lingkungan ini mengaku miris melihat banyak masyarakat yang masih memiliki kesadaran minim.
Irma mengeluh, karena semua program yang dia buat tidak berhasil. Misalnya, buang sampah pada tempatnya di kampungnya Jombang. Dia sedih karena masyarakat tidak ada yang mau ikut dan mendengar.

Meski begitu, Irma menyampaikan keluhan tersebut tanpa marah-marah ataupun kesal, dia justru memaparkan kegembiraan dan bahagia. Hal itu membuat Dahlan heran.

“Dia ini aneh, meski lagi galau dan kecewa tapi tetap menyampaikannya dengan gembira dan bahagia. Anda hebat, teruslah berjuang demi kebaikan,” pungkas Dahlan.

Atas semangatnya itu, Himas dan Irma mendapat hadiah khusus dari Dahlan. Hadiah itu sengaja diberikan untuk menambah lagi semangat keduanya dalam melakukan hal dan ide baru.

Dalam kesempatan itu pula Dahlan menyempatkan diri sekitar 10 menit untuk berdialog dengan guru besar di Unair tentang hasil-hasil penelitian termasuk dengan Prof Nyoman, Ahli pengembangan sapi. (chi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/