31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Korban Gempa Cianjur: 165 Orang Tewas Teridentifikasi, 39 Masih Hilang

CIANJUR, SUMUTPOS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan proses evakuasi korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 165 jenazah dari 272 warga yang meninggal dunia.

Menurut Suharyanto, pihaknya belum bisa melakukan identifikasi terhadap 107 korban jiwa yang meninggal akibat gempa magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11). “Dari 272 masih ada 107 yang belum bisa diidentifikasi,” kata Suharyanto dalam konferensi pers di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11).

Suharyanto meminta masyarakat di Cianjur yang anggota keluarganya meninggal dunia untuk segera melengkapi data kematian. Hal ini penting, untuk dijadikan syarat bagi keluarga yang ditinggalkan agar mendapatkan bantuan dan santunan dari Pemerintah. “Kenapa ini perlu? karena ini menyangkut bantuan dan santunan. Itu semua syaratnya adalah surat kematian,” ucap Suharyanto.

Sementara itu, 39 orang masih dilaporkan hilang. Sementara itu, 2.064 orang luka-luka dan 62.545 orang harus mengungsi di tenda-tenda darurat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Cianjur menekankan proses evakuasi dan penyelamatan korban terdampak gempa di Cianjur harus jadi prioritas. “Penyelamatan, evakuasi yang pertama,” ucap Jokowi saat meninjau lokasi terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat.

Kepala negara menyampaikan, saat ini masih terdapat 39 orang hilang akibat gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11). Jokowi menginginkan puluhan orang itu segera ditemukan. “Evakuasi tadi ada 39 yang belum ditemukan, ini juga segera dimulai sebelum datangnya hujan,” pinta Jokowi.

Jokowi mengharapkan, prosea evakuasi berjalan lancar. Sehingga masyarakat terdampak gempa segera melakukan pemulihan rehabilitasi. “Moga-moga semua bisa tertangani dan kita bisa konsentrasi ke rehabilitasi, karena ini gempanya sudah mulai mereda,” pungkas Jokowi.

 

Donasi Capai Rp1,8 Miliar

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, donasi yang terkumpul untuk korban gempa mencapai Rp1,8 miliar. Donasi tersebut berasal dari sumbangan masyarakat, lembaga, hingga pemerintah. “Per tanggal 24 pukul 13.00, saya cek Bank Cianjur sudah 258 donatur dengan sejumlah uang Rp1.819.615.951,” kata Herman dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/11).

Herman menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi donasi. Herman mengatakan pihaknya bakal menggunakannya secara transparan dan sesuai peraturan. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur mengucapkan terimakasih kepada para donatur atas nama perorangan maupun lembaga, dinas maupun kabupaten kota. Kami akan gunakan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku,” katanya.

 

Pengungsi Mulai Terserang Penyakit

Sementara itu, pantauan Radar Cianjur (Jawa Pos Grup), sejumlah pengungsi di Kampung Pasir Sayang mulai terserang penyakit. Ada yang mengalami tekanan darah tinggi, gangguan lambung, sakit kepala, dan sakit di sekujur badan.

Berdasar data Tim Kesehatan Yonif Raider 300/BJW di lokasi pengungsian, sebanyak 50 orang yang menjalani tes kesehatan mengeluh sakit kepala dan lambung. Sedangkan pengungsi lanjut usia (lansia) rata-rata mengalami tensi tinggi dan sakit di sekujur badan. “Mungkin kekurangan asupan makanan karena suplai logistik dan kesehatan belum tiba,’’ ujar Dokkes Yonif Raider 300/BJW Lettu Bayu Indra Utama.

Ada juga satu lansia yang mengalami stroke. Tim Kesehatan Yonif Raider 300/BJW telah memberikan penanganan dini. Sambil menunggu datangnya obat-obatan, beberapa pengungsi memilih mengonsumsi obat-obatan tradisional.

Pada bagian lain, pengungsi yang sebelumnya memenuhi halaman parkir RSUD Sayang dan sekitarnya mulai berkurang. Di halaman parkir RSUD Sayang, terdapat sembilan tenda berukuran sedang dan besar yang digunakan sebagai pusat layanan informasi, kebutuhan logistik, dan pelayanan masyarakat.

