26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aceh Memanas, Bendera Bulan Bintang Dibakar

 BAKAR BENDERA. Setelah berhasil menurunkan Bendera Bulan Bintang yang dikibarkan oleh OTK, massa yang tergabung ditubuh PETA, LMP dan Forkab membakar bendera tersebut hingga habis. Foto: Yusra Amri Daud/Rakyat Aceh

BAKAR BENDERA. Setelah berhasil menurunkan Bendera Bulan Bintang yang dikibarkan oleh OTK, massa yang tergabung ditubuh PETA, LMP dan Forkab membakar bendera tersebut hingga habis. Foto: Yusra Amri Daud/Rakyat Aceh

TANAH GAYO – Simpang Lima kota Takengon, Sabtu siang (27/7), mendadak geger. Pasalnya, sebuah Bendera Bulan Bintang berukuran 1 meter x 60 centi meter, berkibar di pohon pinus dengan ketinggian sekitar 40 meter.

Tak ayal, pemandangan di tengah terik panas matahari itu langsung menjadi pusat perhatian warga yang melintas. Akibatnya, jalanan ditengah pusat kota Tanah Gayo tersebut sempat macet hampir satu jam.

Pengibaran bendera yang dilakukan oleh OTK tersebut, diduga terjadi pada dini hari kemarin. Yang membuat mencengangkan sejumlah warga kota berhawa sejuk itu, bendera tersebut berkibar hanya berjarak sekitar 150 meter dari Markas Kodim 0106/Aceh Tengah.

“Saya gak sadar kalau ada bendera diatas pohon pinus itu. Padahal, sejak pagi tadi saya jaga toko di sini,” kata salah seorang penjaga toko emas dikawasan Simpang Lima Takengon.

Sekira pukul 11.30 Wib, aparat keamanan kepolisian setempat mulai tiba di lokasi untuk menertibkan laju lalu lintas yang macet, dibantu personil TNI. Berselang beberapa menit, lalu tiba sejumlah anggota Pembela Tanah Air (PETA), Laskar Merah Putih (LMP) dan Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab), berupaya menurunkan Bendera Bulan Bintang yang masih gagah berkibar di pohon pinus itu.

Sekitar pukul 12.00 Wib, Bendera Bulan Bintang tersebut berhasil diturunkan oleh salah seorang anggota PETA yang memanjat lalu menebang dahan pinus tempat Bulan Bintang itu berkibar, lalu digantikan dengan Bendera Merah Putih. Seketika, sejumlah massa yang mengatasnamakan dari PETA, LMP dan Forkab, lanngsung membakar bendera tersebut hingga habis, seraya terdengar berbagai jenis umpatan.

“Di Tanah Gayo ini tidak boleh Bendera Bulan Bintang berkibar. Karena bendera ini adalah bendera separatis GAM,” pekik massa sambil terus berupaya membakar Bendera Bulan Bintang hingga habis. Aksi ini sempat menyita perhatian masyarakat yang melintas termasuk anak-anak. Bahkan, satu ruas jalan sempat diblokade ketika aksi pembakaran ini terjadi.

“Kami menyesalkan pengibaran bendera GAM ini, apalagi terjadi di dekat Kodim. Padahal Pemerintah RI sudah komit dengan Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan masalah bendera ini di meja runding. Pengibaran ini adalah ulah OTK yang tak bertanggung jawab. Ini pasti ulah provokator. Kami mengutuk tindakan yang dapat mengeruhkan suasana ini,” tegas Jhon, Ketua MLP Aceh.

Bendera PA Jadi Imbas

Usai pembakaran Bendera Bulan Bintang, salah seorang personil PETA, Cemerlang, terlihat tak kuasa menahan emosi lalu mengajak rekan-rekannya untuk mencabut Bendera Partai Aceh (PA) yang dikibarkan di sejumlah tempat.

Dimulai dari sebuah warung dan toko aksesoris, sejumlah massa dengan beringas mencopoti bendera PA sambil berteriak-teriak mengintari terminal labi-labi Bale Atu Takengon, mencabut bendera PA yang terpasang.

Tak berhenti hingga di situ, sejumlah personil PETA lalu ‘razia’ di seputaran kota Takengon mencopoti Bendera PA yang dipasang ditepi jalan protokol Takengon lalu membuang ke jalan. Amatan Rakyat Aceh, pencopotan Bendera PA dimulai dari jalan Lebe Kader, Takengon – Bireuen dan wilayah Pasar Inpres Takengon.

