22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Masuk Kedokteran Ditarif Rp26 Juta

JAKARTA- Praktik pemerasan calon peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) terungkap. Orangtua peserta SNMPTN yang ingin masuk Fakultas Kedokteran (FK) ditodong untuk membayar Rp26 juta oleh oknum pegawai sekolah.

Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Akhmaloka, tergelitik mendegar kabar tersebut. Dia menegaskan, untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) manapun, dan fakultas apa pun melalui jalur SNMPTN sama sekali tidak dipungut biaya dalam semua prosesnya.
“Kalau ada yang kayak gitu, tolong sekolahnya dikasih tahu ke kita, karena SNMPTN tidak ada uang jaminan untuk masuk universitas,” tegas Akhmaloka saat dikonfirmasi JPNN, Jumat (22/2).

Kasus ini terungkap saat seorang wali murid SMAN 5 Pekanbaru inisial M (tidak mau identitasnya disebutkan) melapor ke DPRD Kota Pekanbaru, Kamis (21/2). Dia mengaku diminta menyediakan uang jaminan Rp26 juta oleh oknum pegawai SMAN 5 tersebut jika anaknya ingin masuk Fakultas Kedokteran UNRI.

Apabila tidak membayar jaminan, maka PIN ujian masuk SNMPTN tidak bisa diperoleh. Menurut M, oknum tersebut juga menyatakan permintaan jaminan ini katanya sudah ketetapan pihak UNRI yang diteruskan ke sekolah. Namun hal ini sudah dibantah oleh Kasubag BAAK UNRI, Afrinaldi kemarin.
Menyikapi hal ini, Akhmaloka menilai persoalan ini bisa saja berpotensi pemerasan. Dia kembali meminta kepada masyarakat untuk melaporkan bila ada sekolah-sekolah nakal dalam proses SNMPTN.

“Kalau kemudian ada sekolah yang melakukan kenalakan kayak gitu, mohon dikasih tahu juga, sekolah apa, dan tentu kalau kemudian tergolong pemerasan, itu sudah di level yang lain (tindak pidana, Red),” tegasnya.

Pendaftar Tembus 320 Ribu

Akhmaloka mengatakan, penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN sudah mencatat sebanyak 320 ribu pendaftar. Rektor ITB itu menyebutkan, proses penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN yang dilakukan secara online berjalan lancar. Sekolah yang ikut juga sudah dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu, walau secara nasional ada yang belum ikut.

“Pendaftaran kan sudah dimulai. Ada 320 ribuan siswa yang sudah daftar SNMPTN,” katanya.

Saat Raker Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dengan DPR beberapa waktu lalu, terungkap masih adanya sejumlah daerah yang kesulitan mengakses internet. Sehingga proses pendaftaran SNMPTN lewat online itupun terkendala.
Menanggapi hal ini, Akhmaloka mengatakan, bagi daerah-daerah yang akses internetnya lelet dan menyulitkan pendaftaran online, akan dibantu oleh Universitas Negeri setempat.

“Semua PTN setempat akan membantu, jadi ada tim panitia dari PTN setempat yang bisa mendatangi daerah itu, atau silahkan sekolah dan siswanya datang ke PTN itu, akan dipermudah aksesnya,” tambahnya.(fat/jpnn)

JAKARTA- Praktik pemerasan calon peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) terungkap. Orangtua peserta SNMPTN yang ingin masuk Fakultas Kedokteran (FK) ditodong untuk membayar Rp26 juta oleh oknum pegawai sekolah.

Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Akhmaloka, tergelitik mendegar kabar tersebut. Dia menegaskan, untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) manapun, dan fakultas apa pun melalui jalur SNMPTN sama sekali tidak dipungut biaya dalam semua prosesnya.
“Kalau ada yang kayak gitu, tolong sekolahnya dikasih tahu ke kita, karena SNMPTN tidak ada uang jaminan untuk masuk universitas,” tegas Akhmaloka saat dikonfirmasi JPNN, Jumat (22/2).

Kasus ini terungkap saat seorang wali murid SMAN 5 Pekanbaru inisial M (tidak mau identitasnya disebutkan) melapor ke DPRD Kota Pekanbaru, Kamis (21/2). Dia mengaku diminta menyediakan uang jaminan Rp26 juta oleh oknum pegawai SMAN 5 tersebut jika anaknya ingin masuk Fakultas Kedokteran UNRI.

Apabila tidak membayar jaminan, maka PIN ujian masuk SNMPTN tidak bisa diperoleh. Menurut M, oknum tersebut juga menyatakan permintaan jaminan ini katanya sudah ketetapan pihak UNRI yang diteruskan ke sekolah. Namun hal ini sudah dibantah oleh Kasubag BAAK UNRI, Afrinaldi kemarin.
Menyikapi hal ini, Akhmaloka menilai persoalan ini bisa saja berpotensi pemerasan. Dia kembali meminta kepada masyarakat untuk melaporkan bila ada sekolah-sekolah nakal dalam proses SNMPTN.

“Kalau kemudian ada sekolah yang melakukan kenalakan kayak gitu, mohon dikasih tahu juga, sekolah apa, dan tentu kalau kemudian tergolong pemerasan, itu sudah di level yang lain (tindak pidana, Red),” tegasnya.

Pendaftar Tembus 320 Ribu

Akhmaloka mengatakan, penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN sudah mencatat sebanyak 320 ribu pendaftar. Rektor ITB itu menyebutkan, proses penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN yang dilakukan secara online berjalan lancar. Sekolah yang ikut juga sudah dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu, walau secara nasional ada yang belum ikut.

“Pendaftaran kan sudah dimulai. Ada 320 ribuan siswa yang sudah daftar SNMPTN,” katanya.

Saat Raker Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh dengan DPR beberapa waktu lalu, terungkap masih adanya sejumlah daerah yang kesulitan mengakses internet. Sehingga proses pendaftaran SNMPTN lewat online itupun terkendala.
Menanggapi hal ini, Akhmaloka mengatakan, bagi daerah-daerah yang akses internetnya lelet dan menyulitkan pendaftaran online, akan dibantu oleh Universitas Negeri setempat.

“Semua PTN setempat akan membantu, jadi ada tim panitia dari PTN setempat yang bisa mendatangi daerah itu, atau silahkan sekolah dan siswanya datang ke PTN itu, akan dipermudah aksesnya,” tambahnya.(fat/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/