26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tetangga: Tiap Dinihari Terdengar Suara seperti Kembang Api

Pada saat itu, Agus tidak mencurigai tujuan Adam menyewa kontrakannya karena alasannya seperti pengontrak pada umumnya. ”Saya lihat dia (Adam, Red) tukang ojek online, ya saya bilang silahkan saja. Saya lihat dia juga pakai jaket Gojek,” ujar Agus.

Gerak-gerik keseharian para pelaku menurut Agus pun wajar-wajar saja. Aktivitas mereka berangkat pagi dan baru kembali setelah larut malam. ”Malam hari setahu saya mereka tidak ada kegiatan,” tambah Agus.

Agus membeberkan, rumah kontrakannya baru saja selesai dibangun. Jumlahnya ada empat pintu. Masing-masing pintu berukuran sekitar 3×3 meter persegi. Itu terdiri dari teras, ruang tamu, dan kamar mandi. ”Jadi, Adam dan kawan-kawannya itu adalah pengontrak kedua. Sebelumnya sudah pernah ada yang menempati kamar kontrakan pintu nomor dua tersebut,” terang Agus.

Sementara itu, Rosita, 37, warga yang tinggal persis di belakang kontrakan tersebut mengaku curiga dengan gelagat para pelaku. Sepengetahuannya, setiap pukul 01.00 – 05.00, selalu terdengar suara seperti kembang api. ”Srooss gitu. Kayak kembang api dinyalakan lah kira-kira,” ucap perempuan berambut sebahu itu.

Selain itu, beberapa kali dia melihat salah seorang di antaranya membawa perkakas kelistrikan seperti kabel dan lain sebagainya. ”Saya pernah pelaku membawa ransel besar mereka Adidas. Saya juga lihat ada kabel digulung. Warga sini mengira mereka itu pegawai PLN,” ungkap Rosita.

Sehari sebelum penggerebekan dan baku tembak, Selasa (20/12), pukul 01.00, ada dua pria berwajah asing yang dicurigai sebagai intelijen berkeliling di sekitar kontrakan. Mereka pula yang ternyata bersama rombongan Densus 88 mengepung kontrakan itu kemarin pagi. ”Saya dengar letusan seperti petasan berentet kayak petasan. Eh, ternyata lagi baku tembak pelaku sama polisi. Pelurunya sampai tembus ke kamar mandi rumah saya,” bebernya.

Soal keseharian mereka, Rosita kurang tahu persis. Yang dia tahu, di depan kontrakan itu hanya ada satu sepada motor Honda GL 100. Beberapa kali dia memergoki sedang dicuci oleh salah seorang pelaku. ”Kita kira mereka itu pegawi PLN, kalau enggak ya mahasiswa,” tambahnya. (ilo/jpg/adz)

Pada saat itu, Agus tidak mencurigai tujuan Adam menyewa kontrakannya karena alasannya seperti pengontrak pada umumnya. ”Saya lihat dia (Adam, Red) tukang ojek online, ya saya bilang silahkan saja. Saya lihat dia juga pakai jaket Gojek,” ujar Agus.

Gerak-gerik keseharian para pelaku menurut Agus pun wajar-wajar saja. Aktivitas mereka berangkat pagi dan baru kembali setelah larut malam. ”Malam hari setahu saya mereka tidak ada kegiatan,” tambah Agus.

Agus membeberkan, rumah kontrakannya baru saja selesai dibangun. Jumlahnya ada empat pintu. Masing-masing pintu berukuran sekitar 3×3 meter persegi. Itu terdiri dari teras, ruang tamu, dan kamar mandi. ”Jadi, Adam dan kawan-kawannya itu adalah pengontrak kedua. Sebelumnya sudah pernah ada yang menempati kamar kontrakan pintu nomor dua tersebut,” terang Agus.

Sementara itu, Rosita, 37, warga yang tinggal persis di belakang kontrakan tersebut mengaku curiga dengan gelagat para pelaku. Sepengetahuannya, setiap pukul 01.00 – 05.00, selalu terdengar suara seperti kembang api. ”Srooss gitu. Kayak kembang api dinyalakan lah kira-kira,” ucap perempuan berambut sebahu itu.

Selain itu, beberapa kali dia melihat salah seorang di antaranya membawa perkakas kelistrikan seperti kabel dan lain sebagainya. ”Saya pernah pelaku membawa ransel besar mereka Adidas. Saya juga lihat ada kabel digulung. Warga sini mengira mereka itu pegawai PLN,” ungkap Rosita.

Sehari sebelum penggerebekan dan baku tembak, Selasa (20/12), pukul 01.00, ada dua pria berwajah asing yang dicurigai sebagai intelijen berkeliling di sekitar kontrakan. Mereka pula yang ternyata bersama rombongan Densus 88 mengepung kontrakan itu kemarin pagi. ”Saya dengar letusan seperti petasan berentet kayak petasan. Eh, ternyata lagi baku tembak pelaku sama polisi. Pelurunya sampai tembus ke kamar mandi rumah saya,” bebernya.

Soal keseharian mereka, Rosita kurang tahu persis. Yang dia tahu, di depan kontrakan itu hanya ada satu sepada motor Honda GL 100. Beberapa kali dia memergoki sedang dicuci oleh salah seorang pelaku. ”Kita kira mereka itu pegawi PLN, kalau enggak ya mahasiswa,” tambahnya. (ilo/jpg/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/