Sementara, Ketua PA Kabupaten Aceh Tengah, Ismuddin alias Renggali, yang dihubungi Rakyat Aceh melalui telepon seluler, membantah bahwa pengibaran Bulan Bintang itu dilakukan oleh pihaknya.

“Kami tidak ada hubungan dengan pengibaran Bendera Bulan Bintang tersebut. Tapi kenapa berimbas kepada Bendera Partai Aceh. Ini pelecehan. Kalau ini terjadi bisa ribut satu Takengon ini,” ancam Renggali, yang mengaku tengah berada di Blang Mancung Kecamatan Ketol, mendampingi kedatangan Wagub Aceh, Muzakir Manaf, bersama Duta Besar Arab Saudi, ke tenda pengungsian.

Lapor Polisi

Senada dengan salah seorang anggota PA, Karni, yang menghubungi Rakyat Aceh (Grup JPNN) melalui telepon seluler, pihaknya meminta perhatian aparat kepolisian karena bendera Partai mereka dirusak. “Ini pelecehan. Tolong dimuat di koran. Silahkan membakar Bendera Bulan Bintang yang berkibar itu. Tapi jangan bakar Bendera Partai kami. Kami tidak ada hubungan dengan pengibaran bendera tersebut,” tegas Karni.

Dia katakan, selain puluhan Bendera PA yang dicopot dan diinjak-injak, sebuah bendera PA sempat dibakar di depan umum. “Sekali lagi saya katakan, ini pelecehan. Hampir 30 buah bendera Partai Aceh dicopot dan diinjak-injak orang dan kendaraan setelah dilempar ke jalan. Kami akan melapor kasus ini kepada polisi. Barang bukti bendera yang dibakar ada sama kami,” katanya.

Dia katakan, tujuan pihaknya mengibarkan Bendera Partai bernomor 13 itu, untuk menyambut kedatangan Mualim, sapaan Wagub Aceh.

“Kami sudah koordinasi dengan Mualim, dan beliau telah memerintahkan agar kasus pelecehan ini dilaporkan kepada Polisi, supaya dapat menjadi penengah,” ungkap Karni, seraya berujar pihaknya akan kembali memasang Bendera PA yang sempat dicopot. (yus/smg)

 BAKAR BENDERA. Setelah berhasil menurunkan Bendera Bulan Bintang yang dikibarkan oleh OTK, massa yang tergabung ditubuh PETA, LMP dan Forkab membakar bendera tersebut hingga habis. Foto: Yusra Amri Daud/Rakyat Aceh

BAKAR BENDERA. Setelah berhasil menurunkan Bendera Bulan Bintang yang dikibarkan oleh OTK, massa yang tergabung ditubuh PETA, LMP dan Forkab membakar bendera tersebut hingga habis. Foto: Yusra Amri Daud/Rakyat Aceh

TANAH GAYO – Simpang Lima kota Takengon, Sabtu siang (27/7), mendadak geger. Pasalnya, sebuah Bendera Bulan Bintang berukuran 1 meter x 60 centi meter, berkibar di pohon pinus dengan ketinggian sekitar 40 meter.

Tak ayal, pemandangan di tengah terik panas matahari itu langsung menjadi pusat perhatian warga yang melintas. Akibatnya, jalanan ditengah pusat kota Tanah Gayo tersebut sempat macet hampir satu jam.

Pengibaran bendera yang dilakukan oleh OTK tersebut, diduga terjadi pada dini hari kemarin. Yang membuat mencengangkan sejumlah warga kota berhawa sejuk itu, bendera tersebut berkibar hanya berjarak sekitar 150 meter dari Markas Kodim 0106/Aceh Tengah.

“Saya gak sadar kalau ada bendera diatas pohon pinus itu. Padahal, sejak pagi tadi saya jaga toko di sini,” kata salah seorang penjaga toko emas dikawasan Simpang Lima Takengon.

Sekira pukul 11.30 Wib, aparat keamanan kepolisian setempat mulai tiba di lokasi untuk menertibkan laju lalu lintas yang macet, dibantu personil TNI. Berselang beberapa menit, lalu tiba sejumlah anggota Pembela Tanah Air (PETA), Laskar Merah Putih (LMP) dan Forum Komunikasi Anak Bangsa (Forkab), berupaya menurunkan Bendera Bulan Bintang yang masih gagah berkibar di pohon pinus itu.

