30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Jokowi Jual Senjata ke Kamboja

Hal tersebut diakui menjadi tanda bahwa potensi perdagangan Asia Afrika bisa dijebol dengan mudah. “Bahkan bisa menjadi dua kali lipat dalam tiga tahun saja,” imbuhnya.

Karena itu, dia menilai perlu sebuah wadah yang memberi akses kepada negara untuk menjajaki peluang perdagangan secara agresif. Kelembagaan yang dinamai oleh Asian African Business Council (AABC) tersebut diakui bakal mempunyai dua markas. Yakni, Indonesia sebagai markas di Asia dan Afrika Selatan sebagai markas di Afrika.

Kami tahu bahwa para delegasi di KAA juga mengusulkan Asian African Center (AAC). Tapi, organisasi yang kami adakan nanti tak ada hubungannya dengan mereka. Ini adalah murni wadah para pengusaha untuk saling menjajaki,” terangnya.

Kepala Riset LP3E KADIN Didik Rachbini menambahkan, organisasi tersebut terbentuk sebagai open ended (membuka rekrutmen negara anggota kapanpun). Sehingga, organisasi tersebut bisa berkembang sesuai zaman yang ada.

“Yang tadi dijadikan wakil untuk membentuk inisiasi ada 12 negara. Misalnya, India, Jordanm Thailand, Tiongkok, Mesir, dan Pakistan,” ungkap pemimpin deklarasi AABS 2015 itu.

Terkait struktur organisasi, dia mengaku bakal menentukan tetek bengek tersebut di Jakarta enam bulan kedepan. “Meski begitu, sudah ada negara yang bersedia untuk menjadi tuan rumah. Yakni negara Mesir,” terangnya.

Hal tersebut pun dipastikan delegasi Mesir Mohamed Baraka. Ketua Egyptian Indonesian Business Council tersebut mengaku memang mengusulkan untuk menjadi host konferensi AABC pertama. Menurutnya, potensi perdagangan antara Asia dan Afrika sudah waktunya digenjot.

“Saya sendiri sudah menjadi rekan dari salah satu produk ban di Indonesia dan sekarang meraup market share terbesar kedua di negara saya. Dari pengalaman ini saya tahu kalau produk dari Indonesia juga berkualitas dengan harga yang terjangkau,” terangnya.

Hal tersebut diakui menjadi tanda bahwa potensi perdagangan Asia Afrika bisa dijebol dengan mudah. “Bahkan bisa menjadi dua kali lipat dalam tiga tahun saja,” imbuhnya.

Karena itu, dia menilai perlu sebuah wadah yang memberi akses kepada negara untuk menjajaki peluang perdagangan secara agresif. Kelembagaan yang dinamai oleh Asian African Business Council (AABC) tersebut diakui bakal mempunyai dua markas. Yakni, Indonesia sebagai markas di Asia dan Afrika Selatan sebagai markas di Afrika.

Kami tahu bahwa para delegasi di KAA juga mengusulkan Asian African Center (AAC). Tapi, organisasi yang kami adakan nanti tak ada hubungannya dengan mereka. Ini adalah murni wadah para pengusaha untuk saling menjajaki,” terangnya.

Kepala Riset LP3E KADIN Didik Rachbini menambahkan, organisasi tersebut terbentuk sebagai open ended (membuka rekrutmen negara anggota kapanpun). Sehingga, organisasi tersebut bisa berkembang sesuai zaman yang ada.

“Yang tadi dijadikan wakil untuk membentuk inisiasi ada 12 negara. Misalnya, India, Jordanm Thailand, Tiongkok, Mesir, dan Pakistan,” ungkap pemimpin deklarasi AABS 2015 itu.

Terkait struktur organisasi, dia mengaku bakal menentukan tetek bengek tersebut di Jakarta enam bulan kedepan. “Meski begitu, sudah ada negara yang bersedia untuk menjadi tuan rumah. Yakni negara Mesir,” terangnya.

Hal tersebut pun dipastikan delegasi Mesir Mohamed Baraka. Ketua Egyptian Indonesian Business Council tersebut mengaku memang mengusulkan untuk menjadi host konferensi AABC pertama. Menurutnya, potensi perdagangan antara Asia dan Afrika sudah waktunya digenjot.

“Saya sendiri sudah menjadi rekan dari salah satu produk ban di Indonesia dan sekarang meraup market share terbesar kedua di negara saya. Dari pengalaman ini saya tahu kalau produk dari Indonesia juga berkualitas dengan harga yang terjangkau,” terangnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/