Lalu, di depan instalasi rawat inap, berdiri dua tenda berukuran besar dan satu kecil dengan fungsi yang sama. Sementara itu, di depan instalasi gawat darurat (IGD), ada tiga tenda untuk pasien dengan rata-rata bed sebanyak 12 unit.

Ayi Mariam, 55, korban gempa dari Kampung Rawacina, mengaku sudah dua malam berada di RSUD Sayang. ’’Baru hari ini (kemarin, Red) dipindahkan. Kemarin-kemarin sempat di parkiran,’’ katanya.

Ayi bercerita, dirinya tertimpa puing bangunan yang ambruk saat gempa terjadi. Untung, beberapa warga menemukan dan mengevakuasinya. ’’Saat mau salat, ketimpa reruntuhan. Kena kepala saya dan sekarang sudah dijahit. Ada 14 jahitan,’’ terangnya.

 

Gempa Susulan Melemah

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa susulan yang masih terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya semakin melemah. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta agar masyarakat tetap tenang lantaran satu minggu ke depan kondisi sudah stabil kembali. “Perlu disampaikan perkembangan terakhir kondisi agar masyarakat tetap tenang meskipun ada gempa susulan tapi semakin lemah. Antara empat hari sampai satu minggu ke depan sudah stabil,” kata Dwikorita di Pendopo Bupati Cianjur, Kamis (24/11).

Dwikorita juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendirikan tenda di pinggir lereng dan lembah lantaran berisiko terjadi bencana banjir serta longsor. “Agar tetap terus waspada terutama hujan dan puncak hujan di Desember sampai Januari. Longsor dan banjir mohon waspada. Tenda yang didirikan jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah,” ujarnya.

“Jangan terlalu dekat dengan lereng karena bisa terguyur hujan dan longsor. Hati hati menentukan tempat pengungsian,” kata Dwikorita. (byu/kim/c7/oni)

CIANJUR, SUMUTPOS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan proses evakuasi korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 165 jenazah dari 272 warga yang meninggal dunia.

Menurut Suharyanto, pihaknya belum bisa melakukan identifikasi terhadap 107 korban jiwa yang meninggal akibat gempa magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11). “Dari 272 masih ada 107 yang belum bisa diidentifikasi,” kata Suharyanto dalam konferensi pers di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11).

Suharyanto meminta masyarakat di Cianjur yang anggota keluarganya meninggal dunia untuk segera melengkapi data kematian. Hal ini penting, untuk dijadikan syarat bagi keluarga yang ditinggalkan agar mendapatkan bantuan dan santunan dari Pemerintah. “Kenapa ini perlu? karena ini menyangkut bantuan dan santunan. Itu semua syaratnya adalah surat kematian,” ucap Suharyanto.

Sementara itu, 39 orang masih dilaporkan hilang. Sementara itu, 2.064 orang luka-luka dan 62.545 orang harus mengungsi di tenda-tenda darurat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Cianjur menekankan proses evakuasi dan penyelamatan korban terdampak gempa di Cianjur harus jadi prioritas. “Penyelamatan, evakuasi yang pertama,” ucap Jokowi saat meninjau lokasi terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat.

Kepala negara menyampaikan, saat ini masih terdapat 39 orang hilang akibat gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11). Jokowi menginginkan puluhan orang itu segera ditemukan. “Evakuasi tadi ada 39 yang belum ditemukan, ini juga segera dimulai sebelum datangnya hujan,” pinta Jokowi.

Jokowi mengharapkan, prosea evakuasi berjalan lancar. Sehingga masyarakat terdampak gempa segera melakukan pemulihan rehabilitasi. “Moga-moga semua bisa tertangani dan kita bisa konsentrasi ke rehabilitasi, karena ini gempanya sudah mulai mereda,” pungkas Jokowi.