Sekitar pukul 12.00 Wib, Bendera Bulan Bintang tersebut berhasil diturunkan oleh salah seorang anggota PETA yang memanjat lalu menebang dahan pinus tempat Bulan Bintang itu berkibar, lalu digantikan dengan Bendera Merah Putih. Seketika, sejumlah massa yang mengatasnamakan dari PETA, LMP dan Forkab, lanngsung membakar bendera tersebut hingga habis, seraya terdengar berbagai jenis umpatan.

“Di Tanah Gayo ini tidak boleh Bendera Bulan Bintang berkibar. Karena bendera ini adalah bendera separatis GAM,” pekik massa sambil terus berupaya membakar Bendera Bulan Bintang hingga habis. Aksi ini sempat menyita perhatian masyarakat yang melintas termasuk anak-anak. Bahkan, satu ruas jalan sempat diblokade ketika aksi pembakaran ini terjadi.

“Kami menyesalkan pengibaran bendera GAM ini, apalagi terjadi di dekat Kodim. Padahal Pemerintah RI sudah komit dengan Pemerintah Aceh untuk menyelesaikan masalah bendera ini di meja runding. Pengibaran ini adalah ulah OTK yang tak bertanggung jawab. Ini pasti ulah provokator. Kami mengutuk tindakan yang dapat mengeruhkan suasana ini,” tegas Jhon, Ketua MLP Aceh.

Bendera PA Jadi Imbas

Usai pembakaran Bendera Bulan Bintang, salah seorang personil PETA, Cemerlang, terlihat tak kuasa menahan emosi lalu mengajak rekan-rekannya untuk mencabut Bendera Partai Aceh (PA) yang dikibarkan di sejumlah tempat.

Dimulai dari sebuah warung dan toko aksesoris, sejumlah massa dengan beringas mencopoti bendera PA sambil berteriak-teriak mengintari terminal labi-labi Bale Atu Takengon, mencabut bendera PA yang terpasang.

Tak berhenti hingga di situ, sejumlah personil PETA lalu ‘razia’ di seputaran kota Takengon mencopoti Bendera PA yang dipasang ditepi jalan protokol Takengon lalu membuang ke jalan. Amatan Rakyat Aceh, pencopotan Bendera PA dimulai dari jalan Lebe Kader, Takengon – Bireuen dan wilayah Pasar Inpres Takengon.

Sementara, Ketua PA Kabupaten Aceh Tengah, Ismuddin alias Renggali, yang dihubungi Rakyat Aceh melalui telepon seluler, membantah bahwa pengibaran Bulan Bintang itu dilakukan oleh pihaknya.

“Kami tidak ada hubungan dengan pengibaran Bendera Bulan Bintang tersebut. Tapi kenapa berimbas kepada Bendera Partai Aceh. Ini pelecehan. Kalau ini terjadi bisa ribut satu Takengon ini,” ancam Renggali, yang mengaku tengah berada di Blang Mancung Kecamatan Ketol, mendampingi kedatangan Wagub Aceh, Muzakir Manaf, bersama Duta Besar Arab Saudi, ke tenda pengungsian.

Lapor Polisi

Senada dengan salah seorang anggota PA, Karni, yang menghubungi Rakyat Aceh (Grup JPNN) melalui telepon seluler, pihaknya meminta perhatian aparat kepolisian karena bendera Partai mereka dirusak. “Ini pelecehan. Tolong dimuat di koran. Silahkan membakar Bendera Bulan Bintang yang berkibar itu. Tapi jangan bakar Bendera Partai kami. Kami tidak ada hubungan dengan pengibaran bendera tersebut,” tegas Karni.

Dia katakan, selain puluhan Bendera PA yang dicopot dan diinjak-injak, sebuah bendera PA sempat dibakar di depan umum. “Sekali lagi saya katakan, ini pelecehan. Hampir 30 buah bendera Partai Aceh dicopot dan diinjak-injak orang dan kendaraan setelah dilempar ke jalan. Kami akan melapor kasus ini kepada polisi. Barang bukti bendera yang dibakar ada sama kami,” katanya.

Dia katakan, tujuan pihaknya mengibarkan Bendera Partai bernomor 13 itu, untuk menyambut kedatangan Mualim, sapaan Wagub Aceh.

“Kami sudah koordinasi dengan Mualim, dan beliau telah memerintahkan agar kasus pelecehan ini dilaporkan kepada Polisi, supaya dapat menjadi penengah,” ungkap Karni, seraya berujar pihaknya akan kembali memasang Bendera PA yang sempat dicopot. (yus/smg)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/