30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menag: Usul Nama, Kirim ke WA 08118497492

Mahfud MD

Mahfud MD: Hanya Inventarisasi

Perdebatan soal daftar 200 mubalig atau penceramah yang direkomendasikan Kementerian Agama (Kemenag) masih bergulir. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menyikapi hal itu lebih positif.

Menurutnya daftar tersebut tidak perlu dijadikan konflik. Sebab dia menilai daftar itu hanya sebatas inventarisasi Kemenag bukan untuk ajang seleksi antarpenceramah.

“Tak perlu menimbulkan konflik lah, jangan diartikan daftar itu sebagai seleksi, melainkan sebagai inventarisasi,” ungkap Mahfud, Minggu (20/5).

Jika daftar tersebut dijadikan inventarisasi, maka tidak menutup kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah secara bertahap. Sebab, Kemenag juga memiliki keterbatasan dalam menentukan penceramah yang baik jika harus diselesaikan dalam satu periode.

Sementara itu, apabila Kemenag berencana menambah daftar tersebut, Mahfud menganjurkan untuk memanfaatkan kantor perwakilan di daerah. Dengan demikian diharapkan proses pendataan bisa lebih maksimal.

“Kementerian agama bisa mendata disetiap kantor urusan agama bahkan di Kementerian Kabupaten, bahkan kalau perlu sampai ke Kecamatan di catat aja,” terangnya.

Di sisi lain Mahfud menilai, masih banyak penceramah-penceramah hebat yang belum masuk dalam daftar Kemenag. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka yang telah terdaftar memiliki kemampuan yang lebih rendah dibanding dai di luar daftar tersebut.

“Banyak kok orang-orang hebat itu yang tidak termasuk dalam 200 itu. Mungkin ada juga di antara 200 orang itu yang tidak sehebat yang tidak masuk. Oleh sebab itu jangan diartikan sebagai seleksi melainkan inventarisasi,” kata Mahfud.

Mahfud yang namanya masuk dalam 200 mubalig itu menilai, tidak merasa spesial. “Biasa saja. Saya tahu (masuk daftar) itu dari berita di online,” ujar Mahfud.

Sementara itu dari keseluruhan penceramah yang masuk daftar Kemenag, Mahfud mengaku hanya mengenal sekitar 50 orang, sisanya tidak familiar di telinganya. “Dari 200 orang mungkin yang saya kenal sebagai penceramah mungkin 50 orang, yang lain tidak tahu,” terangnya.

Di sisi lain Mahfud menegaskan bahwa masyarakat tidak diwajibkan menggunakan jasa 200 penceramah itu. Publik dibolehkan mengambil dai dari luar daftar yang disediakan Kemenag. “Masyarakat dipersilakan ambil penceramah sendiri di luar itu kan boleh,” katanya. (bal/esy/jpnn/sat/jpc)

Mahfud MD

Mahfud MD: Hanya Inventarisasi

Perdebatan soal daftar 200 mubalig atau penceramah yang direkomendasikan Kementerian Agama (Kemenag) masih bergulir. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menyikapi hal itu lebih positif.

Menurutnya daftar tersebut tidak perlu dijadikan konflik. Sebab dia menilai daftar itu hanya sebatas inventarisasi Kemenag bukan untuk ajang seleksi antarpenceramah.

“Tak perlu menimbulkan konflik lah, jangan diartikan daftar itu sebagai seleksi, melainkan sebagai inventarisasi,” ungkap Mahfud, Minggu (20/5).

Jika daftar tersebut dijadikan inventarisasi, maka tidak menutup kemungkinan jumlah itu akan terus bertambah secara bertahap. Sebab, Kemenag juga memiliki keterbatasan dalam menentukan penceramah yang baik jika harus diselesaikan dalam satu periode.

Sementara itu, apabila Kemenag berencana menambah daftar tersebut, Mahfud menganjurkan untuk memanfaatkan kantor perwakilan di daerah. Dengan demikian diharapkan proses pendataan bisa lebih maksimal.

“Kementerian agama bisa mendata disetiap kantor urusan agama bahkan di Kementerian Kabupaten, bahkan kalau perlu sampai ke Kecamatan di catat aja,” terangnya.

Di sisi lain Mahfud menilai, masih banyak penceramah-penceramah hebat yang belum masuk dalam daftar Kemenag. Bahkan tidak menutup kemungkinan mereka yang telah terdaftar memiliki kemampuan yang lebih rendah dibanding dai di luar daftar tersebut.

“Banyak kok orang-orang hebat itu yang tidak termasuk dalam 200 itu. Mungkin ada juga di antara 200 orang itu yang tidak sehebat yang tidak masuk. Oleh sebab itu jangan diartikan sebagai seleksi melainkan inventarisasi,” kata Mahfud.

Mahfud yang namanya masuk dalam 200 mubalig itu menilai, tidak merasa spesial. “Biasa saja. Saya tahu (masuk daftar) itu dari berita di online,” ujar Mahfud.

Sementara itu dari keseluruhan penceramah yang masuk daftar Kemenag, Mahfud mengaku hanya mengenal sekitar 50 orang, sisanya tidak familiar di telinganya. “Dari 200 orang mungkin yang saya kenal sebagai penceramah mungkin 50 orang, yang lain tidak tahu,” terangnya.

Di sisi lain Mahfud menegaskan bahwa masyarakat tidak diwajibkan menggunakan jasa 200 penceramah itu. Publik dibolehkan mengambil dai dari luar daftar yang disediakan Kemenag. “Masyarakat dipersilakan ambil penceramah sendiri di luar itu kan boleh,” katanya. (bal/esy/jpnn/sat/jpc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/