MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jenazah Erwin David (21), yang menjadi korban kapal tongkang yang tenggelam, di Perairan Pulau Carey, Kuala Langat, Selangor, Malaysia, Rabu (18/6) dini hari, belum juga sampai di rumah duka di Jl Garu I, Gg Bengkoang, Kel Harjosari I, Medan Amplas, Minggu (22/6).
Menurut abang korban, Syarizal Ahmad Tanjung (40) saat ditemui di rumah duka, Minggu (22/6) siang. jenazah adiknya baru akan diberangkatkan ke KNIA, Senin (23/6) pagi, akibat pesawat kargo jurusan KNIA penuh.
“Sekira jam 08.00 Wib pagi, jenazah akan tiba di KNIA. Itu kata para relawan yang di Malaysia,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tidak ada mengalami masalah dalam keberangkatan. “Tidak ada masalah yang kita temui untuk keberangkatan. Kalau yang hari ini (kemarin), jenazah warga Aceh yang diberangkatkan. Wajar-wajar aja mereka duluan, soalnya pemda mereka lebih aktif,” ungkapnya.
Saat disinggung apakah keluarga dikenai biaya, anak ke-2 dari 9 bersaudara ini mengatakan, pihak keluarga tidak dikenai biaya sama sekali. “Semua biaya ditanggung sama KBRI yang ada di Malaysia tapi hanya biaya keberangkatan saja. Kalau sudah tiba di Kualanamu kita jemput sendiri,” ujarnya.
Kemudian, dirinya mengatakan saat ini pria yang membawa Erwin ke Malaysia yang bernama Ali warga Malaysia infonya sudah melarikan diri ke Cina Taipei. Pasalnya hingga saat ini pihak keluarga tidak dapat menghubungi Ali.
“Jadi sekarang bukan agen Sarkas SDN BHD, atas Nama Abdul Halim Bahidin aja yang melarikan diri. Si Ali yang membawanya ke sana juga sudah melarikan diri,” pungkasnya.
Amatan wartawan dirumah duka, rumah duka tampak masih dikunjungi para sanak keluarga. Para keluarga korban masih menunggu jenazah tiba di rumah duka.
Sementara itu, penanggung jawab pos pengembalian jenazah, Dr Mahyuzar mengatakan hingga saat ini pihaknya belum ada menemukan korban lagi pasca karamnya kapal tongkang. Di samping itu, dia mengatakan hingga saat ini jenazah yang sudah teridentifikasi masih 10 orang.
“Masih 10 yang teridentifikasi. Untuk saat ini yang orang Medan masih Erwin David,” ucapnya singkat.
Tim SAR Malaysia masih terus melakukan pencarian korban dari tenggelamnya dua kapal pada 18 Juni 2014. Saat ini telah berhasil ditemukan 14 jenazah korban yang telah ditemukan terdiri dari 11 lelaki dan tiga perempuan.
Mengutip siaran pers dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Minggu (22/6), 11 jenazah telah berhasil diidentifikasi yakni 10 laki-laki dan satu perempuan. Sementara tiga jenazah belum dapat dikembalikan kepada keluarga karena belum dapat diidentifikasi.
KBRI Kuala Lumpur akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait di Malaysia untuk melakukan pencarian atas korban tenggelam lainnya.
“Keluarga Besar KBRI menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban kapal tenggelam yang meninggal dunia,” demikian pernyataan dari pihak Kemlu.
Dubes RI terus mengimbau agar seluruh warga negara Indonesia di Malaysia agar tidak menempuh jalur kepulangan yang berbahaya untuk kembali ke Indonesia.
B
Tim pencari dan SAR Malaysia yang masih mencari warga negara Indonesia (WNI) juga mengerahkan anjing pelacak. Diharapkan anjing ini bisa melacak keberadaan korban.
“Anjing dari unit K-9 sudah diturunkan untuk mencari korban yang hilang dari kecelakaan kapal di Sungai Air Hitam,” ujar Kepala Pemadam Kebakaran dan SAR Azmi Saddon, seperti dikutip The Star.
“Anjing-anjing itu diturunkan di wilayah tepi sungai. Sementara proses pencarian difokuskan hingga 25 mil laut di tepi laut dan 15 mil laut di laut,” lanjutnya.
Azmi menambahkan, total 260 orang personel dari berbagai kesatuan turut serta dalam proses pencarian ini. Kapal berisi 97 penumpang itu tenggelam pada 17 Juni 2014 dan 63 orang berhasil diselamatkan, sementara 20 lainnya dinyatakan hilang.
Pemerintah Malaysia menangkap dua orang WNI yang diduga terkait dengan kecelakaan ini. Dari keterangan pihak berwenang, WNI yang ditangkap berusia 44 dan 54 tahun. Kedua WNI ditangkap ketika penyergapan di Port Klang.
Kepala Kepolisian Selangor Datuk Mohamad Ahsan menyatakan, dua orang yang ditangkap ini diyakini sebagai agen kapal serta koodinator di lapangan. (ind)