31.7 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Gempa Susulan di Aceh hingga Akhir Juli

ACEH TENGAH-Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi istri Ani Yudhoyono tiba di tenda pengungsian Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah (Ateng) sekira pukul 10.10 Wib, Selasa (9/7).

DICIUM: Pipi Presiden SBY mendadak dicium korban gempa Aceh  mengungsi  Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah, kemarin.
DICIUM: Pipi Presiden SBY mendadak dicium korban gempa Aceh yang mengungsi di Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah, kemarin.

Sebelum memasuki memasuki tenda pengungsian, SBY melihat-lihat dokumentasi foto pascagempa di Pos Kotis Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Polda Aceh. Saat SBY memasuki tenda pengungsian korban gempa, seorang pengungsi tiba-tiba memeluk, mencium, dan menangis di pangkuan SBY.

SBY langsung duduk di lantai tenda pengungsian dan diikuti Ani Budhoyono, seketika suasana menjadi haru. SBY dan Ibu Negara juga terlihat menyeka air mata dan menenangkan korban gempa yang menangis. Dalam kunjungan ini, SBY menjanjikan sejumlah uang untuk pembangunan tempat tinggal korban gempa yang rusak parah dan ringan. Di lokasi pengungsian ini, terdapat hampir 600 jiwa, baik orang tua, dewasa dan anak-anak.

Selain menerima keluhan langsung dari para korban, SBY juga sempat ‘dihadiahi’ dua buah puisi dari anak korban gempa. “Berkunjung ke tempat ini untuk pertama-tama menguncapkan belasungkawa yang setinggi-tingginya atas musibah ini. Yang kedua kami semua, TNI/Polri, Satgas Bencana Alam, akan terus bekerja untuk mencari yang belum ketemu. Kalau Allah menakdirkan tetap hidup itu kebesaran Allah. Kalau Allah menentukan lain, kita akan terus carikan sampai ketemu jenazahnya,” kata SBY yang hadir dengan menggunakan helikopter superpuma dari Lhokseumawe.
Dalam kesempatan itu, SBY juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras atas musibah tersebut. “Tugas kita belum rampung, marilah kita teruskan,” tegasnya.

Masa Tanggap Darurat Dperpanjang

Dalam kunjungan satu jam itu, SBY didampingi beberapa Menteri serta Gubernur Aceh, Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda termasuk dua Bupati wilayah tersebut. Terkait dengan kondisi yang belum stabil, Gubernur Aceh memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat hingga 17 Juli mendatang. Jumlah pengungsi yang makin meningkat membuat kebutuhan logistik juga makin meningkat.

Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mengupayakan tambahan logistik untuk para pengungsi. “Kebutuhan mendesak para pengungsi saat ini adalah tenda, selimut, makanan, kain sarung, kasur, dan air bersih,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.

Di antara kebutuhan tersebut, yang paling mendesak adalah tenda dan selimut. Suhu di pengungsian yang turun drastis saat malam bisa berbahaya bagi kesehatan para pengungsi. Jumlah pengungsi di dua kabupaten tersebut terus meningkat. Data terakhir menyebut jumlah pengungsi mencapai 52.113 jiwa.

Selain berkumpul di 70 titik pengungsian, sebagian pengungsi lain memilih bertahan di pekarangan rumah mereka dengan mendirikan tenda darurat. BNPB juga merevisi jumlah korban meninggal. Karena adanya pencatatan ganda, seorang warga Aceh Tengah yang tertimbun longsor di Bener Meriah tercatat dua kali. “Jumlah korban meninggal sekarang mencapai 39 orang,” lanjutnya.

Jumlah rumah yang rusak hingga kini terdata 16.019 unit. Terdiri dari 6.178 rumah rusak berat, 3.061 rumah rusak sedang, dan 6.780 rumah rusak ringan. Sutopo menuturkan, sidang kabinet yang dipimpin Presiden Senin (8/7) lalu secara khusus juga membahas gempa Aceh. “Dalam sidang itu disetujui untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya di sektor perumahan,” tuturnya.
Sementara itu, BMKG meminta masyarakat bener Meriah dan Aceh Tengah untuk tetap tenang. Sebab, gempa susulan masih akan terus terjadi. “Gempa susulan akan mereda sekitar dua sampai tiga minggu setelah Gempa pertama terjadi,” terang Kepala BMKG Sri Woro Budiharjo dalam pernyataan persnya kemarin.

Hingga Senin lalu, BMKG sudah mencatat setidaknya 88 kali gempa susulan terjadi di Aceh. Sri meminta para pengungsi tidak khawatir jika masih merasakan gempa hingga saat ini. Gempa tersebut terbilang normal, dan intensitasnya akan semakin menurun. (yus/ra/byu/ken/jpnn)

ACEH TENGAH-Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi istri Ani Yudhoyono tiba di tenda pengungsian Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah (Ateng) sekira pukul 10.10 Wib, Selasa (9/7).

