BIMA, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang berbuah banjir yang merendam ribuan rumah di Bima dan Sumbawa, mengakibatkan sekitar 100 ribu orang diungsikan.
“Mereka sejauh ini ditampung di masjid-masjid yang ada lantai dua-nya,” kata Agung Pramudya, Kasi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu, dibangun juga tenda-tenda penampungan darurat di berbagai lokasi.
Kepada Ging Ginanjar dari BBC Indonesia, ia menyebutkan, bahwa air sudah mulai surut di berbagai titik, jalan sudah ada yang bisa digunakan, serta listrik mulai berfungsi lagi.
“Sebelumnya, banjir di lima kecamatan di Kota Bima tingginya sampai satu hingga dua meter meliputi Kecamatan Rasanae, Rasanae Timur, Rasanae Barat dan Punda,” kata Agung pula.
Sementara ketinggian banjir di wilayah Lewirato, Sadia, Jati Wangi, Melayu, Pena Na’e mencapai dua meter. “Selain warga yang dievakuasi dari rumah-rumah yang terendam, tahanan di LP Kota Bima juga dievakuasi karena terendam banjir,” tambah Agung.
Ditegaskan, tak ada laporan korban meninggal sejauh ini, dan bantuan kemanusiaan sudah dikerahkan ke kawasan terdampak.
Di Kabupaten Sumbawa, setidaknya satu desa terendam banjir yang awalnya berketinggian satu hingga dua meter.
Hujan deras yang berbuah banjir yang merendam ribuan rumah di Bima dan Sumbawa sepanjang Selasa (20/12) hingga Rabu (21/12) dini hari, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana terkait dengan badai siklon Yvette.
“Siklon tropis Yvette saat ini posisinya di Samudera Hindia, sekitar 620 km sebelah selatan Denpasar dengan arah dan gerak Utara Timur Laut menyebabkan hujan deras di wilayah Indonesia bagian selatan, memicu hujan ekstrem di beberapa wilayah di NTB, khususnya Bima dan Sumbawa,” kata Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara BNPB.
Dan Bima mengalami dampak paling parah, karena “kota Bima berada pada topografi cekungan,” kata Sutopo dalam keterangan persnya. (bbc)