MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem masih menghantui pelaksanaan wukuf hari ini. Senin malam (21/9) terjadi angin kencang di Padang Arafah. Angin kencang disertai hujan cukup besar. Akibatnya, ada enam maktab yang tenda untuk wukuf 50 persen rusak. Yaitu ada di maktab 8,9, 21,35,36,48.
“Kami sudah menghubungi Muassasah dan langsung diperbaiki malam itu juga. Pagi ini sudah bisa dihuni jamaah. Alhamdulillah pemberangkatkan jamaah haji ke Arafah tetap sesuai jadwal,” ujar Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat.
Pada siang hari memang tampak para jamaah beristirahat setelah Salat Zuhur. Mereka tidak melihat ada ditenda yang roboh, karena mereka datang ke Arafah sekitar pukul 9.00 WAS. “Di maktab kami maktab 7 aman. Panas mencapai 41 derajat,” ujar Syaichu jamaah dari Surabaya.
Tentang perubahan cuaca yang tiba-tiba itu, Arsyad mengakui, cuaca ekstrem terjadi malam turun tiba-tiba hingga 36 derajat Celcius, dan siang suhu panas mencapai 41 hingga 43 derajat Celcius. “Karena itu, kami sudah mewanti-wanti jamaah agar tidak keluar tenda siang hari untuk melakukan aktivitas yang tidak perlu. Doa saja di tenda lebih baik,” ujarnya.
Terkait hujan yang tiba-tiba, kata Arsyad, jamaah haji diminta menyiapkan payung. “Insya Allah menurut perkiraan cuaca malam ini (malam jelang wukuf) tidak terjadi hujan. Kalaupun ada hujan deras dan angin kencang, Muassasah sudah menyiapkan 250 bus untuk evakuasi jamaah,” katanya.
Dia menyebutkan, ada keluhan dari jamaah, bahwa karpet ada yang bolong dan jalan antar tenda tidak rapi, sehingga tidak bisa dilalui jamaah. Laporan langsung ditindak lanjuti oleh Muassasah dan sudah diganti.
“Untuk mengurangi panas ada 50 water cooler dipasang di maktab. Ini sudah lebih baik daripada tahun lalu yang tidak ada pendingin sama sekali. Kami menginginkan jamaah bisa beribadah dengan baik,” tuturnya.
Hingga kemarin sore, pemberangkatan jamaah sudah hampir setenghanya. Diperkirakan pukul 22.00 (WAS) semua jamaah sudah selesai berangkat ke Arafah. “Jamaah jangan khawatir, kami PPIH Daker Makkah akan melakukan sweeping, siapa saja jamaah yang belum ke Arafah, dan akan disiapkan akomodasi khusus,” paparnya.
Sementara itu, mengenai konsumsi untuk jamaah juga mulai digeber. Dapur yang dibangun di beberapa tempat mulai siang kemarin sudah beroperasi. Karena jamaah mulai malam ini mendapat jatah makan malam.
Sedangkan Kadaker Jeddah Nurul Badruttaman yang menjadi penanggungjawab Arafah menambahkan, jamaah justru datang lebih cepat daripada jadwal. Karena itu, pemberangkatan jamaah dari pondokan ke Arafah diperkirakan tidak sampai subuh sudah selesai. Tapi hanya sampai pukul 22.00 WAS. “Tidak ada kendala pemberangkatan jamaah. Memang ada bus yang lambat datang, tapi sudah teratasi,” katanya.
Sementara itu, kondisi jamaah Indonesia tahun ini memang relatif tidak sangat baik. Hingga kemarin, jamaah yang dibakdalkan hajinya (diganti oleh petugas) karena meninggal atau sakit parah yang tidak bisa lagi beraktivitas) ada sekitar 202 orang. “Memang cukup banyak karena ada kejadian crane yang menyebabkan 11 orang meninggal,” katanya.
Sedangkan jamaah haji yang masih bisa dibawa ke Arafah dengan ambulans atau bus khusus yang dilengkapi peralatan kesehatan seperti oksigen dan lainnya atau biasa disebut disafari wukufkan ada 152 orang. Mereka yang mengikuti safari wukuf hanya sebentar di Arafah karena Arafah adalah puncak atau inti haji, lalu dikembalikan lagi untuk mendapatkan perawatan.