DICIUM: Pipi Presiden SBY mendadak dicium korban gempa Aceh  mengungsi  Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah, kemarin.
DICIUM: Pipi Presiden SBY mendadak dicium korban gempa Aceh yang mengungsi di Desa Kampung Bernung-Kute Gelime Kecamatan Ketol Aceh Tengah, kemarin.

Sebelum memasuki memasuki tenda pengungsian, SBY melihat-lihat dokumentasi foto pascagempa di Pos Kotis Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Polda Aceh. Saat SBY memasuki tenda pengungsian korban gempa, seorang pengungsi tiba-tiba memeluk, mencium, dan menangis di pangkuan SBY.

SBY langsung duduk di lantai tenda pengungsian dan diikuti Ani Budhoyono, seketika suasana menjadi haru. SBY dan Ibu Negara juga terlihat menyeka air mata dan menenangkan korban gempa yang menangis. Dalam kunjungan ini, SBY menjanjikan sejumlah uang untuk pembangunan tempat tinggal korban gempa yang rusak parah dan ringan. Di lokasi pengungsian ini, terdapat hampir 600 jiwa, baik orang tua, dewasa dan anak-anak.

Selain menerima keluhan langsung dari para korban, SBY juga sempat ‘dihadiahi’ dua buah puisi dari anak korban gempa. “Berkunjung ke tempat ini untuk pertama-tama menguncapkan belasungkawa yang setinggi-tingginya atas musibah ini. Yang kedua kami semua, TNI/Polri, Satgas Bencana Alam, akan terus bekerja untuk mencari yang belum ketemu. Kalau Allah menakdirkan tetap hidup itu kebesaran Allah. Kalau Allah menentukan lain, kita akan terus carikan sampai ketemu jenazahnya,” kata SBY yang hadir dengan menggunakan helikopter superpuma dari Lhokseumawe.
Dalam kesempatan itu, SBY juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras atas musibah tersebut. “Tugas kita belum rampung, marilah kita teruskan,” tegasnya.

Masa Tanggap Darurat Dperpanjang

Dalam kunjungan satu jam itu, SBY didampingi beberapa Menteri serta Gubernur Aceh, Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda termasuk dua Bupati wilayah tersebut. Terkait dengan kondisi yang belum stabil, Gubernur Aceh memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat hingga 17 Juli mendatang. Jumlah pengungsi yang makin meningkat membuat kebutuhan logistik juga makin meningkat.

Hingga saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mengupayakan tambahan logistik untuk para pengungsi. “Kebutuhan mendesak para pengungsi saat ini adalah tenda, selimut, makanan, kain sarung, kasur, dan air bersih,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.

Di antara kebutuhan tersebut, yang paling mendesak adalah tenda dan selimut. Suhu di pengungsian yang turun drastis saat malam bisa berbahaya bagi kesehatan para pengungsi. Jumlah pengungsi di dua kabupaten tersebut terus meningkat. Data terakhir menyebut jumlah pengungsi mencapai 52.113 jiwa.

Selain berkumpul di 70 titik pengungsian, sebagian pengungsi lain memilih bertahan di pekarangan rumah mereka dengan mendirikan tenda darurat. BNPB juga merevisi jumlah korban meninggal. Karena adanya pencatatan ganda, seorang warga Aceh Tengah yang tertimbun longsor di Bener Meriah tercatat dua kali. “Jumlah korban meninggal sekarang mencapai 39 orang,” lanjutnya.

Jumlah rumah yang rusak hingga kini terdata 16.019 unit. Terdiri dari 6.178 rumah rusak berat, 3.061 rumah rusak sedang, dan 6.780 rumah rusak ringan. Sutopo menuturkan, sidang kabinet yang dipimpin Presiden Senin (8/7) lalu secara khusus juga membahas gempa Aceh. “Dalam sidang itu disetujui untuk mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi, khususnya di sektor perumahan,” tuturnya.
Sementara itu, BMKG meminta masyarakat bener Meriah dan Aceh Tengah untuk tetap tenang. Sebab, gempa susulan masih akan terus terjadi. “Gempa susulan akan mereda sekitar dua sampai tiga minggu setelah Gempa pertama terjadi,” terang Kepala BMKG Sri Woro Budiharjo dalam pernyataan persnya kemarin.

Hingga Senin lalu, BMKG sudah mencatat setidaknya 88 kali gempa susulan terjadi di Aceh. Sri meminta para pengungsi tidak khawatir jika masih merasakan gempa hingga saat ini. Gempa tersebut terbilang normal, dan intensitasnya akan semakin menurun. (yus/ra/byu/ken/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/