30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dahlan Iskan Dipanggil Bareskrim, Ini Penjelasan Yusril

Namun, PLN pada tahun 2010 berinisiatif untuk membuka tender pengadaan BBM di daerah-daerah yang tidak perlu menggunakan jetty milik Pertamina. Yakni di Medan, Semarang dan Jakarta.

Dari 9 juta ton BBM, yang melalui proses lelang sebanyak 2 juta ton dan dibagi ke dalam 5 tender pengadaan.

Sedangkan untuk 7 juta ton BBM tetap dibeli langsung dari Pertamina tanpa melalui tender.

Yusril menambahkan, kala itu tendernya terbuka untuk produsen BBM dalam negeri maupun asing. PLN, kata Yusril, kala itu juga menyodorkan syarat.

“Jika tender dimenangkan asing, maka harga terendah yang dimenangkan asing itu harus ditawarkan kepada produsen dalam negeri apakah mereka berminat dan sanggup memasok dengan harga itu,” tutur Yusril.

Ternyata dalam tender Pertamina juga ikut dan memenangkan 1 proyek pengadaan.

“Harga penawarannya lebih rendah dari harga jual Pertamina kepada PLN selama ini. Sedangkan empat tender lainnya dimenangkan oleh Shell,” paparnya.

Karena Shell adalah produsen asing, maka empat tender yang dimenangkan perusahaan asal Amerika Serikat itu ditawarkan kepada produsen dalam negeri, yakni Pertamina dan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang 70 persen sahamnya dikuasai pemerintah RI.

Akhirnya, lanjut Yusril, 2 tender yg dimenangkan Shell diambil oleh Pertamina, sedangkan 2 lainnya diambil TPPI.

Dari situlah muncul dua jenis harga yang berbeda dalam pembelian BBM oleh PLN ke Pertamina antara pembelian langsung dan pembelian melalui tender.

“Nah Pak Dahlan menganggap pengadaan melalui tender ini menguntungkan PLN dalam arti mampu menghemat pengeluaran dibanding dengan cara konvensional membeli langsung ke Pertamina yang harganya lebih mahal,” pungkas Yusril.(jpnn)

Namun, PLN pada tahun 2010 berinisiatif untuk membuka tender pengadaan BBM di daerah-daerah yang tidak perlu menggunakan jetty milik Pertamina. Yakni di Medan, Semarang dan Jakarta.

Dari 9 juta ton BBM, yang melalui proses lelang sebanyak 2 juta ton dan dibagi ke dalam 5 tender pengadaan.

Sedangkan untuk 7 juta ton BBM tetap dibeli langsung dari Pertamina tanpa melalui tender.

Yusril menambahkan, kala itu tendernya terbuka untuk produsen BBM dalam negeri maupun asing. PLN, kata Yusril, kala itu juga menyodorkan syarat.

“Jika tender dimenangkan asing, maka harga terendah yang dimenangkan asing itu harus ditawarkan kepada produsen dalam negeri apakah mereka berminat dan sanggup memasok dengan harga itu,” tutur Yusril.

Ternyata dalam tender Pertamina juga ikut dan memenangkan 1 proyek pengadaan.

“Harga penawarannya lebih rendah dari harga jual Pertamina kepada PLN selama ini. Sedangkan empat tender lainnya dimenangkan oleh Shell,” paparnya.

Karena Shell adalah produsen asing, maka empat tender yang dimenangkan perusahaan asal Amerika Serikat itu ditawarkan kepada produsen dalam negeri, yakni Pertamina dan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang 70 persen sahamnya dikuasai pemerintah RI.

Akhirnya, lanjut Yusril, 2 tender yg dimenangkan Shell diambil oleh Pertamina, sedangkan 2 lainnya diambil TPPI.

Dari situlah muncul dua jenis harga yang berbeda dalam pembelian BBM oleh PLN ke Pertamina antara pembelian langsung dan pembelian melalui tender.

“Nah Pak Dahlan menganggap pengadaan melalui tender ini menguntungkan PLN dalam arti mampu menghemat pengeluaran dibanding dengan cara konvensional membeli langsung ke Pertamina yang harganya lebih mahal,” pungkas Yusril.(jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/