 

Donasi Capai Rp1,8 Miliar

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, donasi yang terkumpul untuk korban gempa mencapai Rp1,8 miliar. Donasi tersebut berasal dari sumbangan masyarakat, lembaga, hingga pemerintah. “Per tanggal 24 pukul 13.00, saya cek Bank Cianjur sudah 258 donatur dengan sejumlah uang Rp1.819.615.951,” kata Herman dalam konferensi pers virtual, Kamis (24/11).

Herman menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi donasi. Herman mengatakan pihaknya bakal menggunakannya secara transparan dan sesuai peraturan. “Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur mengucapkan terimakasih kepada para donatur atas nama perorangan maupun lembaga, dinas maupun kabupaten kota. Kami akan gunakan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku,” katanya.

 

Pengungsi Mulai Terserang Penyakit

Sementara itu, pantauan Radar Cianjur (Jawa Pos Grup), sejumlah pengungsi di Kampung Pasir Sayang mulai terserang penyakit. Ada yang mengalami tekanan darah tinggi, gangguan lambung, sakit kepala, dan sakit di sekujur badan.

Berdasar data Tim Kesehatan Yonif Raider 300/BJW di lokasi pengungsian, sebanyak 50 orang yang menjalani tes kesehatan mengeluh sakit kepala dan lambung. Sedangkan pengungsi lanjut usia (lansia) rata-rata mengalami tensi tinggi dan sakit di sekujur badan. “Mungkin kekurangan asupan makanan karena suplai logistik dan kesehatan belum tiba,’’ ujar Dokkes Yonif Raider 300/BJW Lettu Bayu Indra Utama.

Ada juga satu lansia yang mengalami stroke. Tim Kesehatan Yonif Raider 300/BJW telah memberikan penanganan dini. Sambil menunggu datangnya obat-obatan, beberapa pengungsi memilih mengonsumsi obat-obatan tradisional.

Pada bagian lain, pengungsi yang sebelumnya memenuhi halaman parkir RSUD Sayang dan sekitarnya mulai berkurang. Di halaman parkir RSUD Sayang, terdapat sembilan tenda berukuran sedang dan besar yang digunakan sebagai pusat layanan informasi, kebutuhan logistik, dan pelayanan masyarakat.

Lalu, di depan instalasi rawat inap, berdiri dua tenda berukuran besar dan satu kecil dengan fungsi yang sama. Sementara itu, di depan instalasi gawat darurat (IGD), ada tiga tenda untuk pasien dengan rata-rata bed sebanyak 12 unit.

Ayi Mariam, 55, korban gempa dari Kampung Rawacina, mengaku sudah dua malam berada di RSUD Sayang. ’’Baru hari ini (kemarin, Red) dipindahkan. Kemarin-kemarin sempat di parkiran,’’ katanya.

Ayi bercerita, dirinya tertimpa puing bangunan yang ambruk saat gempa terjadi. Untung, beberapa warga menemukan dan mengevakuasinya. ’’Saat mau salat, ketimpa reruntuhan. Kena kepala saya dan sekarang sudah dijahit. Ada 14 jahitan,’’ terangnya.

 

Gempa Susulan Melemah

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa susulan yang masih terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya semakin melemah. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta agar masyarakat tetap tenang lantaran satu minggu ke depan kondisi sudah stabil kembali. “Perlu disampaikan perkembangan terakhir kondisi agar masyarakat tetap tenang meskipun ada gempa susulan tapi semakin lemah. Antara empat hari sampai satu minggu ke depan sudah stabil,” kata Dwikorita di Pendopo Bupati Cianjur, Kamis (24/11).

Dwikorita juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendirikan tenda di pinggir lereng dan lembah lantaran berisiko terjadi bencana banjir serta longsor. “Agar tetap terus waspada terutama hujan dan puncak hujan di Desember sampai Januari. Longsor dan banjir mohon waspada. Tenda yang didirikan jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah,” ujarnya.

“Jangan terlalu dekat dengan lereng karena bisa terguyur hujan dan longsor. Hati hati menentukan tempat pengungsian,” kata Dwikorita. (byu/kim/c7/oni)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/